Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, menuntut Palestina setop berkampanye anti-Israel. Dia ingin mengajak Palestina bernegosiasi damai untuk solusi dua negara tanpa prasyarat.
”Saya tetap berkomitmen untuk gagasan bahwa satu-satunya cara kita dapat mencapai perdamaian abadi adalah melalui konsep dua negara untuk dua bangsa, sebuah negara Palestina tanpa militer yang mengakui negara bangsa Yahudi, Israel,” kata Netanyahu usai melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier, kemarin.
Ajakan berunding itu muncul setelah perundingan damai pada musim semi tahun lalu gagal beberapa bulan sebelum Israel dan Hamas terlibat perang 50 hari di Jalur Gaza.
Pernyataan terbaru Netanyahu ini kontra dengan sikapnya ketika menjelang Pemilu Israel. Netanyahu saat menjelang Pemilu sempat mengatakan bahwa selama dia menjadi PM Israel, maka dia tidak akan mengizinkan pembentukan negara Palestina.
Komentar Netanyahu sebelum Pemilu itu sempat dikecam Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Retorika Netanyahu itu justru memicu Parlemen Eropa yang mengadopsi sebuah resolusi untuk mengakui negara Palestina. Sedangkan Vatikan baru-baru ini juga mengakui negara Palestina yang berdaulat.
”Katakan pada Palestina agar menghentikan kampanye mereka untuk mendelegitimasi Israel," kata Netanyahu pada Steinmeier. ”Katakan kepada mereka untuk kembali ke meja perundingan. Katakan kepada mereka bahwa kita harus bernegosiasi tanpa prasyarat,” lanjut Netanyahu, seperti dilansir Russia Today, Senin (1/6/2015).
Netanyahu ketika berbicara dengan para menteri kabinetnya, bahwa Israel menghadapi kampanye internasional untuk menghitamkan namanya. Tujuannya, kata dia, untuk melemahkan keberadaannya.
(mas/sindi/infoduniamiliter )
Post Comment
Tidak ada komentar: