Menteri Pertahanan India Rao Inderjit Singh, Senin (1/6/2015), mengatakan pernyataan Negara Islam (IS) yang menyebut mereka bisa mendapatkan senjata nuklir dari Pakistan bukan sekadar gertak sambal.
Berbicara di KTT keamanan global di Singapura, Singh mengatakan dengan simpanan uang jutaan dolar dan kontak dengan para pedagang senjata Pakistan, maka kemungkinan IS membeli sebuah bom nuklir sangat terbuka.
"Dengan kebangkitan IS di Asia Barat, salah satu hal paling dikhawatirkan adalah mereka sangat mungkin mendapatkan akses untuk mendapatkan persenjataan nuklir dari negeri-negeri semacam Pakistan," ujar Singh.
Komentar Singh ini muncul hanya sepekan setelah IS mengklaim mereka saat ini sudah mampu membeli senjata nuklir dibandingkan satu tahun yang lalu.
IS bahkan mengklaim bisa menyelundupkan senjata nuklir itu ke Amerika Serikat lewat darat dari Meksiko atau Kanada. Cara lain adalah menyelundupkan bom itu dari laut sebelum meledakkannya di wilayah AS.
Klaim IS ini muncul dalam sebuah artikel yang dimuat dalam majalah resmi IS, Dabiq. Artikel dalam majalah tersebutu ditulis jurnalis Inggris yang saat ini menjadi sandera IS namun sering memberikan dukungannya pada IS, John Cantlie.
Namun, sejumlah analis memperkirakan Pakistan tidak akan semudah itu menjual persenjataan nuklirnya kepada IS.
"Pakistan sama saja dengan melakukan bunuh diri jika menjual senjata nuklir kepada IS. Dan hal itu akan menjadi bumerang bagi IS karena jika mereka memiliki senjata nuklir maka itu akan memicu intervensi militer," kata Anthony Glees, direktur Pusat Studi Intelijen dan Keamanan di Universitas Buckingham, Inggris.
Di sisi lain, Glees tak menutup kemungkinan IS mencoba membeli senjata nuklir dari sumber-sumber lain. Namun, jika itu terjadi maka semua badan intelijen Barat akan berusaha sekeras mungkin untuk menggagalkan rencana tersebut. (Kompas/infoduniamiliter )
Post Comment
Tidak ada komentar: