Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Sejarah

Minggu, 19 April 2015

2 Oposisi Rusia Bersatu Lawan Putin

Dua partai oposisi Rusia hari Sabtu (18/4) mengumumkan mereka telah sepakat untuk menjalankan program bersama dalam pemilihan legislatif tahun 2016. Ini merupakan upaya pertama untuk mempersatukan kekuatan-kekuatan anti-Kremlin.
RPR-Parnas, partai politik yang didirikan pembangkang Rusia yang dibunuh, Boris Nemtsov, akan menggabungkan kekuatan dengan Partai Kemajuan, yang dipimpin aktivis oposisi Alexei Navalny.
Perselisihan internal partai dalam beberapa tahun belakangan ini telah melemahkan kemampuan oposisi politik Rusia untuk menantang Presiden Vladimir Putin.
“Hari ini kami membahas konsolidasi nyata oposisi,” ujar Mikhail Kasyanov, ketua RPR-Parnas.
"Fakta bahwa kami memiliki satu daftar untuk pemilu 2016 mendatang menunjukkan bahwa oposisi telah bersatu dan menggunakan perangkat partisipasi yang konkret seperti daftar calon bersama,” kata Kasyanov.
Dalam dua hari, “semua kelompok politik dan demokratis telah bersatu menjadi satu blok, satu program,” kata Kasyanov, seraya menambahkan bahwa mereka menunggu keputusan partai ketiga, Yabloko, yang juga mereka anggap sebagai partai liberal yang demokratis.
Kasyanov meyakinkan para hadirin, bahwa konsolidasi sedikitnya tujuh organisasi Rusia merupakan sesuatu yang sudah diputuskan dan tidak dapat diubah lagi.
“Ini merupakan koalisi politik yang praktis dari sejumlah organisasi, termasuk yang resmi,” kata Navalny, pemimpin Partai Kemajuan dan pengecam Presiden Rusia Vladimir Putin yang paling vokal. Navalny telah menyatakan optimismenya mengenai keberhasilan kampanye pmilu kelompok tersebut.
Dalam suatu pernyataan bersama hari Jumat, kedua partai meminta para pemimpin oposisi agar “mengonsolidasikan program bersama yakni menolak kebohongan, korupsi dan agresi.”
Para pengecam Presiden Putin juga menuduhnya berada di belakang pembunuhan Boris Nemtsov, yang ditembak mati di Moskow, dekat Kremlin, pada bulan Februari lalu. Pihak berwenang Rusia masih terus menyelidiki pembunuhan tersebut. (Voa/infoduniamiliter.com)
Pin It!

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top