Tajuk
Lokal
Islam
Barat
Timur
Sejarah
Sabtu, 14 Februari 2015
Pemberontakan PETA, Perlawanan Terhadap Jepang
Musallam Akui Jadi Agen Israel Karena Diiming-imingi Uang
Muhammad Sa’id Isma’il Musallam (19) seorang warga Israel keturunan Arab ditangkap Islamic State (IS) karena menjadi penyusup alias agen mata-mata yang dikirimkan oleh Mossad, Israel. Majalah DABIQ Edisi 7 mengetengahkan wawancara eksklusif antara Muhammad Sa’id Isma’il Musallam yang akhirnya menyesali perbuatannya tersebut.
“Yang ingin memata-matai Daulah Islam, jangan berpikir kalian sangat pintar dan bahwa kalian dapat menipu Daulah Islam. Kalian tidak akan berhasil sama sekali. Dan akhirnya, mereka akan menangkapmu dan menegakkan hukuman (hadd) atasmu. Menjauhlah dari jalan ini. Menjauhlah dari menolong Yahudi dan orang-orang murtad. Ikutilah jalan yang benar."
Demikian pesan Sa’id kepada semua mata-mata yang kemungkinan masih bercokol di wilayah IS yang dikirim oleh negara-negara koalisi AS. Sa’id juga menyalahkan ayah dan saudara laki-lakinya yang telah menjerumuskan-nya ke dalam aktivitas yang sangat dimurkai dalam Islam.
“Aku katakan kepada ayahku dan saudara laki-lakiku yang membuatku terlibat dalam masalah ini, kalian yang membawaku ke dalamnya, kalian menggodaku dengan uang dan kehidupan dunia, dan meletakkanku dalam posisiku sekarang. Bertaubatlah kepada Allah (‘azza wa jall). Bertaubatlah kepada Allah (‘azza wa jall). kalian yang membuatku seperti ini.”
Namun ayahnya membantah dengan mengatakan “Dia pergi karena keinginannya, pihak keluarga tidak mengetahui,”ujar ayah Sa’id seperti dilansir Washington Times, Sabtu (14/2/2015).
IS mengungkapkan, tertangkapnya Sa’id, agen Mossad oleh iS dan dipublikasikannya wawancara Sa’id di Majalah DABIQ Edisi 7 jelas merupakan peringatan untuk setiap agen dan mata-mata yang mencoba menyusup ke IS bahwa mereka akan mengalami nasib yang sama dengan Sa’id. (Almustaqbal/INFODUNIAMILITER.COM)
Petinggi Militer China, Tersangkut Kasus Korupsi
BEIJING – Pemerintah China menangkap seorang pejabat militer yang diduga terlibat kasus korupsi di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Mayor Jenderal Liu Hongjie yang menduduki posisi ketua urusan logistik dan perlengkapan militer ditangkap karena diduga menyalahgunakan wewenangnya.
Namun tidak diketahui berapa jumlah uang negara yang dirugikan akibat skandal ini, mengingat akses informasi yang sulit didapat dari China.
Seperti dilansir Channel News Asia, Sabtu (14/2/2015), Pemerintah China masih terus menginvestigasi kasus ini karena masih ada kemungkinan keterlibatan pejabat lain di lingkungan militer China.
Selain itu tidak menutup kemungkinan jika kasus ini akan menyeret purnawirawan militer China, mengingat kasus ini sudah berlangsung lama di tubuh militer.
Presiden China Xi Jinping telah bertekad untuk memberantas korupsi di negerinya. Ia pun tidak segan-segan menghukum seluruh pejabat yang terlibat skandal korupsi.
(ful/okezone/infoduniamiliter.com)
IS Tangkap Intel-nya, Israel Siaga
Negara Islam / Islamic State mengklaim bahwa mereka menyandera seorang mata-mata Israel keturunan Arab, Muhammad Musallam, 19 tahun, yang diduga bertugas untuk badan intelijen Israel, Mossad, Kamis (12/2).
Klaim tersebut dikemukakan IS dalam majalah Dabiq, majalah berbahasa Inggris yang dirilis oleh IS. Dalam sebuah wawancara di majalah tersebut, IS menyatakan bahwa Musallam merupakan intel Mossad dan pura-pura bergabung bersama IS di Suriah untuk memata-matai persenjataan, perekrutan anggota dan markas militer mereka.
Namun, penyamaran Musallam rupanya membangkitkan kecurigaan komandan IS. Penyamarannya terbongkar ketika Musallam menelepon ayahnya yang tinggal di Yerusalem Timur.
Hal itu diakui sendiri olehnya "Saya mengatakan kepada semua orang yang ingin memata-matai IS, jangan pikir kalian begitu pintar dan dapat menipu ISIS. Kalian tidak akan berhasil sama sekali," kata Musallam dalam sebuah artikel di Dabiq, dikutip dari Reuters, Kamis (12/2).
"Menjauhlah dari rencana tersebut. Jangan bantu orang-orang Yahudi dan Murtaddin (orang murtad). Ikutilah jalan yang benar," kata Musallam melanjutkan.
Sementara, klaim tersebut dibantah oleh ayah Musallam, Said, dengan menyatakan bahwa anaknya bukan seorang mata-mata. Said menyatakan, Musallam hilang setelah berwisata ke Turki.
Menurut keluarganya, Musallam bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran Israel. Teman Musallam yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonimitas menyatakan bahwa menulis beberapa pesan bernada pro IS di media sosial.
Sementara, pejabat keamanan Israel menyatakan bahwa Musallam mengunjungi Turki pada 24 Oktober 2014 dalam rangka bergabung bersama IS di Suriah .
"Dia pergi ke sana atas inisiatif sendiri, tanpa sepengetahuan keluarganya," kata pejabat yang tak ingin disebutkan namanya tersebut, namun pura-pura membantah bahwa Musallam bekerja sebagai intel Israel.
Israel tingkatkan keamanan
Khawatir bahwa warga keturunan Arab, yang populasinya mencapai 20 persen di Israel, akan bergabung dengan IS di Irak dan Suriah, Israel telah meningkatkan pengamanan dan pemantauan terhadap terduga IS di negara tersebut.
Israel juga menahan Ahmed Shurbaji, seorang warga Arab yang sempat bergabung dengan IS di Suriah, dan kemudian kembali ke Israel.
Pengadilan Israel menjatuhkan hukuman kepada Shurbaji yang yang relatif ringan, yaitu 22 bulan, karena menyepakati syarat membantu Israel memberikan informasi seputar IS.
Sebuah sumber di Shin Bet, badan keamanan internal Israel, menyatakan orang-orang Arab Israel yang kembali dari Suriah secara rutin seringkali diinterogasi oleh badan intel Israel terkait kelompok militan.
Shurbaji menyatakan bahwa interogasi tersebut ditangani oleh Ayoob Kara, politisi Israel dan mantan pejabat militer yang dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Dihubungi oleh Reuters, Kara menyatakan dia tidak percaya bahwa Musallam dalah seorang mata-mata Mossad. (CNN/infoduniamiliter.com)
IS Taklukkan Kota Albagdadi, Siap Hantam Pangkalan Militer AS
Negara Islam /Islamic State atau dulu disebut ISIS telah menguasai kota al-Baghdadi yang terletak du sebelah barat di dekat pangkalan militer AS, demikian keterangan resmi pemerintah Amerika Serikat.
Juru bicara Pentagon mengatakan, hal ini merupakan pertama kali IS berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dalam beberapa bulan terakhir.
Al-Baghdadi, yang berjarak sekitar 8 km dari pangkatan militer AS, telah dikepung selama berbulan-bulan oleh IS yang menguasai sebagian besar wilayah utara dan barat Irak.
Mereka juga menyerang pangkalan udara militer di Ain al-Asad, sekitar lima kilometer dari arah barat daya Al-Baghdadi, Jumat (13/02), tetapi tidak berhasil menguasainya, kata juru bicara Pentagon, Laksamana John Kirby.
John Kirby mengatakan, IS melalui pasukan bom martir mencoba menyerang pangkalan tersebut, kata Kirby.
Ain al-Asad merupakan tempat pelatihan pasukan Irak oleh sekitar 320 prajurit marinir AS.
Sebelum dikuasai IS, al-Baghdadi adalah salah satu dari beberapa kota di provinsi Anbar barat yang dikuasai tentara Irak.
AS memimpin langsung operasi militer melalui serangan udara terhadap kelompok IS, yang merebut sebagian besar Irak dan Suriah tahun lalu. Nampaknya AS tak bisa lagi bersifat pengecut dengan hanya serangan udara. Ekspansi IS yang terus melebar dan semakin kuat memaksa AS dan barat untuk mengambil opsi serangan darat. Akankah pertempuran jantan dimulai? (Bbc/infoduniamiliter.com)
Jumat, 13 Februari 2015
Erdogan Kritik Kemunafikan Obama
Presiden Turki, Tayyip Recep Erdogan mengkritik Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan seluruh jajarannya yang bungkam mengenai peristiwa penembakan tiga umat muslim di Kota Chapel Hill, North Carolina, AS.
Di sela-sela kunjungannya ke Meksiko, Erdogan menyeru kepada Obama dan pemerintah AS untuk mengecam pembunuhan Deah Shaddy Barakat, 23, istrinya Yusor Mohammad, 21, beserta iparnya Razan Mohammad Abu-Salha, 19, di Kota Chapel Hill.
“Presiden (Barack) Obama, (Menlu AS John) Kerry, (Wapres AS Joe) Biden sampai saat ini belum mengeluarkan pernyataan tentang hal ini. Dari sini, saya menyeru kepada Obama. Anda adalah presiden (AS). Saya juga menyeru kepada Biden dan Kerry. Kita adalah politisi, kita bertanggung jawab atas apa yang terjadi di negara kita, kita harus menunjukkan sikap. Ketika masyarakat memilih kita, mereka mempercayakan aset mereka, keamanan mereka, kehidupan mereka, dan mereka memberikan kepercayaan itu dalam pemilihan. Jika Anda, setelah insiden serangan seperti ini, tetap bungkam, dunia juga akan bungkam terhadap Anda,” papar Erdogan. (Bbc/infoduniamiliter.com)
3 Muslim Dibantai di AS, Media AS Cuek
Tiga pelajar Muslim di Chapel Hill, North Carolina, tewas ditembak pada Selasa, 10 Februari 2015. Menurut laporan, para korban adalah mahasiswa dari beberapa kampus setempat.
Dikutip dari BBC, Rabu, 11 Februari 2015, tiga korban antara lain suami-istri Deah Shaddy Barakat (23) dan Yusor Mohammad Abu-Salha (21), serta saudarinya Razan Mohammad Abu-Salha (19).
Pria bernama Craig Stephen Hicks (46), yang mengekspresikan pandangan atheis di halaman facebook-nya, telah ditahan terkait penembakan. Sebelumnya tidak banyak keterangan terkait kasus itu.
Pada pernyataan, Rabu, polisi Chapel Hill berkilah dengan mengatakan penembakan terjadi karena perselisihan masalah parkir, yang ditolak oleh ayah Abu-Salha bersaudara, Mohammad Abu-Salha.
Muslims only newsworthy when "behind a gun. Not in front it." Lack of coverage on Chapel HIll murders confirms thispic.twitter.com/vNQ3KWD6zF
— Khaled Bey (@KhaledBeydoun) 11 Februari 2015
Dia menyebut insiden itu tidak terkait masalah parkir tapi kebencian terhadap islam / islamiphobia. Aktivis online telah menuduh media-media utama AS mengabaikan kasus penembakan, dengan hashtag #ChapelHillShooting tercatat telah digunakan lebih dari 1.800.000 kali.
Hashtag itu tidak hanya menjadi trending topic di AS tapi juga Inggris, Mesir, Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah lainnya, bersama dengan hashtag lain dalam bahasa Arab yang jika diartikan menjadi 'pembantaian Chapel Hill.'
"Muslim hanya bernilai berita jika mereka ada di balik senapan (pelaku), bukan di depan (korban)," tulis salah satu pengguna Twitter mengungkap kemunafikan media AS. (ren/viva/infoduniamiliter.com)
Kamis, 12 Februari 2015
Anonymous Serang IS di Dunia Maya
Anshar Al-Sharia Yaman Bergabung dengan IS / ISIS
John Cantile Jalan-jalan lagi, Kali Ini di Aleppo
Majlis Az-Zikra Diserang Syiah, Ust. Arifin Ilham Siap Perang
BOGOR - Aksi anarkis terjadi di Sentul, Bogor, Rabu (12/2) sekitar pukul 23.00 WIB. Sedikitnya 30 orang menyerbu kampung majelis Az Zikra, yang berada di sekitar Masjid Az Zikra, Sentul. Majelis itu pimpinan Ustaz Arifin Ilham.
Disebut Ustaz Arifin, gerombolan preman ini mengaku dari faham syiah yang dipimpin oleh seorang yang mengaku habib Ibrahim. "Gerombolan sekitar 30 orang itu marah karena majlis Az Zikra menolak faham syiah, dan minta sepanduk penolakan atas faham sesat syiah diturunkan. Faham syiah adalah ajaran yang difatwakan Majlis Ulama Indonesia sesat. Kami minta aparat menahan gerombolan itu atas delik penyerbuan, penganiyaan dan penculikan sahabat kami tercinta," ujar Ustaz Arifin, di halaman facebooknya, Kamis (12/2).
Ustaz Arifin meminta aparat (Polres Bogor) menegakkan hukum atas gerombolan tersebut. "Sungguh ironi, terlalu nekat masuk ke kampung orang dg gaya preman. InsyaAllah kami taat hukum, kami tidak akan balas tindakan yg sama seperti gerombolan itu. Kami umat Rasulullah yang sangat mencintai Rasulullah, Keluarga Rasulullah dan para Sahabat Rasulullah. Kami tidak akan anarkis, kami taat hukum, kami hanya minta pimpinan dan gerombolan itu ditindak tegas secara hukum," tandas Ustaz Arifin.
Namun jika tidak ada tindakan hukum dari aparat, Ustaz Arifin pun berani mengambil tindakan. "Ingat, kalau tidak ada tindakan hukum yg kami percayakan kepada aparat hukum. Kami nyatakan jihad perang terhadap gerombolan itu. Hidup mulia atau mati syahid demi kesucian Agama Allah.
Di akhir reaksi di halaman pribadinya ini, Ustaz Arifin juga menitip pesan. "Semoga peristiwa ini membuka hati para sahabatku tercinta, para ulama ahli Sunnah wal jamaah dan semua ikhwah fillah para Mujahid da'wah agar berhati hati, waspada dan bersatu bersama. Perhatian u semua komandan Sabilana dan asatidz mujahid Az Zikra u bertemu sesuai arahan," tandasnya.(adk/jpnn/infoduniamiliter.com)
Ibnu taimiyyah dan Perlawanan Terhadap Bangsa Tartar
Rabu, 11 Februari 2015
IS Eksekusi Tentara Israel dan Loyalis Al-Sisi
Islamic State tampaknya tidak takut untuk terus menerus menabuh genderang perang terhadap koalisi As, karena baru saja merilis video pemenggalan anggota militer Israel dan tentara loyalis Al-Sisi, Selasa (10/2/2015).
IS Wilayah Sinai (sebelumnya bernama Anshar Bait Almaqdis, kemudia melebur kedalam tubuh IS) yang bermukim di daerah Mesir baru saja merilis sebuah video detik-detik pemenggalan delapan orang pria tentara Mesir dan Israel.
Dilansir dailymail, video tersebut diposting melalui akun Twitter resmi IS pada hari Senin lalu dan dari video tersebut dikatakan kalau IS sedang melakukan operasi di daerah semenanjung Sinai. Dari operasi tersebut ISIS mengklaim telah membunuh beberapa polisi dan tentara rezim diktator Al-Sisi.
IS yang beroperasi di Mesir sebelumnya merupakan kelompok Jihad bernama Ansar Beit Al - Maqdis sebelum akhirnya bergabung dengan IS bulan November lalu , mereka merilis video proses eksekusi sejumlah mata-mata.
Dalam akhir video itulah diperlihatkan IS mengeksekusi delapan orang di siang hari di sebuah jalan besar di utara Sinai.
Kelompok pertama yang dieksekusi mengaku bekerja atas anam militer Mesir dan Israel dan mereka diserang oleh IS dalam tiga hari terakhir.
Menurut laporan kantor berita setempat, hari ini saja IS telah melancarkan serangan dengan melemparkan lima buah bom di kota Alexandria Mesir dan menewaskan 15 tentara loyalis Al-Sisi.
Kudeta berdarah yang dilakukan Al-Sisi terhadap Presiden terpilih Muhammad Mursi menimbulkan kekecewaan pemuda-pemuda ikhwanul Muslimin. Banyak pemusa ikhwan meninggalkan organisasi itu karena mengaggap perjuangan dengan demokrasi adalah sia-sia, dan lebih memilih beraliansi dengan IS yang terbukti berhasil menegakkan negara islam murni tanpa banyak berpolitik. (Tribun/infoduniamiliter.com)
Partai Seks Australia Ajak Warga Australia Boikot Bali
Partai Seks Australia atau The Australian Sex Party hebohkan warga Australia yang meminta seluruh rakyat Australia bersatu untuk memboikot melakukan perjalanan berwisata atau liburan ke Bali. Padahal Australia dan Bali seperti tidak terpisahkan karena sebagian besar warganya kerap bepergian dan menganggap Bali tujuan wisata favorit mereka.
Hasutan itu menyusul pelakuBali Nine Andrew Chan dan Myuran Sukumaran akan dieksekusi mati. Partai ini mengeluarkan seruan boikotnya di halaman website mereka sexparty.org.au, setelah seorang teman Sukumaran meminta permohonan yang cukup emosional pada satu program televisi di Australia untuk meminta pengampuan terhadap para terpidana mati tersebut.
Pemimpin partai itu sekaligus ketua majelis tinggi negara bagian Victoria, Fiona Patten mendesak rakyat Australia untuk bergabung dalam aksi pemboikotan itu dan mengancam Indonesia kalau eksekusi itu jadi dilaksanakan akan mempengaruhi ekonomi pariwisata di bali selama beberapa dekade.
"Kami menyerukan kepada semua warga negara Australia yang mungkin berencana liburan atau kunjungan ke Bali, atau di mana saja di Indonesia, untuk memilih negara tujuan tropis yang lain," kata Patten seperti yang dikutip WA Today.
"Australia perlu tahu bahwa mereka dapat melakukan sesuatu secara sendiri untuk mengubah situasi ini, dan jika fasilitas wisata Indonesia mulai mengalami pembatalan selama beberapa hari ke depan, mereka akan tahu bahwa kampanye ini dapat mengumpulkan momentum dan menjadi stigma melekat pada Indonesia sebagai tujuan wisata. "
Kavita Krishnan memperkenalkan dirinya di sebuah acara televisi ABC sebagai teman lama dari Sukumaran, pria Sydney bagian barat itu menghadapi eksekusi bulan ini karena terlibat dalam perdagangan heroin ke Australia melalui Denpasar.
Dia mempertanyakan kenapa pemerintah Australia telah bertindak begitu cepat menyelamatkan nyawa saat menangani kasus Schapelle Corby saat mendapat eksekusi mati beberapa waktu yang lalu, tapi tidak melakukan hal yang sama terhadap nyawa temannya dan teman satu selnya Andrew Chan. (Fahrizal Fahmi Daulay/WAtoday/Tribun/infoduniamiliter.com)
AS Klaim Tewaskan Pemimpin Lapangan Al-Shabab
Departemen Pertahanan Amerika telah mengukuhkan bahwa pihaknya telah menewaskan seorang pemimpin senior kelompok jihadis al-Shabab, Yusuf Dheeg, dan salah seorang rekannya dalam serangan pesawat tak berawak 31 Januari.
Kematian Dheeg telah dilaporkan kepada VOA oleh kelompok militan itu dan pemerintah Somalia, yang mengatakan militan tersebut adalah kepala operasi luar al-Shabab, yang bertanggung jawab atas perencanaan serangan di dalam dan luar Somalia.
Seorang pejabat Pentagon pada Selasa (10/2) mengukuhkan serangan udara itu kepada para wartawan.
Serangan al-Shabab di luar Somalia mencakup serangan 2013 di Nairobi, Wesgate Mall Kenya, tempat lebih dari 60 orang sipil tewas, dan pemboman 2010 di ibukota Uganda, Kampala, yang menewaskan lebih dari 70 orang.
Amerika telah menjadikan para pemimpin al-Shabab sebagai sasaran dalam beberapa serangan udara. Desember lalu, Departemen Pertahanan Amerika mengukuhkan bahwa serangan udara Amerika menewaskan kepala intelijens kelompok itu, Tahil Abdishakur.
Pemimpin tertinggi al-Shabab, Ahmed Abdi Godane, tewas dalam serangan udara Amerika 1 September. Namun Al-Shabab terus memiliki pengganti atas pemimpinnya yang tewas. AS terus melancarkan serangan drone di somalia, namun hal itu tidak membuat lemah al-shabab yang menguasai sebagian besar somalia itu. Somalia telah lama dilanda konflil karena barat terus memaksakan nilainya diterapkan, padahal penduduk negri tersebut mayoritas menginginkan syariat islam. (Voa/infoduniamiliter.com)
Digempur AS, Jumlah Pasukan IS Malah Terus Bertambah
Pejuang-pejuang asing berdatangan ke Suriah dan Irak dalam jumlah besar untuk bergabung dengan Negara Islam (IS) dan sebagian kecil bergabung dengan kelompok jihadis lain, VOA melaporkan setidaknya 3.400 orang dari negara-negara Barat dari 20.000 jumlah total dari seluruh dunia. Jumlah yang tidak tercatat kemungkinan jauh lebih besar.
Agen-agen intelijen AS kini berkeyakinan bahwa tak kurang dari 150 warga Amerika telah mencoba, dan sebagian berhasil memasuki medan perang di Suriah, menurut beberapa pejabat dalam pernyataan mereka bagi Komite Keamanan Dalam Negeri Kongres AS, Rabu (2/11). Sebagian di antara mereka ditahan dalam perjalanan, sejumlah di antara mereka tewas di medan perang dan beberapa lagi masih bertempur melawan rezim diktator Bashar Assad.
Kesaksian ini dan data-data lain diperoleh kantor berita Associated Press, Selasa (2/10).
Nick Rasmussen, kepala Pusat Kontraterorisme Nasional AS mengatakan jumlah pejuang asing yang datang ke Suriah jauh melebihi jumlah pejuang yang bergabung dengan “jihad” di Afghanistan, Pakistan, Irak, Yaman atau Somalia dalam 20 tahun terakhir.
Pejabat-pejabat Amerika mengkhawatirkan bahwa pejuang-pejuang asing tersebut, yang berdatangan dari 90 negara, akan kembali ke negara asal mereka di Eropa atau AS tanpa terlacak untuk melancarkan serangan-serangan terror. Setidaknya seorang di antara mereka yang terlibat dalam serangan terhadap kantor redaksi tabloid satir Charlie Hebdo di Paris, telah sebelumnya bergabung dengan Al-Qaida Yaman.
Sementara itu, Gedung Putih mengajukan proposal Selasa (2/10) yang meminta Kongres AS untuk mengizinkan militer AS untuk melawan IS dalam tiga tahun mendatang. Pengajuan formal bagi perundang-undangan diharapkan akan berlangsung, Rabu (2/11).
Juga di Gedung Putih, Presiden Barack Obama memberi penghormatan Kayla Jean Mueller, seorang anak muda Amerika yang kabar kematiannya dikonfirmasi Selasa. Mueller tewas karena serangan udara Yordania yang membabi buta.
Sehubungan dengan pejuang asing, para pejabat mengakui sulit untuk melacak warga Amerika dan Eropa yang telah berhasil menjangkau Suriah, di mana IS menjadi kekuatan dominan untuk menggulingkan pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Kedutaan Amerika Serikat di Suriah telah ditutup, dan CIA tidak memiliki keberadaan permanen di negara tersebut.
“Begitu sampai di Suriah, sulit untuk mengetahui apa yang terjadi di sana,” menurut kesaksian yang telah disiapkan oleh Michael Steinbach, asisten director kontraterorisme FBI. “Ketidakjelasan ini memprihatinkan.”
Perkiraan adanya 20.000 pejuang asing ini melampaui perkiraan semula yang menempatkan jumlah pejuang asing di angka 19.000. Jumlah warga atau penduduk Amerika yang telah berangkat atau mencoba pergi ke medan perang di Suriah dan Irak naik dari 50 setahun lalu dan 100 beberapa bulan lalu, menjadi 150 orang. (Voa/infoduniamiliter.com)
AS Akui Warganya Tewas karena Serangan Yordania
AS akhirnya mengakui bahwa Kayla Mueller, warganya yang menyusup masuk ke Negara Islam (IS) yang kemudian dijadikan tawanan, tewas di bombardir pesawatnya sendiri yang diterbangkan oleh pilot Yordania. Juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa Mueller dipastikan tewas setelah Khilafah IS menghubungi keluarga perempuan asal Arizona itu secara langsung. Allahu Akbar!
Presiden Amerika Serikat Barack Obama memastikan kematian Kayla Mueller, tawanan IS yang tewas dibombardir oleh pesawat AS sendiri yang diterbangkan pilot Yordania yang bermaksud balas dendam ke IS.
Dalam pernyataannya, keluarga Mueller juga mengatakan bahwa mereka patah hati setelah mengetahui kematiannya. Mereka kemudian merilis salinan surat yang ditulis Mueller pada tahun 2014 saat dalam tawanan. Demikian dilansir Reuters, Selasa (10/2/2015).
Komentar Obama dan keluarga disampaikan empat hari setelah Daulah Khilafah mengatakan bahwa Mueller tewas ketika jet tempur mengebom bangunan tempat dia ditahan di Yordania. Meskipun begitu, Yordania pada awalnya meragukan pernyataan IS tersebut.
Menariknya, juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa Mueller dipastikan tewas setelah IS menghubungi keluarga perempuan asal Arizona itu secara langsung.
“Selama akhir pekan, keluarga menerima pesan pribadi dari Daulah Khilafah (IS) yang merupakan penculik Kayla yang berisi informasi tambahan,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Bernadette Meehan.
“Setelah informasi ini dikonfirmasi oleh komunitas intelijen, mereka menyimpulkan bahwa Kayla meninggal,” sambung Meehan.
Para pejabat AS mengatakan mereka tidak memiliki bukti yang cukup untuk mendukung klaim bahwa Mueller tewas dalam serangan udara Yordania. Keterangan rinci soal kematiannya masih belum jelas.
“Tidak jelas dari gambar intelijen bagaimana dia meninggal,” kata seorang pejabat AS yang meminta namanya dirahasiakan kepada Reuters.
Baik Obama maupun keluarga tidak memberikan keterangan rinci tentang kematian Mueller. Para pejabat AS mengatakan bahwa keluarga menerima email dan foto dari IS yang menegaskan bahwa perempuan berusia 26 tahun itu sudah mati. (Detik/Infoduniamiliter.com)
Kabar Raja Yordania Pimpin Perang hanya HOAX
AMMAN -- Tak lama setelah tersiarnya kabar Pilot Yordania, Muath Al-Kasaesbeh, dieksekusi dengan dibakar hidup-hidup oleh IS sebagai balasan karena telah menghanguskan banyak anak-anak di wilayah IS.
Banyak warga yang sebelumnya meminta Raja Yordania Abdullah II untuk mempertimbangkan kembali keterlibatannya dengan pasukan koalisi pimpinan AS tampaknya sudah berubah pikiran dan meminta pemerintahnya membalaskan dendamnya terhadap negara baru tersebut.
Raja Abdullah II sendiri mempersingkat lawatannya ke Amerika Serikat (AS) dan langsung disambut ribuan warganya di bandara utama Yordania.
Pemerintah Yordania pun langsung bergerak cepat membalas dendam dengan mengeksekusi mati dua terpidana, termasuk seorang wanita IS, Sajida al-Rishawi, yang terlibat dalam bom pada 2005 lalu di Hotel favorit Israel, Amman.
Namun, itu saja belum cukup bagi Yordania. Raja Abdullah II dengan tegas menyatakan balasan untuk kematian Muath akan lebih keras.
Meski begitu, kabar tentang Raja Yordania Abdullah II akan mengambil bagian dalam misi tempur dengan memimpin serangan udara terhadap IS sendiri dibantah keras oleh negara tersebut.
Juru bicara pemerintah Yordania Mohammed al-Momani menyatakan bahwa rumor itu tidak benar dan tidak berdasar seperti dikutip dari Iraqi News, Jumat (6/2). (Republika/IDM)
AS-Bashar Assad Kerjasama Untuk Serang IS / ISIS
BEIRUT -- Presiden Suriah, Bashar Assad, mengatakan bahwa pemerintahnya telah menerima pesan umum dari militer Amerika Serikat (AS) tentang serangan udara yang menargetkan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Namun, Assad menyatakan tidak ada kerjasama secara langsung.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Assad mengatakan pesan ini disampaikan melalui pihak ketiga, yaitu Irak. "Kadang-kadang mereka menyampaikan pesan, pesan umum, tapi tidak ada yang taktis," katanya.
Sebuah koalisi pimpinan AS yang meliputi empat negara Arab sedang melakukan serangan udara di Suriah sebagai bagian dari kampanye internasional melawan Islamic State. Mereka berbagi langit dengan angkatan udara Assad, yang juga menargetkan IS. Hal ini menunjukkan AS dan Bashar Assad bekerja sama dalam lapangan.
Dalam wawancara, Assad juga berkelit pasukannya telah menggunakan bom barel seperti yang dituduhkan Hak Asasi Manusia Internasional. "Saya tahu tentang tentara saya, mereka menggunakan peluru, rudal, dan bom. Saya belum mendengar tentara menggunakan barel," kata Assad. Namun bukti di lapangan menunjukkan Bashar Assad menggunakannya. (Republika/IDM)
Kim Jong Un Tidak Jadi ke Indonesia
Duta Besar Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) Ri Jong Ryul mengatakan, Pemerintah Indonesia belum menyampaikan undangan resmi kepada Pemerintah Korea Utara untuk menghadiri peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).
"Kami belum menerima undangan resmi untuk menghadiri KAA di Jakarta dan Bandung," kata Ri di Kedutaan Besar DPRK di Jakarta, Selasa (10/2/2015).
Namun, pihaknya memaklumi hal ini karena banyak negara yang akan berpartisipasi dalam acara tersebut. "Banyak negara yang akan diundang dan itu membutuhkan diskusi yang tidak sebentar," ujar dia.
Ri menambahkan, Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat DPRK Kim Yong Nam akan datang ke peringatan KAA yang akan dihelat pada 19-24 April di Jakarta dan Bandung, bukan pemimpin tertinggi Kim Jong Un.
"Rencananya, Kim Yong Nam mewakili DPRK dalam peringatan KAA. Namun, belum bisa dipastikan karena undangan belum ada. Presiden Kim Jong Un tidak akan datang ke Indonesia," kata dia.
Dia menyampaikan hal ini karena sebelumnya kantor berita Korea Selatan,Yonhap, memberitakan Kim Jong Un akan mengunjungi Indonesia untuk menghadiri KAA dan kabar ini sempat menjadi perbicangan di Tanah Air.
Sementara itu, menurut situs resmi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia, pada Januari 2014, Duta Besar Indonesia untuk DPRK Bambang Hiendrasto telah menginformasikan kepada Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat DPRK Kim Yong Nam bahwa Indonesia akan menyelenggarakan acara peringatan 60 tahun KAA.
Kemenlu mengatakan, Dubes Bambang telah menjanjikan undangan resmi dari Presiden RI kepada Kim Yong Nam akan disampaikan kemudian.
KAA sendiri akan dilaksanakan di dua kota, yaitu di Jakarta pada 19-23 April dan Bandung pada 24 April. KAA akan meliputi Asia Africa Bussines Summit dan Asia Africa Carnival.
Tema yang dibawa Indonesia dalam acara yang akan dihadiri 109 pemimpin negara dan 25 organisasi internasional tersebut adalah peningkatan kerja sama negara-negara di kawasan Selatan, kesejahteraan, serta perdamaian.
Undangan resmi sudah disampaikan Indonesia ke beberapa negara, seperti Tiongkok dan Mesir. (Kompas/IDM)
Pusat Komamdo Militer Ukraina Dihujani Roket
KIEV - Markas pusat komando militer Ukraina di wilayah Ukraina timur dilaporkan dihujani oleh roket. Serangan ini mengakibatkan banyak tentara dan warga lokal mengalami luka-luka. Menurut Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, serangan yang terjadi di wilayah Kramatorsk berlangsung sebanyak dua kali.
"Beberapa waktu lalu, markas utama dari operasi anti-teroris kami dihantam oleh serangan roket. Pasukan kami di sana berhasil menghalau serangan tersebut. Namun sayangnya pada serangan kedua, penyerang memindahkan target ke wilayah pemukiman di Kramatorsk," ucap Poroshenko dalam sebuah pernyataan.
"Kami mendapat informasi adanya beberapa tenaga medis dan tentara yang terluka dalam serangan itu. Kami juga mendapat informasi bahwa banyak warga sipil yang menjadi korban luka dalam serangan tersebut," imbuhnya.
Namun, seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (10/2/2015), Poroshenko mengaku belum mendapatkan informasi apakah ada korban jiwa dalam serangan terbaru di Ukraina timur tersebut.
Sementara itu, menurut beberapa saksi mata, mereka melihat beberapa jenazah tergeletak di jalan-jalan kota Kramatorsk. Tapi, saksi mata belum bisa bisa memastikan berapa banyak yang tewas dalam insiden ini.
Serangan ini sendiri terjadi hanya satu hari menjelang pertemuan empat arah antara pemimpin Ukraina, Jerman, Prancis dan Rusia, untuk membahas mengenai penyelesaikan konflik di Ukraina timur. (Sindo/infoduniamiliter.com)
Selasa, 10 Februari 2015
Kesaksian Pilot Yordania Sebelum Dieksekusi
Berikut ungkapnya sebagaimana dalam video yang dapat di lihat di: http://goo.gl/21fkVK.
Saya adalah seorang pilot Letnan Satu Mua’dz Safi Yusuf Al-Kasasibah. Saya warga negara Yordania, dari Al-Karak di selatan Yordania. Saya lahir pada tahun 1988.
Saya seorang perwira di Militer Angkatan Udara Kerajaan Yordania. Saya telah lulus dari Akademi Penerbangan Raja Hussein pada tahun 2009. Saya telah mengikuti pelatihan hingga saya menjadi seorang pilot operasi pada tahun 2012 bersama squadron pertama di Lapangan Udara Muwaffaq Al-Saliti yang berhubungan dengan misi penerbangan yang jatuh pada hari Selasa, 24 Desember 2014.
Kami telah mendapatkan informasi-informasi target penyerangan dan harus terlaksana pada hari itu juga sebelum pukul 4 sore. Dan adapun tujuan dari misi ini adalah untuk berperan sebagai sweepers and cover (penyapu dan pelindung). Dan juga untuk menyerang target yang ditandai dengan lingkaran.
Pada hari selanjutnya, kami take-off dari Lapangan Udara Muwaffaq Al-Saliti di kota Al-Azraq, Provinsi Zarqa, Yordania dengan mengarah ke Iraq. Kami mendapatkan pengisian ulang bahan bakar pada pukul 7:55. Kemudian kami melanjutkan menuju Raqqah, Suriah. Dan yang penting adalah untuk mengidentifikasi berbagai bentuk senjata anti serangan udara yang akan ditembak oleh jet tempur yang ikut berpartisipasi termasuk Uni Emirate Arab F16s, Moroko F16s, Saudi Arabia F15s kemudian disusul oleh jet penyerang Maroko yang akan melakukan serangan udara terhadap target yang telah diidentifikasi menggunakan teknologi laser GBU –laser guided bomb.
Kemudian secara bertahap penyerang Saudi, kemudian Uni Emirate Arab yang hanya satu pesawat untuk melakukan operasi merengsek masuk kemudian pembersihan di area yang ditandai pada layar monitor pesawat di daerah itu. Dan bersamaan setelah operasi penyusupan masuk dimulai, aku mendengar salah satu anti-serangan udara menembak pesawatku dan Letnan Satu Saddam Mardini menyampaikan kepadaku bahwa ada api yang keluar dari nozzle belakang mesin kami.
Aku mengecek sistem monitor dan mengindikasikan bahwa mesin telah rusak dan terbakar kemudian pesawat mulai melenceng dari jalurnya, jadi saya memutuskan untuk keluar dan saya mendarat di sungai dan sabuk pengamanku membuatku terikat di kursi hingga mujahidin Daulah Islamiyah datang dan menangkap saya dan saya menjadi tahanan mujahidin.
Adapun yang berhubungan dengan negara yang berpartisipasi dalam penyerangan yang menargetkan Daulah Islamiyah baik di Iraq maupun Suriah, adapun dari negara-negara Arab khususnya diantaranya adalah Yordania, Uni Emirate Arab, Saudi Arabia, Kuwait, Qatar, Oman, Bahrain, dan Maroko.
Dan pesawat-pesawat yang tergabung adalah :
- Yordania dengan F16s,
- Uni Emirate Arab dengan F16s dilengkapi dengan laser untuk akurasi tembakan rudal,
- Kuwait dengan fasilitas isi-ulang bahan bakar pesawat,
- Bahrain dengan pesawat F16s,
- Saudi dengan pesawat F15s yang dilengkapi dengan laser pemandu rudal,
- begitu pula dengan Kuwait yang menggunakan F16s terbaru.
Adapun tempat pesawat untuk lepas landas, pesawat Yordania F16s lepas landas dari Yordania, begitu juga lepas landas dari Kuwait, umumnya pesawat-pesawat yang Kuwait dan Saudi Arabia dan juga Bahrain, dan sebagian pesawat Amerika lepas landas dari Turki.
Adapun bandara-bandara yang ada untuk mendarat darurat dalam berbagai keadaan malfungsi pesawat maka diantaranya adalah :
- Bandara Al-Azraq di Yordania,
- Bandara ‘Ar’Ar di Saudi Arabia,
- Bandara Internasional Baghdad di Iraq,
- Bandara Ali Salim di Kuwait,
- Bandara Batman di Turki yang letaknya dekat dengan perbatasan Suriah sejauh 100 Km.
Adapun para pilot dari non-Arab khusunya pilot Amerika dan Perancis, mereka lepas landas dari Markas Yordania, khususnya Landasan Udara Muwaffaq Al-Salti dan Landasan Udara Pangeran Hassan.
Terkait dengan koordinasi operasi, kami biasa melakukan rapat di salah satu Markas di Qatar yang mana mereka memiliki peta luar target dan menentukan misi untuk setiap negara untuk hari-hari selanjutnya. Kemudian pada pukul 4 sore, masing-masing negara merencanakan di markas terhadap misi yang telah ditentukan untuknya dan mereka juga menggunakan sniper udara untuk mengetahui target sebagaimana sebuah satelit dan drone yang lepas landas dari negara-negara Teluk.
Adapun target mereka, mereka memutuskan semua Syam dan Iraq hingga celah-celah yang merupakan target untuk dihancurkan diantaranya, sebagai contoh jika target anda di dalam nomor celah “90 Alif K” kemudian anda proses di sana dan koordinat posisi untuk misi anda yang kemudian akan ditangkap oleh sniper udara, drone, dan satelit atau secara langsung melalui para agen yang ditebar dan sebuah pesan aku tujukan kepada rakyat Yordania.
Ketahuilah bahwa pemerintah kita adalah agen Yahudi jika ada kebenaran bahwa kita ingin untuk mempertahankan Islam, maka kenapa kita tidak mengirim pesawat-pesawat kita untuk melawan Nusairiyah ? Militer Bashar Al-Asad yang telah membunuh jutaan kaum muslimin. Dan juga untuk melawan Yahudi yang justru jaraknya paling dekat dengan kita, sehingga kita dapat membela Al-Aqsha dan kaum Muslimin di Pelestina
Maka kepada para keluarga dari para pilot, hentikan anak-anak kalian dan hentikan mengirim mereka untuk melakukan ini, dan perintah mereka untuk tidak melanjutkan dalam usaha untuk menyerang target-target Islam sehingga apa yang terjadi pada saya tidak terjadi pada anak-anak kalian.
Sehingga kalian tidak akan bersedih atas anak-anak kalian sebagaimana keluargaku, istriku, dan teman-teman dekatku.
***
Rudal Canggih Korut, Teknologi Rusia?
Soul- Korea Utara menguji rudal anti kapal yang disebutnya “cangggih” dengan dihadiri oleh Kim Jong Un.
Namun para pengamat mengatakan rudal “canggih” yang diujicoba pada Sabtu (7/2) tampaknya rudal rancangan Rusia.
Pengumuman uji coba ini dikeluarkan hanya beberapa minggu sebelum latihan militer bersama Korea Selatan dan Amerika Serikat, yang setiap tahun mendapat tanggapan berupa retorika dan janji pembalasan dari Pyongyang.
Uji coba rudal ini dilakukan di Laut Timur dan media Korea Utara mengatakan “roket pintar ini dengan tepat mencari, melacak dan menghantam kapal ‘musuh’ setelah diluncurkan.”
Kementerian Korea Selatan mengatakan lima rudal jarak pendek yang ditembakkan pada Minggu (8/2) memiliki jangkauan 200 kilometer.
Kantor berita Korea Utara KCNA mengatakan tujuan pembuatan rudal baru ini adalah agar Korea Utara bisa mempertahankan wilayah perairan, dan “bereaksi keras atas berbagai upaya armada musuh melakukan serangan militer, baik berupa pertempuran jarak dekat maupun jarak jauh.”
Media Korea utara juga menerbitkan gambar Kim Jong Un yang dengan berseri-seri berdiri bersama para jenderal militer yang sedang bertepuk tangan.
KCNA juga melaporkan bahwa Kim menyatakan “puas” atas kualitas “tingkat tertinggi” roket-roket yang dibuat di Korea Utara itu.
Tetapi pernyataan ini dipertanyakan karena seorang analis menulis bahwa senjata itu tampak seperti rudal anti kapal Rusia Kh-35E.
“Tidak jelas apakah KPN, Angkatan Laut Korea Utara, mendapatkan sistem itu langsung dari Rusia atau pihak ketiga,” tulis Joseph S. Bermudez dari situs analisis Korea Utara, 38 North.
“Jika sistem baru ini dengan sukses terintegrasi pada KPN dan dikerahkan secara luas, maka ini adalah langkah maju dalam upaya mengganti peralatan kuno milik mereka dan meningkatkan ancaman terhadap Korea Utara dan kapal AL AS di wilayah.”
Bermudez juga memperingatkan bahwa ini hanyalah “potensi perkembangan” karena militer Korea Utara memiliki “sejarah panjang terkait kelambatan dalam integrasi sistem.”
Tahun ini, Korea Utara mengajukan protes tahunan atas latihan militer AS-Korea Utara yang sebelumnya disebut sebagai “adu pedang bersama.”
Negara ini menawarkan moratorium nuklir awal wahun ini dengan imbalan penghentian latihan militer itu.
Namun Amerika Serikat menolak usul itu dan juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyebutnya sebagai “pilihan yang salah”.
Sejak itu, melalui KCNA Korea Utara mengecam AS dengan slogan-slogan berwarna seperti : “Mari kita sapu dan habiskan musuh dan bunuh mereka!” dan peringatan bahwa AS “imperialis akan menghadapi kiamat terakhir.”
Setelah Perang Korea, yang berakhir dengan perlucutan senjata pada 1953, AS mempertahankan personel militer di Korea Utara.
Dan berdasarkan satu traktak pertahanan bersama, kedua negara melakukan latihan militer bersama antara unit-unit AS dan pasukan Korea Utara yang mereka sebut sebagai upaya pertahanan diri yang wajar. (CNN)
- Populer
- Terbaru
- Tag