Tindakan polisi Brasil menyadap percakapan telepon Presiden Dilma Rousseff dan mantan Presiden Lula da Silva membuat heboh publik negara itu, Rabu (16/3/2016). Rekaman percakapan diumumkan ke publik oleh hakim federal.
Ribuan warga pun berunjuk rasa di Brasilia, ibu kota Brasil, Rabu siang waktu setempat atau Rabu malam WIB, setelah rekaman percakapan dirilis ke publik oleh seorang hakim federal, Sergio Moro, pemimpin penyelidikan atas skandal korupsi yang diduga melibatkan Lula.
Inti percakapan ialah Rousseff mau menolong Lula da Silva agar lolos dari jeratan kasus korupsi. Rousseff mengatakan, ia akan mengirimkan surat keputusan resmi pengangkatan Lula sebagai kepala stafnya agar jabatan itu dapat dimaanfaatkan "jika perlu".
Lua telah diangkat sebagai kepala staf. Namun, percakapan keduanya direkam polisi pada Rabu pagi dan dibuka ke publik oleh Moro. Lula dinominasikan sebagai kepala staf untuk menghindarinya dari kemungkinan akan ditangkap polisi karena dugaan terlibat korupsi.
Lula dalam berbagai kesempatan membantah terlibat skandal. Namun, terkait kasus para penyelidik mengatakan, sejumlah perusahaan berkonspirasi dengan eksekutif badan usaha milik negara Petrobras, perusahaan minyak nasional, membuat negara rugi 2 miliar dollar AS.
Uang setara Rp 26 triliun itu dipakai untuk menyuap para politisi dan pertai yang terlibat dalam persekongkolan berjemaah itu.
Langkah Moro membuka rekaman percakapan itu membuat gempar Kongres. Anggota parlemen dari oposisi yang marah pun berteriak, "Mundur! Mundur!"
Sementara itu sekitar 2.000 warga berkumpul secara spontan di Brasilia. Mereka mendesak Lula diproses hukum dan mundur dari jabatan barunya. Rousseff pun didesak segara meninggalkan kursi kepresidenan dan menyatakan dukungan kepada Moro. (Kompas/kabarduniamiliter)
Tajuk
Lokal
Islam
Barat
Timur
Sejarah
Kamis, 17 Maret 2016
- Populer
- Terbaru
- Tag
Post Comment
Tidak ada komentar: