Federasi serikat buruh utama Nigeria, Rabu (18/5/2016), melakukan mogok massal setelah pemerintah menetapkan kenikan harga bahan bakar minyak sebesar 67 persen.
Meski utusan serikat buruh dan kelompok masyarakat madani terus melakukan perundingan panjang dengan pemerintah, tidak ada kemajuan yang dibuat.
Buruh terus menggelar mogok meski pengadilan telah mengeluarkan perintah agar mereka tidak meneruskan aksinya itu.
Kongres Serikat Buruh Nasional dan Kongres Persatuan Serikat Buruh, yang mengaku mewakili 6,5 juta pekerja, dan beberapa organisasi masyaraakat madani menyerukan pemogokan.
Mereka memprotes keras kebijakan pemerintah yang sangat mencekik mereka. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga hampir 70 persen menimbulkan kekacauan.
Kenaikan mencekik leher itu terjadi setelah pemerintah mencabut subsidi BBM dan kekurangan devisa. Perundingan antara buruh dan masyarat madani dengan pemerintah tak mencapai hasil.
Sekretaris Jenderal Koalisi Serikat dan Masyarakat Madani, Abiodun Aremu, mengatakan, pemerintah harus membatalkan kenaikan harga sebelum kesepakatan dapat dicapai.
Awal Mei ini, Nigeria membatalkan subsidi BBM dengan menaikkan harganya sebesar dua pertiga dari biasanya.
Langkah itu dilakukan dalam upaya mencegah kekurangan bahan bakar yang berkelanjutan, yang diperburuk oleh krisis valuta asing.
Nigeria bergantung pada impor, dengan hasil minyak merupakan 70 persen dari pendapatan pemerintah.
Pada Selasa (17/5/2016), seorang juru bicara maskapai penerbangan Nigeria mengatakan, kelangkaan BBM menyebabkan peningkatan pembatalan dan penundaan penerbangan dalam negeri, dalam beberapa hari ini.
Nigeria menghadapi krisis ekonomi terbesar dalam beberapa dasawarsa karena dampak dari kekurangan pendapatan minyak mereka.
Cadangan mata uang dollar, yang dibutuhkan untuk membayar hasil minyak olahan dan sejumlah impor penting lain, semakin berkurang. Hal juga turut menyebabkan kelangkaan bahan bakar.
Data pelacakan kapal dan pedagang bahan bakar menunjukkan, 75 kapal pengangkut dua setengah ton bahan bakar menunggu di pelabuhan bagi pengimpor untuk mendapatkan uang. Uang dibutuhkan untuk membayar muatan itu.
"Kami memohon maaf atas penundaan belakangan karena kelangkaan Jet A1 (nama bahan bakar pesawat," kata perusahaan penerbangan Dana Air dalam pernyataan di laman resmi, seperti dirilis Reuters, Rabu (18/5/2016).
Sam Adurogboye, juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Nigeria (NCAA), mengatakan, semua maskapai penerbangan dalam negeri terkena dampak krisis BBM.
Ketergantungan Nigeria terhadap penjualan minyak mentah sebesar 70 persen dari keseluruhan pendapatan nasional menyebabkan berkurangnya cadangan mata uang asing negara itu.
Sementara bank sentral memberlakukan kebijakan kurs tetap untuk mencegah pengurangan lebih lanjut. (Kompas/kabarduniamiliter)
Tajuk
Lokal
Islam
Barat
Timur
Sejarah
Rabu, 18 Mei 2016
- Populer
- Terbaru
- Tag
Post Comment
Tidak ada komentar: