Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Sejarah

Jumat, 26 Februari 2016

Umayyah binti Qais al-Ghiffariah, Mujahidah Tangguh di Perang Khaibar

Kemenangan kaum Muslim dalam Perang Khaibar tak lepas dari dukungan dari para Muslimah pemberani. Mereka mendukung perjuangan pasukan kaum Muslim dari belakang. Para Muslimah pemberani yang berjasa dalam penaklukan Khaibar itu antara lain Umayyah binti Qais al-Ghiffariah.
Keberanian Umayyah binti Qais al-Ghiffariah untuk membela agama Allah patut diteladani. Di usianya yang masih belia, wanita pemberani itu turun ke medan perang untuk membantu dan merawat para sahabat yang terluka Rasulullah pun menyematkan sebuah kalung di leher Umayyah setelah berakhirnya Perang Khaibar sebagai tanda kekaguman atas pengorbanan dan keberanian sang mujahidah.
Pada tahun ke-7 Hijriyah atau 629 M, Rasulullah bersama pasukan kaum muslimin bertempur melawan orang-orang Yahudi yang tinggal di Oasis Khaibar. Perang itu terjadi tak lama setelah Perjanjian Hudaibiyah.
Mendengar pasukan Muslim akan berangkat ke medan perang. Umayyah bersama beberapa wanita dari Bani Ghiffar lalu menghadap Rasulullah. “Wahai Rasulullah, kami ingin keluar bersamamu ke Khaibar kami ingin mengobati mereka yang luka dan menolong kaum Muslimin semampu kami,” ujar Umayyah seperti dituturkan Ibnu Hisyam dalam Para Syuhada Wanita Khaibar dan Kisah Wanita dari Suku Ghiffar.
Rasulullah pun menjawab, “Berangkatlah atas berkah Allah.” Saat itu, usia Umayyah masih belia. “Berangkatlah kami bersama beliau. Saat itu, saya masih seorang gadis kecil.” ungkap Umayyah. Di perjalanan, Rasulullah membonceng Umayyah di atas kudanya.
Selain Umayyah, muslimah lainnya yang turun ke medan Perang Khaibar  adalah Ummu Aiman. Ia seorang perempuan yang berhasil menggabungkan dua jihad sekaligus, yakni jihad di medan perang dan jihad dalam pendidikan. Jihad di medan perang dibuktikan dengan keikutsertaannya dalam Perang Uhud dan Perang Khaibar. Ia bertugas menyiapkan minum bagi para pejuang yang kehausan dan mereka yang terluka.
Muslimah pemberani lainnya adalah Rufaidah al-Anshariyah, seorang perintis dunia keperawatan Islam. Ketika pasukan muslimin harus turun ke medan perang untuk membela agama Allah, seperti Perang Badar, Uhud, Khandaq. dan Khaibar. dengan penuh keberanian Rufaidah turun ke medan pertempuran.
Ia berada di garis belakang untuk membantu tentara Islam yang terluka akibat perang. Rufaidah pun mendirikan rumah sakit lapangan sehingga Rasulullah SAW memerintahkan korban yang terluka dirawat oleh Rufaidah. Selain itu, ia juga menyebarkan ilmu yang dimilikinya.
Begitulah para Muslimah membantu pasukan tentara Muslimin dalam Perang Khaibar. Hendaknya kita sebagai generasi Islam menjadikan kisah-kisah para sahabat sebagai teladan dalam membela Islam. Semampu kita & sebisa kita. Tentu semuanya niat tulus karna Allah azza wa jalla. [FAS/mj/kabarduniamiliter]
Pin It!

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top