Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Sejarah

Rabu, 17 Juni 2015

Myanmar Tanggapi Dingin Usulan Keluar dari Asean

Wakil Menteri Luar Negeri Myanmar U Thant Kyaw melontarkan reaksi dingin terkait usulan tokoh senior Malaysia, Mahathir Mohamad, untuk mengeluarkan Myanmar dari ASEAN. Komentar Mahathir ini menyusul eksodus ribuan imigran Rohingya ke sejumlah negara tetangga, termasuk Malaysia, karena mengalami diskriminasi. 

Dilaporkan Myanmar Times, Kyaw menyatakan ASEAN mengakui Myanmar sebagai anggota yang membawa manfaat bagi semua di wilayah Asia Tenggara. 

Kyaw menyatakan bahwa komentar Mahathir tersebut menandakan Mahathir tidak paham akan situasi yang terjadi, diduga karena faktor usia Mahathir yang sudah lanjut, yaitu 89 tahun. 

Sementara, Direktur Departemen Urusan ASEAN, U Hau Khan Sum, mengaku terkejut dengan komentar Mahathir karena mantan perdana menteri terlama Malaysia itu dinilai mengerti betul pentingnya persatuan di ASEAN demi terwujudnya masyarakat Asia Tenggara yang damai dan sejahtera.

"Saya tidak mengerti mengapa dia berbicara seperti itu karena Myanmar telah bekerja sama dengan semua negara anggota untuk menyelesaikan masalah ini. Myanmar juga menyatakan bahwa tidak akan ada negara yang dikesampingkan," kata Khan Sum.

"Seperti yang Anda tahu, ASEAN tidak membuat keputusan tanpa konsensus. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk mengusir Myanmar dari ASEAN," kata Khan Sum melanjutkan.

Dalam pidatonya pada Jumat (12/6), Mahathir mengecam perlakuan Myanmar atas etnis minoritas Muslim Rohingya. Pidato tersebut dilontarkan dalam konferensi bertajuk "Nasib dari Rohingya, Bagian II Kejahatan terhadap Kemanusiaan" yang diselenggarakan di Museum Seni Islam Kuala Lumpur.

Mahathir memaparkan negara-negara ASEAN selama bertahun-tahun telah melakukan pendekatan diplomatik.

"Namun, Myanmar gagal menjadi lebih manusiawi untuk rakyat mereka sendiri. Jika mereka tidak merespon, saya pikir mereka tidak memiliki hak untuk diakui sebagai anggota ASEAN," kata Mahathir. 

Komentar keras Mahathir seakan bertolak belakang dengan upayanya untuk menjadikan Myanmar sebagai anggota ASEAN pada 1997 silam. Politisi mencatat bahwa di pemerintahan Mahathir memainkan peran utama dalam mendorong Myanmar bergabung dengan ASEAN ketika negara itu masih di bawah kekuasaan militer.

U Soe Aung, pakar dari Forum untuk Demokrasi di Burma yang berbasis di Thailand menyatakan ASEAN telah membuat salah satu kesalahan terbesar dalam mengakui Myanmar, dan bukan mendukung gerakan demokrasi di negara itu.

"Sekarang mereka semua sedang menghadapi konsekuensi dari apa yang mereka lakukan. Kondisi menyedihkan di Myanmar terhadap Rohingya noda hitam raksasa untuk ASEAN," kata U Soe Aung. 

U Kyaw Lin Oo, seorang pakar urusan regional, menyatakan bahwa Mahathir kerap kali "omong kosong" ketika berbicara tentang isu Rohingya. 

"Dia harus tahu tentang situasi saat ini di Myanmar dan solusi atas masalah itu," katanya.

Sementara Mahathir mengatakan dia secara pribadi mengirim surat kepada pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi soal masalah Rohingya. Partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima surat itu tetapi menolak memberikan komentar. (Cnn/infoduniamiliter )
Pin It!

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top