Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Sejarah

Sabtu, 23 Mei 2015

Hizbullat: Perang Suriah Akan Menjadi Perang Panjang


Kelompok Hizbullat Libanon menilai tidak ada akhir untuk perang di Suriah. Sekutu Presiden Diktator Suriah, Bashar al-Assad itu mengajak arab untuk berdialog dengan Drakula Assad.

Wakil Pemimpin Hizbullat Libanon, Naim Qassem, dengan sombong mengatakan bahwa, para pemberontak di Suriah tidak akan mampu menggulingkan pemerintah Assad, meskipun saat ini para pemberontak memperoleh kemajuan, salah satunya IS yang telah merebut kota kuno Palmyra di Suriah. Diman disana terdapt penjara sadis Assad yang menyiksa puluhan ribu sunni.

Qassem mengatakan butuh waktu yang lama untuk memulihkan Suriah seperti dulu.”Tidak akan ada solusi untuk perang Suriah tanpa Assad, dan sudah waktunya bagi orang-orang Arab dan dunia untuk menyadari hal itu,” katanya dalam wawancara dengan Reuters di kantor Hizbullat, di Beirut, yang dilansir Jumat (22/5/2015).

Hizbullat telah menjadi sekutu Assad selama perang melanda negara itu empat tahun terakhir ini. Hizbullat telah mengerahkan banyak pasukannya untuk menolong Presiden Assad mempertahankan wilayah Suriah dari serbuan pejuang.

Di bagian lain, Hizbullat mengecam kebijakan Arab Saudi termasuk dalam konflik di Yaman. Menurut Qassem, Riyadh telah menerapkan standar ganda, karena mendukung pemberontak namun menekan kelompok itu di dalam negerinya.

Dia juga menyalahkan Amerika Serikat yang mengadopsi kebijakan yang tidak jelas di Timur Tengah. Saudi sendiri telah membantah mendukung kelompok radikal Sunni dan menuduh balik Iran dengan memperluas pengaruhnya untuk menciptakan ketidakstabilan di Timur Tengah.

”Kawasan ini sedang terbakar pada saat ini, tegang, tanpa solusi yang diusulkan. Sepertinya ini akan terus berlanjut selama beberapa tahun, dan ada juga risiko perpecahan di beberapa negara,” kata Qassem menggambarkan kondisi Timur Tengah.

(mas/sindo/infoduniamiliter )
Pin It!

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top