Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Sejarah

Rabu, 01 April 2015

Beginilah Suasana Terakhir Kokpit Pesawat Germanwings Sebelum Jatuh


Andreas Lubitz, kopilot pesawat Germanwings yang mengalami kecelakaan, dengan hati-hati merencanakan keputusannya untuk mengunci kapten di luar kokpit dan menjatuhkan pesawat itu.

Bocoran rincian hasil transkrip kotak hitam pesawat itu mengungkapkan bahwa Lubitz telah secara aktif mendorong Kapten Patrick Sondheimer untuk meninggalkan dia sendirian di kokpit. 

Ketika Kapten Sondheimer mencoba untuk memberi arahan singkat kepadanya terkait rencana pendaratan di Düsseldorf, Lubitz dengan dingin menjawab, "Mudah-mudahan" dan "Kita lihat saja nanti".

Pada saat-saat akhir rekaman itu, Kapten Sondheimer terdengar memohon kepada Lubitz untuk membukakan pintu sebelum kemudian mencoba untuk memecah pintu tersebut.

"Tolonglah, buka pintu," katanya, sementara suara jeritan penumpang terdengar di belakangnya.

Rincian transkrip selama satu setengah jam itu yang bocor ke harian Jerman, Bild am Sonntag, menunjukkan bahwa lebih dari sekali selama penerbangan tersebut, Lubitz mencoba untuk membujuk kapten agar menyerahkan kendali pesawat.

Rincian berikut berdasarkan laporan Bild, yang belum diverifikasi secara independen.

Transkrip itu dimulai dengan Kapten Sondheimer membuat pengumuman rutin kepada penumpang dan meminta maaf atas keberangkatan yang terlambat.

Dalam 20 menit berikutnya, sang Kapten mengeluh bahwa dia tidak punya waktu untuk pergi ke toilet di Barcelona dan Lubitz pun langsung menyampaikan tawaran pertamanya untuk mengambil alih kendali.

Setelah pesawat mencapai ketinggian jelajah di 38.000 kaki, Kapten Sondheimer memberi tahu Lubitz tentang pendaratan di Dusseldorf.

Jawaban kopilot itu seperti tidak nyaman, tetapi mungkin tidak terdengar sebagai sebuah alarm oleh sang Kapten pada saat itu.

Setelah briefing selesai, Lubitz sekali lagi mendorong Kapten Sondheimer untuk pergi ke kamar kecil dan meninggalkan dia sendirian di kokpit.

"Anda bisa pergi sekarang," katanya.

Dua menit berlalu sebelum akhirnya Kapten Sondheimer menerima tawaran itu.

"Anda bisa mengambil alih," kata Sondheimer, dan ada suara kursinya didorong ke belakang.

Pintu kokpit lalu terdengar ditutup. Pintu tersebut tidak akan dibuka lagi.

Segera setelah itu, pesawat mulai menukik. Alarm otomatis di kokpit terdengar mengumumkan "sink rate", sebuah peringatan bahwa pesawat itu turun terlalu cepat.

Tak lama setelah itu sebuah ketukan terdengar dari pintu kokpit.

Sang Kapten terdengar berteriak ,"Tolong, buka pintu!" Suara Kapten itu diikuti jeritan para penumpang.

Beberapa menit kemudian, ada suara dentaman keras logam. Suara itu diyakini sang Kapten mencoba untuk memecahkan pintu kokpit dengan sebuah kapak.

"Terrain! Pull up! Pull up!" demkian suara peringatan otomatis yang lain di kokpit.

"Buka pintu!" teriak Kapten Sondheimer.

Para penumpang terdengar menjerit lagi. Itu merupakan suara terakhir di transkrip tersebut.

Rincian hasil transkrip itu muncul setelah diketahui bahwa Lubitz dirawat karena masalah penglihatannya yang mungkin akan mengancam kariernya sebagai pilot.

Lubitz, 27 tahun, menderita "masalah penglihatan" yang mungkin telah memperparah kondisi kejiwaan yang telah dideritanya selama enam tahun.

Para penyidik akan memeriksa teori bahwa stres berat, yang disebabkan oleh ketakutan bahwa dia akan kehilangan pekerjaannya sebagai konsekuensi dari masalah penglihatan, mungkin telah mendorongnya untuk bunuh diri dengan menerbangkan Airbus ke sisi gunung di Pegunungan Alpen, Perancis, pada Selasa pekan lalu. Untung saja sang kopilot bukan muslim sehingga tidak dikaitkan dengan terorisme, seandainya beliau muslim pasti barat akan mengusut ini sebagai tindakan terorisme. Seperti biasanya, barat akan "mengusut kejiwaan" jika pelaku teror bukan dari muslim. ( Kompas/infoduniamiliter.com)
Pin It!

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top