Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Sejarah

Sabtu, 14 Mei 2016

Putin Akan Ambil Langkah untuk Akhiri Ancaman AS

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, negaranya akan mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengakhiri ancaman kepada Amerika Serikat (AS) terkait pengembangan rudal nuklir yang mampu menembus sistem pertahanan rudalnya di Eropa. Menyusul pengaktifan perisai anti-rudal milik AS di Rumania, Putin juga menyebut Rusia tidak akan terlibat dalam perlombaan senjata baru.

"Sekarang unsur anti-rudal telah dipasang, kita akan dipaksa mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengakhiri ancaman yang muncul terkait keamanan Rusia," ujar Putin dalam sambutannya kepada pejabat pertahanan di sebuah tayangan televisi seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (13/5/2016).

Hal ini disampaikan Putin setelah sistem pertahanan anti-rudal AS di Rumania ditujukan untuk melindungi anggota NATO dari aksi ancaman negara-negara lain beroperasi. Seperti diketahui, AS tengah berupaya membangun pertahanan anti-rudal di negara anggota NATO. Di mana pada April 2016, negara NATO melakukan uji coba intersepsi serangan anti-rudal di perairan Skotlandia dengan kapal perang Aegis.

Jika sistem perisai anti-rudal sudah beroperasi penuh, maka kapal dengan sistem pertahanan Aegis nantinya melakukan patroli dari Spanyol. Roket pengintersepsi akan ditempatkan di Romania dan Polandia, sedangkan radar ditempatkan di Jerman, Turki dan sejumlah negara anggota NATO lainnya.

Langkah ini sempat mendapat kecaman dari Rusia lantaran Polandia dan Republik Ceko mengizinkan didirikannya pangkalan rudal di wilayah mereka. Namun belakangan, Ceko menarik diri dari rencana tersebut.

Informasi dari sejumlah pejabat setempat, pangkalan pencegah rudal AS yang terletak di Rumania Selatan akan membantu mempertahankan negara anggota NATO dalam melawan ancaman serangan rudal balistik jarak pendek dan menengah, terutama dari Timur Tengah.

Putin juga sempat menyinggung sistem pertahanan rudal dalam kapal perang Aegis yang kini berada di Mediterania. Ia menilai langkah tersebut berpotensi menjadi awal dari lomba pembuatan senjata baru.

"Semua ini merupakan langkah menuju destabilisasi sistem keamanan internasional dan menjadi awal perlombaan senjata baru," terangnya.

Selain itu Putin menyebut, AS telah melanggar kesepakatan Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty (INF) yang telah ditandangani mantan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev dan mantan Presiden AS Ronald Reagen pada tahun 1987. Hal yang dipersoalkan adalah penambahan situs AS di Eropa yang dapat digunakan untuk lokasi latihan peluncuran rudal jarak pendek dan menengah.

Menurutnya dengan melakukan uji coba di situs tersebut menggunakan rudal berkecepatan cepat, maka Rusia tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi di sana. "Ini adalah ancaman tambahan buat kami," kata Putin.

Ia menegaskan, Rusia akan berupaya menjaga keseimbangan secara strategis. Akan tetapi, di saat yang bersamaan Putin juga tidak mau membiarkan negaranya terjebak dalam perlombaan 'pamer' senjata baru.

"Kami tidak akan terlibat dalam perlombaan (senjata) ini, kami akan melakukan dengan cara kami sendiri. Kami akan bekerja dengan sangat hati-hati," sebutnya. (aws/detik/kabarduniamiliter)
Pin It!

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top