Sebanyak 16 orang dipastikan tewas usai gempa bumi yang mengguncang Gunung Kinabalu, Malaysia. Di antaranya termasuk enam siswa SD Singapura dan seorang guru mereka.
Pejabat-pejabat Malaysia seperti dilansirAFP, Minggu (7/6/2015) menyatakan, 16 orang sejauh ini dipastikan tewas di puncak gunung tersebut akibat gempa yang terjadi pada Jumat, 5 Juni pagi. Sementara dua orang lainnya belum ditemukan.
Menteri Luar Negeri Singapura K. Shanmugam mengkonfirmasi jasad keenam siswa tersebut telah teridentifikasi. Dalam postingannya di Facebook, Shanmugam menyebut peristiwa itu "tragedi Singapura di Sabah".
Menurut pejabat-pejabat Malaysia, keenam pelajar tersebut berumur 12 tahun dan 13 tahun.
Para pelajar dan guru Singapura yang tewas tersebut merupakan bagian dari 29 siswa dan 8 guru Tanjong Katong Primary School yang melakukan kunjungan belajar ke Gunung Kinabalu.
Kunjungan itu dinamakan 'Omega Challenge. Dalam blog perjalanan tersebut, tulisan terakhir dibuat pada tanggal 4 Juni 2015 dengan judul 'Reached! Pendant Hut'. Di situ digambarkan bahwa pendakian menuju Pendant Hut sangat melelahkan namun semua siswa berhasil mencapainya.
"Mereka menyemangati satu sama lain. Mereka membantu temannya untuk mengambil kembali botol minum dari tasnya. Mereka mengecek kondisi satu sama lain dengan bertanya 'apa kabarmu?', 'apakah kamu baik-baik saja?'. Mereka bekerja dengan efektif dan saling mendukung. Mereka saling menguatkan. Akhirnya, mereka bisa mencapai Pendant Hut. Bersama-sama," demikian bunyi tulisan di blog itu.
Menurut badan Survei Geologi Amerika Serikat, USGS, gempa terjadi pada kedalaman sekitar 10 kilometer dengan pusat gempa berada sekitar 19 kilometer dari kota Ranau dan sekitar 54 kilometer dari Kota Kinabalu, ibukota negeri bagian Sabah.
Tak ada peringatan tsunami terkait gempa berkekuatan 6 Skala Richter (SR) yang dilaporkan terjadi pada Jumat (5/6) pukul 07.15 waktu setempat ini. Selama ini, gempa besar terbilang langka di Malaysia.
(ita/ita/detik/infoduniamiliter )
Post Comment
Tidak ada komentar: