Korea Utara (Korut), Kamis (9/7/2015), menanggapi dengan marah laporan di sejumlah media Korea Selatan (Korsel) tentang adanya serangkaian pembelotan dan eksekusi para pejabat tinggi negara itu baru-baru ini. Korut menyebut laporan-laporan itu sebagai proganda gaya Nazi yang ditujukan untuk menodai citra Pyongyang.
Laporan di sejumlah publikasi Korsel itu telah disertai spekulasi bahwa pembelotan tersebut merupakan sinyal tentang ketidakstabilan yang tumbuh dalam kepemimpinan Korea Utara di bawah Kim Jong-Un.
Dalam sebuah tanggapan yang panjang, kantor berita resmi Korut, KCNA, menepis laporan-laporan itu sebagai rumor liar dan "kebohongan belaka". "Propaganda palsu merupakan kebodohan dan berdasarkan sandiwara konspirasi bermotif politik" yang bertujuan untuk memberi kesan suasana "kegelisahan dan horor" di jajaran pejabat Korut, bunyi tanggapan itu.
KCNA secara khusus membantah laporan tentang pembelotan seorang jenderal tingkat atas ke Korea Selatan baru-baru ini.
Channel A, anak perusahaan harian konservatifDong-A Ilbo, melaporkan pekan lalu bahwa Letnan Jenderal Pak Sung-Won telah melarikan diri ke Seoul melalui Moskwa.
KCNA mengatakan, laporan tersebut "omong kosong belaka" dan menyatakan bahwa Pak saat ini sedang memimpin sebuah proyek konstruksi di Resort Ski Masikryong, sebuah proyek hewan peliharaan Kim Jong-Un.
Komentar itu juga menanggapai isu tentang eksekusi terbaru, tampaknya tentang dua mahasiswa Korut karena menonton pornografi. Tanggapan Korut itu mengatakan, media Korea Selatan telah sangat mahir memberitakan kebohongan dan meniru proganda gaya Nazi.
Televisi Korsel, YTN, baru-baru ini melaporkan tentang pembelotan tiga pejabat Kantor 39, sebuah divisi rahasia pemerintah yang ditugas untuk memperoleh dana tunai bagi rezim. Kantor beritaYonhap juga menerbitkan serangkaian artikel tentang pembelotan belum lama ini dari sekitar 10 pejabat tingkat meninggah hingga tinggi. Namun tak satu pun dari laporan itu yang telah secara resmi dikonfirmasi pihak berwenang Korsel.
Namun Badan Intelijen Nasional Korsel (NIS) melaporkan pada Mei bahwa Menteri Pertahanan Korut, Hyon Yong-Chol, telah disingkirkan dan kemungkinan dieksekusi karena pembangkangan dan tertidur selama pawai militer resmi. Menurut NIS, Kim telah memerintahkan eksekusi terhadap lebih dari selusin pejabat sepanjang tahun ini. Tindakan itu tampaknya dilakukan karena mereka mempertanyakan otoritas dia. (Kompas/infoduniamiliter)
Link: http://bit.ly/1KWiHfK
Post Comment
Tidak ada komentar: