Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Sejarah

Minggu, 29 Maret 2015

Pemerintah Indonesia Imbau WNI di Yaman Pulang

Pemerintah Indonesia terus mendorong warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Yaman untuk mendaftarkan diri sehingga bisa segera dievakuasi kembali ke Tanah Air menyusul memburuknya situasi keamanan di negara itu.
Informasi mengenai dorongan untuk evakuasi oleh Pemerintah Indonesia disampaikan Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan persnya yang diterima hari ini, Sabtu (28/3/2015), mengingat situasi keamanan di Yaman semakin memburuk sejak Kamis dini hari lalu.
Menurut keterangan Kemlu RI, saat ini, jumlah WNI di wilayah Yaman sekitar 4.159 orang dan tersebar di berbagai kawasan, di antaranya adalah 2.686 mahasiswa dan 1.488 buruh migran.
Namun, menurut informasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sanaa, sebagian besar WNI berada di bagian selatan Yaman yang situasinya sedikit lebih aman.
Sejak Februari 2015, Pemerintah Indonesia telah memproses evakuasi WNI secara sukarela untuk kembali ke Indonesia. Hingga kini, dari total 175 WNI yang mendaftarkan diri, 141 orang telah kembali ke Indonesia.
KBRI di Sanaa saat ini masih beroperasi secara terbatas guna memfasilitasi proses evakuasi dan perlindungan WNI. KBRI juga telah menyiapkan rencana cadangan gawat darurat bila situasi memaksa.
Kemlu RI menyatakan setiap saat pemerintah terus memantau dan mengevalusasi perkembangan kondisi di Yaman untuk mengambil langkah-langkah yang tepat. Selanjutnya, pemerintah Indonesia meminta seluruh WNI di Yaman untuk selalu waspada serta menghindari tempat-tempat konflik.
Pemerintah juga meminta WNI yang berencana melakukan perjalanan ke Yaman agar menunda hingga situasi negara itu lebih kondusif. KBRI di Sanaa, Yaman, membuka pelayanan informasi bagi seluruh WNI di negara itu melalui hotline 24 jam pada nomor +967 738 115 555.
Perang saudara di Yaman semakin sengit. Pertempuran melawan milisi Syiah Houthi yang mengkudeta pemerintahan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi di Yaman semakin meluas dengan melibatkan koalisi Teluk pimpinan Arab Saudi setelah Presiden Yaman memintanya. (Kompas/infoduniamiliter.Com)
Pin It!

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top