Direktur Badan Intelejen AS (CIA) John Brennan mengatakan serdadu Paman Sam tidak akan bisa mengalahkan Mujahidin Islamic State (IS) di medan perang.
“Saya percaya AS tidak akan bisa mengalahkan IS lewat pertempuran darat,” ujar Brennan dalam acara Face the Nation yang ditayangkanCBS, Minggu (31/5).
Menurut Brennan, serahkan semuanya pada pemerintah Irak dan Suriah untuk memutuskan bagaimana mereka memulihkan perdamaian di negara masing-masing.
“Harus ada proses politik yang layak dan mampu menyatukan para aktor di Irak dan Suriah,” ujar Brennan. “Mereka harus dapat memutuskan bagaimana menyelesaikan urusan dengan IS demi masa depan yang damai.”
Dalam beberapa pekan terakhir, pejabat senior dan pakar militer mengungkapkan kekhawatiran serupa; AS tidak punya strategi menghadapi IS di medan tempur darat.
“Kami tidak hanya gagal, tapi kalah perang,” ujar Jenderal John M ‘Jack’ Keane, mantan wakil Kepala Staf Angkatan Darat AS, di depan sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat, bulan lalu.
Frederick Kagan, direktur American Enterprise Institute, mengatakan kepada panel Senat bahwa memperoleh mombentuk kemenangan melawan IS membutuhkan lebih 20 ribu tentara.
Tahun 2006, Keane dan Kagan menyarankan mantan presiden George W Bush meningkatkan pasukan di Irak, ketika strategi terancam gagal. Kini, Presiden Barrack Obama menolak pengiriman pasukan dan lebih suka menggempur IS dari udara. Yang terjadi adalah IS tak melemah. Fakta paling menarik adalah kemampuan IS merebut Ramadi dan menguasi lebih 50 persen wilayah Suriah.
Brennan mengakui banyak militan moderat yang dilatih AS untuk melawan rejim Bashar Assad yang kini bergabung dengan IS, dan melawan AS. Anehnya, AS masih melakukan tindakan yang sama; melatih 3.000 militan di Suriah pada akhir 2015 dan tambahah 5.000 pada April 2016, untuk mengalahkan IS.(rz/eramuslim /infoduniamiliter)
Post Comment
Tidak ada komentar: