Jakarta - Amerika Serikat dan Rusia sudah sepakat untuk menjalankan gencatan senjata di Suriah, termasuk di Provinsi Aleppo. Kedua negara akan berkoordinasi untuk memperkuat pemantauan kesepakatan baru. AS mendukung pemberontak moderat sementara Rusia mendukung rezim Assad.
Dilansir Reuters, Kamis (5/5/2016), Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Rusia perlu melipatgandakan usaha untuk menekan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mematuhi peraturan baru. Sementara itu, AS akan melakukan hal yang sama dengan pihak oposisi Suriah.
"Tujuan kami tetap, dan selalu, penghentian permusuhan mencakup seluruh Suriah. Bukan serangkaian gencatan senjata lokal," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner.
Gencatan senjata di Suriah ini akan berlaku mulai tengah malam waktu Damaskus. Toner menuturkan bahwa sudah ada penurunan kekerasan di daerah-daerah tersebut meski masih ada laporan pertempuran di beberapa lokasi.
Aleppo merupakan lokasi pertempuran terparah selama beberapa hari terakhir yang sudah merusak gencatan senjata besar pertama. Utusan Suriah Staffan de Mistura kemudian bertemu dengan Menlu AS John Kerry di Jenewa dan Menlu Rusia Sergei Lavrov di Moskow.
Setelah kembali ke Washington, Kerry mengatakan bahwa dia meyakini gencatan senjata masih bisa dipulihkan di Suriah. Dia menyebut butuh beberapa hari hingga komandan FSA di lapangan diberi tahu dan gencatan senjata mulai berlaku. (imk/detik/kabarduniamiliter)
Tajuk
Lokal
Islam
Barat
Timur
Sejarah
Jumat, 06 Mei 2016
- Populer
- Terbaru
- Tag
Post Comment
Tidak ada komentar: