Sedikitnya enam warga Palestina terjebak setelah terowongan penyelundupan di Gaza runtuh. Satu orang lainnya dinyatakan menghilang dalam insiden yang sama.
Disampaikan pejabat pertahanan sipil setempat, seperti dilansir AFP, Kamis (10/3/2016), insiden ini terjadi di salah satu terowongan bawah tanah yang menghubungkan Rafah di Gaza bagian selatan dengan Mesir. Pejabat setempat menyebut terowongan ini sebagai terowongan perdagangan.
Insiden runtuhnya terowongan bawah tanah di Gaza ini merupakan insiden keenam yang terjadi sejak Januari lalu. Beberapa insiden dipicu oleh aktivitas otoritas Mesir yang sengaja membanjiri zona perbatasannya sebagai upaya menghentikan penyelundupan melalui terowongan bawah tanah.
Dituturkan pejabat setempat yang enggan disebut namanya itu, bahwa otoritas setempat telah berhasil menghubungi salah satu warga Palestina yang terjebak dengan telepon genggam. Menurutnya, upaya penyelamatan tengah dilakukan.
Sejak 26 Januari, sedikitnya 12 warga Gaza tewas dalam lima insiden terowongan runtuh. Beberapa di antaranya disebut sebagai militan setempat.
Keberadaan terowongan bawah tanah dipicu oleh blokade Israel terhadap pergerakan orang serta barang-barang dari dan keluar Gaza. Mesir yang menjadi satu-satunya jalan masuk ke Gaza telah menutup sebagian besar perbatasannya sejak tahun 2013.
Terowongan semacam itu biasanya digunakan untuk menyalurkan barang-barang komersial, uang, hingga menjadi jalur warga keluar-masuk Gaza. Israel sempat menuding terowongan itu juga digunakan untuk menyalurkan senjata ke Gaza.
Pada akhir tahun 2014, sebagai bagian memulihkan perdamaian di wilayah konflik Sinai, Mesir mulai mendirikan buffer zone di perbatasan dengan Gaza dan menghancurkan ratusan terowongan bawah tanah. Rezim diktator Mesir dan Israel kompak membunuh warga Gaza secara perlahan-lahan, sunggug menyedihkan. (Kompas/kabarduniamiliter)
Tajuk
Lokal
Islam
Barat
Timur
Sejarah
Sabtu, 12 Maret 2016
- Populer
- Terbaru
- Tag
Post Comment
Tidak ada komentar: