Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Sejarah

Rabu, 30 Maret 2016

Lima Jurnalis Indonesia Penuhi Undangan ke Israel

Setelah dihebohkan dengan pelarangan Israel terhadap Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi untuk masuk Palestina beberapa waktu lalu, kini hal mengejutkan lainnya mencuat setelah lima jurnalis senior Indonesia justru diundang ke Israel.

Dalam situs Kemenlu Israel, disebutkan pada Senin, 28 Maret 2016 petang waktu setempat, lima jurnalis senior Indonesia itu turut disambut Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu. Jurnalis tersebut berasal dari berbagai media di Indonesia, diantaranya Tempo, Metro TV (media indonesia group), Jawa pos, dan Kompas.

Lima jurnalis Indonesia tersebut dikatakan datang ke Israel dan bertemu Netanyahu, dalam rangka memenuhi undangan Kemenlu Israel.

Sekadar mengingatkan, sedianya Indonesia dan Israel tak punya hubungan diplomatik, lantaran posisi Indonesia yang selama ini masih mendukung kemerdekaan Palestina dari Israel.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjamu jurnalis senior Indonesia, Senin (28/3). Mereka hadir sebagai tamu resmi pemerintahan Israel. Kedatangan mereka tak lama setelah penolakan Israel atas keinginan Menlu RI Retno P Marsudi mengunjungi Ramallah. 

Dalam pidato sambutannya, Netanyahu menyeru agar Indonesia dan Israel mulai membangun hubungan resmi diplomatik. "Waktunya sudah tiba untuk hubungan resmi antara Indonesia dan Israel," katanya kepada para jurnalis, seperti dikutip United With Israel.

Menurut dia, Israel sudah punya hubungan luar biasa dengan sejumlah negara di Asia, contohnya Cina, Jepang, India, dan Vietnam. Ia mengatakan, Israel dan Indonesia juga bisa menemukan persamaan dasar, seperti kesempatan untuk bekerja sama dalam bidang perairan dan teknologi.

"Sebagai tambahan, Israel juga sedang memperdalam hubungan dengan Afrika, Amerika Latin, dan Rusia. Hubungan dengan dunia Arab juga sudah berubah. Pada akhirnya, kita juga sekutu dalam memerangi Islam radikal," katanya. Netanyahu menambahkan, hubungan antara Israel dan Indonesia juga harus berubah.

Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, meski hubungan tidak resmi antara kedua negara sudah berjalan sejak lama. Seperti dikutip Times of Israel, Indonesia dan Israel telah menandatangani sejumlah perjanjian perdagangan. Kehadiran media-media tersebut menunjukkan di pihak mana mereka berada, dan ini menegaskan perang media sedang terjadi di Indonesia. Bukan tidak mungkin, kucuran dana dari AS dan Israel yang notabennya sebagai negara penjajah turut mengalir dalam kantong sebagian jurnalis. Sangatlah pantas jika saat ini dalam media mainstream penjajah disebut pahlawan, penjahat disebut pejuang, dan pejuang disebut teroris. (Atjehcyber/kabarduniamiliter)
Pin It!

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top