Badai salju dahsyat yang dijuluki “snowmageddon” menghantam Gedung Putih, Amerikat Serikat (AS). Pemerintah menyatakan seluruh wilayah AS berstatus darurat dan jutaan orang pulang lebih awal untuk akhir pekan.
Jutaan warga AS sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi badai “snowmageddon”. Mereka ramai-ramai berbelanja bahan kebutuhan pokok untuk cadangan di rumah setelah ada peringatan bahaya dari badai salju yang akan terus melanda hingga beberapa hari ke depan.
Badai yang diperkirakan akan berlangsung 36 jam ke depan telah digambarkan sebagai badai yang mengancam jiwa. Kecepatan terjangan badai salju tercatat hingga 40 mph.
Wali Kota Washington, Muriel Bowser, menegaskan badai salju kali ini berbahaya terhadap setiap perjalanan warga, karena ketinggian lapisan salju sudah mencapai sekitar 30 cm. ”Saya ingin membuat sangat jelas dengan semua orang, kami melihat ini sebagai badai besar. Ini memiliki implikasi hidup dan mati,” katanya, seperti dikutip Daily Mirror, Sabtu (23/1/2016).
Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest mengatakan bahwa Presiden Barack Obama akan berdiam di Gedung Putih. Dia yakin para pejabat setempat akan bisa mengatasinya dengan benar.
Badai, gelombang tinggi dan banjir dilaporkan melanda wilayah dari Delaware hingga New York. Cuaca buruk, namun tidak bersalju diprediksi akan menyerang sejumlah wilayah dari Texas hingga Florida.
Korban jiwa akibat badai salju mulai berjatuhan di North Carolina, Tennessee dan Maryland. Layanan kereta api juga terganggu karena fasilitas tidak bisa bekerja normal.
Sekitar 1.000 pekerja track direncanakan akan dikerahkan untuk menjaga sistem kereta bawah tanah di New York City. Mereka akan bekerja untuk mengurangi lapisan salju yang menutupi rel.
Beberapa maskapai penerbangan juga ikut terpengaruh, di mana para penumpang dipredikasi akan menunda perjalanan akhir pekan akibat badai salju. (Sindo/infoduniamiliter)
Post Comment
Tidak ada komentar: