Saat ini sedikitnya 170.000 keluarga tanpa listrik dan 385.000 keluarga lagi tanpa air bersih akibat gempa di Kumamoto, Pulau Kyushu, Jepang selatan.
Sebanyak 80 lagi masih terjebak di bawah reruntuhan atau terkubur tanah longsor. Hingga berita ini diturunkan, setidaknya sudah 20 orang ditemukan tewas dan 1.000 orang lagi dirawat di rumah sakit.
Kepala Sekretaris Kabibet Jepang Yoshihide Suga, mengungkapkan hal itu, Sabtu (16/4/2016). Meski ia tidak mengimbau pengerahan bantuan darurat, hampir dipastikan para korban selamat amat membutuhkannya.
Suga mengatakan, pasukan ekstra akan dikirim untuk membantu para korban. Jumlah personil bisa ditambah hingga mencapai 20.000 orang pada Minggu (17/4/2016). Perlu polisi, petugas pemadam kebakaran, dan tenaga medis.
"Tidak ada yang lebih penting daripada kehidupan manusia dan itu berpacu dengan waktu," kata Perdana Menteri Shinzo Abe, sebuah peringatan tentang upaya penyelamatan yang kritis menyusul hujan Jumat malam.
Kerusakan bangunan, termasuk rumah penduduk, semakin parah. Jalan dan jembatan juga putus, selain karena tanah longsor, juga akibat kuatnya guncangan gempa bermagnitudo 7,3 pada Sabtu pukul 01.25 atau pukul 23.25 WIB.
"Saya ingin kegiatan penyelamatan dilanjutkan dengan upaya yang maksimal," kata Abe pada pertemuan darutat kabinet membahas penanggulangan gempa tersebut.
Gempa yang terjadi pada Sabtu dini hari itu merupakan kejadian yang kedua setelah gempa pertama berkekuatan 6,4 skala Richter pada Kamis (14/4/2016) malam. Gempa pertama menyebabkan 9 orang tewas. Dengan demikian, seluruhnya sudah hampir 30 orang tewas.
Masih terjadi setidaknya 230 kali gempa susulan sejak Sabtu dini hari. (Kompas/kabarduniamiliter)
Tajuk
Lokal
Islam
Barat
Timur
Sejarah
Minggu, 17 April 2016
- Populer
- Terbaru
- Tag
Post Comment
Tidak ada komentar: