Rusia mengatakan, sejak memulai operasi udara pekan lalu pihaknya sudah melancarkan 60 gempuran udara terhadap berbagai sasaran terkait negara Islam atau IS. Tetapi aktivis dan pemberontak Suriah mengatakan, pemberontak moderat FSA yang dilatih AS dan Turki juga diserang oleh Rusia. Rusia menyerang semua musuh Assad baik pihak Islamic State maupun pemberontak sekuler / moderat.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan sekarang turut bersama pemimpin-pemimpin lain Barat meminta Rusia berhenti menggempur gerakan perlawanan Suriah sebaliknya memusatkan gempuran semata-mata terhadap negara Islam / IS.
Dalam wawancara televisi Presiden Erdogan mengatakan serangan udara Rusia menyasar barisan perlawanan yang moderat.
Erdogan mengatakan, serangan Rusia sebagian besar terpusat di Hama, Homs dan Aleppo dan terhadap berbagai kelompok yang selama ini menentang rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
"Mengapa Rusia begitu tertarik pada Suriah?," tanya Erdogan.
"Rusia tidak punya perbatasan dengan Suriah, tetapi Turki punya perbatasan yang panjangnya 911 kilometer. Saya gusar dengan apa yang terjadi sekarang," tambah Erdogan.
Namun, pejabat-pejabat Rusia tetap berkeras yang diserang adalah militer negara Islam (IS). Juru bicara Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, Andrei Kartapolov mengatakan dalam taklimat hari Sabtu (2/10) di Moskow bahwa pesawat tempur Rusia telah menggempur lebih dari 50 sasaran terkait IS selama 72 jam terakhir antaranya menggunakan bom pembongkar lubang terhadap pos komando bawah tanah dan fasilitas penyimpanan dekat Raqqa ibukota 'de facto' IS di Suriah.
"Kami tidak saja akan meneruskan serangan tetapi juga meningkatkan intensitasnya." kata Kartapolov kepada wartawan.
Rusia, katanya, sudah mengingatkan Amerika agar berhenti melakukan penerbangan di wilayah Angkatan Udara Rusia beroperasi.
Penduduk di propinsi Suriah bagian timur mengatakan pada akhir pekan ini pesawat jet tempur Rusia jenis Su-24, Su-25 dan Su-35 hampir selama 24 jam meraung di udara dari pangkalan udara Bassel al-Assad menuju ke utara dan timur. Nama pangkalan itu diambil dari nama saudara tertua Presiden Bashar al-Assad.
Suriahn Observatory For Human Rights yang berkedudukan di London yang mengritik campur tangan Rusia, mengukuhkan hari Sabtu malam ada beberapa serangan udara Rusia terhadap posisi IS di barat Raqqa.
Namun, hari Minggu beberapa lembaga pengamat termasuk Syrian Observatory maupun juga komandan-komandan pemberontak melaporkan pesawat tempur Rusia melancarkan beberapa serangan di kota Idlib yang dikuasai milisi Jabhat al –Nusra sekutu FSA yang tidak saja memerangi pemerintahan Assad tetapi juga negara Islam / IS.
Sementara itu, perdana menteri Inggris David Cameron hari Sabtu menuduh Rusia tidak membedakan antara barisan perlawanan yang menentang Assad dan jihadis negara Islam IS. Akibatnya, katanya, Rusia sebenarnya mendukung dan membantu Assad si jagal sehingga membuat keadaan benar-benar bertambah buruk. [al/voa/infoduniamiliter]
Link: http://www.infoduniamiliter.com/2015/10/erdogan-rusia-serang-saja-is-jangan-fsa.html