Organisasi anti-Islam Jerman, "Patriotic Europeans Against the Islamization of the Occident" atau Pegida hari Sabtu (6/2) melangsungkan demonstrasi di beberapa kota utama di Eropa memprotes imigrasi massal dan apa yang mereka sebut sebagai "Islamisasi" Eropa.
Ribuan pendukung Pegida berdemonstrasi di Dresden, Jerman di mana gerakan itu didirikan.
Polisi anti-huru-hara bentrok dengan demonstran di Amsterdam di mana sekitar 200 pendukung Pegida melangsungkan demonstrasi pertama mereka di ibukota Belanda itu. Polisi anti-huru-hara yang lebih sedikit jumlahnya berusaha memisahkan para pendukung Pegida dan kelompok demonstran lain yang memprotes Pegida. Beberapa orang dari kedua kelompok demonstran itu akhirnya ditangkap.
Di Birmingham, Pegida melangsungkan demonstrasi resmi pertamanya di Inggris, meskipun hanya melibatkan kurang dari 200 orang. Koordinator Pegida di Birmingham, Tommy Robinson, mengatakan arus masuk imigran tahun lalu yang mencapai 1,5 juta orang seharusnya tidak terulang lagi.
Beberapa pendukung Pegida menyampaikan keprihatinan tentang kegagalan sejumlah warga Muslim berintegrasi dengan masyarakat Barat.
Beberapa demonstrasi mendukung dan menentang imigrasi juga terjadi hari Sabtu di Praha dan Brno di Republik Czech, Warsawa di Polandia, Bratislava di Slovakia, Calais dan Montpellier di Perancis dan Graz di Austria bagian selatan.
Republik Czech, Slovakia, Hungaria dan Polandia mengambil sikap keras terhadap para migran dan menentang seruan Uni Eropa untuk menampung sejumlah pengungsi.
Pegida dibentuk sebagai suatu gerakan di Jerman pada pertengahan tahun 2014 dan sejak saat itu menyebar ke beberapa negara lain ketika Eropa berupaya mengatasi krisis pengungsi terburuk sejak Perang Dunia Kedua.
Lebih dari satu juta orang, sebagian besar adalah mereka yang melarikan diri dari perang di Suriah, mencari suaka ke negara-negara Uni Eropa pada tahun 2015, di mana hampir sepertiga diantara mereka datang ke Jerman. [em/voa/kabarduniamiliter]
Post Comment
Tidak ada komentar: