Presiden Amerika Barack Obama hari Rabu (10/6) memerintahkan pengiriman 450 personil militer lagi ke Irak untuk membantu merebut kembali kota Ramadi dari Khilafah / Islamic State.
Gedung Putih mengatakan ratusan personil itu akan memperkuat ke-3.100 pelatih militer Amerika yang sudah ada di Irak, namun Obama tetap menolak mengirim pasukan darat setelah menarik semuanya tahun 2011.
Pernyataan Gedung Putih mengatakan pengiriman itu diminta oleh Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, dan didukung oleh para pejabat militer Amerika.
Obama juga dikatakan memerintahkan pihak berwenang agar berusaha semakin keras untuk menekan arus pejuang asing ke Irak dan Suriah. Para pejuang asing dikhawatirkan akan kembali ke negara masing-masing dan melakukan serangan.
Amerika juga berencana mendirikan fasilitas pelatihan baru di al-Taqqadum, sebuah pangkalan udara di gurun yang pernah menjadi tempat transit militer Amerika.
Presiden Obama minggu ini mengakui Amerika masih belum memiliki “strategi menyeluruh” bersama pemerintah Irak untuk melatih pasukan Irak, terutama dari etnis Sunni yang dianggap penting guna merebut Ramadi. Dalam setahun ini, Amerika telah melatih sekitar 9.000 tentara Irak dan sedang melatih 3.000 lainnya. Namun tidak jelas berapa banyak lagi tentara yang bisa disediakan Irak.
Amerika juga telah menggelar 4.400 serangan udara terhadap berbagai kubu IS di Irak dan Suriah sejak September lalu. Strategi itu gagal mencegah IS merebut kota Mosul dan Ramadi. (Voa/infoduniamiliter )
Post Comment
Tidak ada komentar: