Wartawan Irak, Muntadhar al-Zaidi, menjadi terkenal setelah tujuh tahun lalu dia melemparkan sepatunya ke arah Presiden Amerika Serikat (AS) George W. Bush. Zaidi kini buka suara, soal alasan mengapa di melempar sepatu ke arah Bush dan soal penyiksaan yang dia alami setelah tindakannya itu.
Pada bulan Desember 2008, Zaidi melemparkan sepatunya ke arah wajah bangsat Bush saat konferensi pers di Istana Perdana Menteri Irak di Baghdad. Bush yang kala itu mejadi Presiden AS menunduk dua kali.
”Ini ciuman perpisahan dari rakyat Irak,” kata Zaidi saat melemparkan sepatu pertamanya.”Ini untuk para janda dan anak yatim dan semua orang yang tewas di Irak!,” katanya lagi saat melemparkan sepatu keduanya.
Zaidi dalam wawancaranya dengan wartawan Russia Today, Jumat (8/5/2015) mengaku, sejak itu dia ditangkap dan disiksa. Dia dijatuhi hukuman penjara tiga tahun, dan akhirnya dikurangi menjadi penjara satu tahun.
“Saya melakukannya karena kebohongan yang berasal dari George Bush, yang mengatakan kepada penonton bahwa warga Irak menerima dia dengan mawar,” ujar Zaidi mengungkap alasan kekesalanya sehingga melempar sepatu.
“Saya melakukannya juga karena pembunuhan terhadap lebih dari 1,5 juta warga Irak dan perpindahan dari lebih dari 5 juta orang, serta membuat lebih dari 5 juta anak menjadi yatim, serta lebih dari 5 juta perempuan menjadi janda. Dan semuanya selain juga untuk pencurian sumber daya nasional, kehancuran Irak dan perpecahan di negara (Irak),” lanjut Zaidi.
Wartawan Irak ini mengaku memiliki rekaman kasus pembunuhan selama agresi AS di Irak. ”Saya telah menyembunyikan video untuk mempublikasikannya jika otoritas pendudukan Amerika menyerukan kelanjutan penganiayaan hukum terhadap saya,” katanya.
Lantas jenis siksaan apa saja yang dialami wartawan Irak yang pemberani ini? ”Perlakuan kejam. Ada penganiayaan dan cambukan. Mereka mematahkan hidung, gigi dan kaki saya. Mereka juga menggunakan sengatan listrik pada saya. Saya menerima segala macam penyiksaan. Saya menyaksikan dengan mata telanjang saya,” katanya.
Meski mendapat dukungan dari rakyat Irak, dia menolak disebut sebagai pahlawan.“Saya sudah bilang saya bukan pahlawan. Tapi saya mewakili perasaan seluruh rakyat Irak. Semua etnis Irak dan bagian yang pergi di jalan-jalan untuk mengatakan bahwa mereka semua seperti saya, Muntadhar. Mereka mendukung apa yang saya lakukan karena mewakili Irak, bukan negara atau seseorang di luar angkasa. Saya seorang warga Irak dan demonstrasi saya akan melawan pendudukan AS di Irak,” imbuh dia. (sindo/infoduniamiliter )