Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Sejarah

Senin, 13 April 2015

Arab Saudi Tak Mau Perang Dengan Iran


Arab Saudi menegaskan tidak mau dan tidak sedang berperang dengan Iran dalam konflik Yaman. Kendati demikian, Saudi mengaku gemas dengan Iran yang mereka anggap terus mendukung kelompok pemberontakHouthi di Yaman.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Saud Al Faisal dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius di Riyadh, hari Minggu. Faisal kembali mendesak Iran untuk menghentikan dukungannya terhadap milisi Houthi di Yaman. 

Menurut Faisal, agresi militer di Yaman oleh 10 negara Koalisi Teluk yang dipimpin Saudi sejak 26 Maret 2015 semata-mata untuk memenuhi permintaan Presiden Yaman, yakni Abed Rabbo Mansour Hadi. “Peran Iran di Yaman membuat gemas, dan telah menyebabkan peningkatan kekerasan di negara itu,” kata Faisal. 

”Bagaimana Iran bisa meminta kami untuk menghentikan pertempuran di Yaman. Kami datang ke Yaman untuk membantu rezim, dan Iran tidak bertanggung jawab atas Yaman,” katanya lagi, seperti dikutip Arab News, Senin (13/4/2015).

Sementara itu, Menlu Laurent Fabius, secara resmi menyampaikan dukungan agresi militer Koalisi Teluk terhadap Houthi di Yaman, yang diberi nama “Operation Decisive Storm” itu.

”Mengenai Yaman, kami di sini untuk menunjukkan dukungan kami, terutama dukungan politik untuk Pemerintah Saudi,” kata Fabius kepada wartawan, sebelum melakukan pertemuan dengan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz.

Kelompok Houthi yang bersekutu dengan unit tentara loyalis mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, telah berupaya mengkudeta pemerintah Presiden Mansour Hadi. Sampai saat ini milisi Houthi dan pasukan loyalis Salah terus berperang dengan pasukan loyalis Presiden Hadi yang dibantu Koalisi Teluk. 

Perang di Yaman selama beberapa pekan telah menewaskan ratusan orang. Saudi sendiri mengklaim telah menewaskan lebih dari 500 milisi Houthi sejak agresi diluncurkan. Sedangkan Presiden Hadi yang melarikan diri dari Yaman karena diserbu milisi Houthi masih mencari perlindungan Arab Saudi. 

Hal ini menunjukkan bahwa Saudi tidak sedang memerangi syiah, namun "hanya" menyelamatkan kekuasaan sekutu mereka di Yaman. Itulah motif mengapa saudi menyerang Yaman. Jika saudi memang memerangi syiah tentu saja dia akan menyerang suriah yang dikuasai rezim syiah dan membantai sunni, celakanya lagi saudi justru bekerja sama dengan rezim Irak dalam memerangi IS / ISIS padahal Irak juga dikuasai syiah. (Sindo/infoduniamiliter.com)
Pin It!

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top