Militer Kerajaan Arab Saudi menyatakan siap meluncurkan perang darat di
Suriah untuk memerangi Khilafah Islamiyyah atau Islamic State (IS). Saudi akan bergabung dengan dengan Amerika
Serikat (AS) yang memimpin koalisi internasional anti-IS.
Kesediaan Saudi untuk menginvasi Suriah itu disampaikan juru bicara militer Saudi, Brigadir Jenderal Ahmed Asseri dalam siaran televisi Al Arabiya, semalam.
”Kerajaan ini siap untuk berpartisipasi dalam operasi darat, bahwa koalisi (anti-IS) mungkin setuju untuk melaksanakannya di Suriah,” katanya. Asseri juga dikenal sebagai juru bicara koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi untuk operasi militer di Yaman.
”Jika ada konsensus dari pimpinan koalisi, Kerajaan (Arab Saudi) bersedia untuk berpartisipasi dalam upaya ini, karena kami percaya bahwa operasi udara bukan merupakan solusi yang ideal dan harus ada campuran ganda operasi udara dan darat,” ujar Asseri.
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, mengapresiasi kesediaan anggota koalisi AS untuk memerangi Islamic State (IS). Tapi, dia enggan berkomentar soal keinginan Saudi meluncurkan perang darat di Suriah.
”Saya tidak ingin berkomentar secara khusus mengenai ini, sampai kami punya kesempatan untuk meninjau itu,” ucap Kirby.
Koalisi anti-IS yang dipimpin AS telah melakukan serangan udara di Suriah sejak pertengahan 2014. Selama operasi militer, Presiden AS; Barack Obama telah berulang kali menyatakan bahwa tidak akan ada tentara darat AS yang beroperasi di Suriah. (sindo/kabarduniamiliter)
Kesediaan Saudi untuk menginvasi Suriah itu disampaikan juru bicara militer Saudi, Brigadir Jenderal Ahmed Asseri dalam siaran televisi Al Arabiya, semalam.
”Kerajaan ini siap untuk berpartisipasi dalam operasi darat, bahwa koalisi (anti-IS) mungkin setuju untuk melaksanakannya di Suriah,” katanya. Asseri juga dikenal sebagai juru bicara koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi untuk operasi militer di Yaman.
”Jika ada konsensus dari pimpinan koalisi, Kerajaan (Arab Saudi) bersedia untuk berpartisipasi dalam upaya ini, karena kami percaya bahwa operasi udara bukan merupakan solusi yang ideal dan harus ada campuran ganda operasi udara dan darat,” ujar Asseri.
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, mengapresiasi kesediaan anggota koalisi AS untuk memerangi Islamic State (IS). Tapi, dia enggan berkomentar soal keinginan Saudi meluncurkan perang darat di Suriah.
”Saya tidak ingin berkomentar secara khusus mengenai ini, sampai kami punya kesempatan untuk meninjau itu,” ucap Kirby.
Koalisi anti-IS yang dipimpin AS telah melakukan serangan udara di Suriah sejak pertengahan 2014. Selama operasi militer, Presiden AS; Barack Obama telah berulang kali menyatakan bahwa tidak akan ada tentara darat AS yang beroperasi di Suriah. (sindo/kabarduniamiliter)
Post Comment
Tidak ada komentar: