Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Like Us

Sejarah

Tentara Irak Terkepung Kelelahan di Kilang Minyak Baiji

Ratusan tentara syiah Rofidhoh tewas, dan 30 kendaraan tempur mereka hancur dalam serangkaian penyerangan IS untuk menguasai jalur suplai logistik terakhir militer rezim Shofawi di kompleks Kilang Minyak Baiji, Jum’at kemarin (12 Rajab).
“Ratusan terbunuh, dan kini tinggal 200an tentara rezim yang tersisa, kepayahan melawan Mujahidin yang telah mengepung dari berbagai penjuru dan kekurangan logistik persenjataan,” reporter Azzam Media melaporkan.
“Kabar terakhir, belasan diantara mereka berupaya kabur, namun menginjak jebakan ranjau, semuanya tewas,” imbuhnya.
“InsyaAllah, tak lama lagi Kilang Minyak Baiji, nomor satu di Iraq akan jatuh ke pangkuan kaum muslimin, umat Ahlus Sunnah, bantu kami dengan do’a-do’a kalian.”
Penyerangan yang bergulir pada Jum’at tersebut dimulai dengan aksi bom martir oleh Abu Barro’ asy Syami menghantam pasukan Shofawi yang mempertahankan jalur suplai logistik mereka di kawasan Syahil, Barat Baiji.
Jalur logistik tersebut terdiri dari dua rel kereta api yang menembus terowongan. Serangan bom sukses menghancurkan puluhan kendaraan perang rezim, dan menewaskan puluhan tentara mereka. Sementara itu, sebagian besar sisanya melarikan diri. [fudhail/azzammedia /infoduniamiliter )

Tak Bisa Kalahkan IS, Koalii AS-Arab Bantai 90 Wanita Suriah sebagai Pelampiasan

Serangan udara koalisi AS dan Timur Tengah kembali melakukan pembantaian terhadap kaum muslimin di Syam, sebagai bentuk pertolongan mereka terhadap faksi-faksi partai komunis Suriah dalam memerangi Daulah Islamiyyah.
Pada Jum’at (12 Rajab) kemarin, sedikitnya 90 penduduk sipil meninggal dunia akibat bombardir pesawat tempur yang dimotori Amerika terhadap pedesaan Bir Mahali, selatan Aynul Islam. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak. 
Berdasarkan penuturan para korban yang dikumpulkan koresponden Azzam Media, serangan udara koalisi tersebut dibarengi dengan serangan darat milisi PKK. Unit-unit mobil Ambulance yang datang untuk mengevakuasi penduduk yang luka dan meninggal pun tak luput dari serangan brutal mereka. [battar/azzammedia /infoduniamiliter )
Kantor Media A’maaq mempublikasikan video reportase yang memperlihatkan penduduk sipil korban serangan brutal pesawat koalisi Salibis dan thoghut Timur Tengah di Bir Mahali, mantiqoh Sarrin, selatan Aynul Islam.
90 warga meninggal dunia, sebagian besar anak-anak dan wanita, oleh bombardir udara yang ditujukan untuk membantu pasukan komunis PKK dalam memerangi wilayah-wilayah Islamic State tersebut. Nampak anak-anak yang terluka parah, diantaranya masih bayi, juga orang-orang tua yang kedua kakinya terpotong.

Video di: klik Disini

Tetap Tangkap Novel, Polri Tak Anggap Presiden

Penangkapan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan oleh Bareskrim Polri dituding sejumlah aktivis sebagai pembangkangan terhadap presiden. Lantaran itu, tiga pimpinan Polri saat ini, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Wakapolri Komisaris Jenderal (Komjen) Budi Gunawan, dan Kabareskrim Komjen Budi Waseso harus dicopot dari jabatannya.

“Pecat Badrodin Haiti, BG, dan Buwas, dan pecat siapa pun yang membangkang putusan Presiden,” ungkap Pengacara dari LBH Jakarta kata Al Ghifari, dalam konfrensi pers di kantor KontraS, di Cikini, Jakarta Pusat (1/5).

Menurut Al Ghifari, penahanan terhadap Novel juga merupakan bentuk kriminalisasi lanjutan terhadap KPK oleh Polri. Dia menganggap ini ada kaitannya dengan pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Wakapolri. “Mereka buat operasi sapu bersih terhadap tokoh yang anti-korupsi,” tambah Al Ghifari.

Lebih lanjut diungkapkan Al Ghifari, instruksi presiden sejak polemik KPK dan Polri beberapa waktu lalu dalam kasus BG sudah jelas. Presiden menurutnya meminta jangan ada kriminalisasi lagi. “Ketika ada instruksi hentikan kriminalisasi, tadi siang setelah shalat siang Jokowi juga bilang jangan ada, artinya ada pembangkan terhadap pucuk pimpinan Polri dan juga negara ini,” ujarnya. Sejumlah pengamat menyatakan, termasuk Rachmawati Soekarnoputeri, jika keberanian petingggi Polri menangkap Novel Baswedan disebabkan adanya dukungan atau restu dari “Ibu Budi” alias Megawati yang sepertinya tengah mengamankan posisinya agar aman dari incaran penyidik hukum atas kasus BLBI ketika dirinya berkuasa yang memberikan ampunan kepada para pengemplang uang rakyat yang sama sekali merugikan bangsa ini. (rz/eramuslim /infoduniamiliter )

IS / ISIS Gelar Aksi Pembalasan, Ratusan Tentara Syiah Tewas

Sedikitnya berton-ton bahan peledak yang dimuat penuh dalam enam unit mobil mengguncang seantero kota Baghdad, sebagai aksi pembalasan dan pembelaan dari Islamic State atas aksi milisi Syiah Iraq membantai Ahlus Sunnah di kamp-kamp pengungsian al Anbar.
Kantor Berita ISIS  wilayah Baghdad merilis statemen singkat berisikan penjelasan atas serangkaian peledakan bom menargetkan posko-posko kekuatan dan rekrutmen milisi Syiah Hasyad Sya’biy Rofidhi yang dipimpin oleh Perdana Menteri Haydar al Abadi, diantaranya:
  • Tiga bom mobil menghantam pusat milisi Syiah di Distrik Sadr.
  • Dua bom mobil mengguncang markas milisi Hasyad Sya’biy Rofidhi di kawasan Hayy al Iskan.
  • Satu unit bom mobil meratakan basis militan Rofidhoh di mantqioah Tholibiyyah.
Hasilnya, ratusan prajurit Syiah tewas terbunuh dan luka-luka.
Perlu digaris bawahi, bahwa serangan ini adalah sebagai aksi pembalasan atas tindakan pembunuhan, pengusiran, dan pembakaran yang dilakukan oleh Milisi Syiah Iraq terhadap Ahlus Sunnah al Anbar di kamp-kamp pengungsian. [fudhail/azzammedia /infoduniamiliter)

Media Australia Nilai Eksekusi Bali Nine Ilegal


Media Australia pada Sabtu (2/5/2015) melansir laporan yang menyebut eksekusi terhadap duo Bali Nine oleh regu tembak Indonesia adalah ilegal berdasarkan hukum internasional. Argumen itu disebut pernah disampaikan Pemerintah Australia, namun diabaikan Pemerintah Indonesia.
 
Laporan media Australia itu terkesan hanya menyudutkan Indonesia. Sebab, sejumlah negara yang melakukan eksekusi mati terhadap gembong narkoba tidak pernah diusik Australia. Contoh, warga Australia Nguyen Tuong Van (25) saat dieksekusi di Singapura pada Desember 2005 karena membawa 392,2 gram heroin reaksi Australia tidak “seekstrem” seperti saat berekasi terhadap eksekusi duo Bali Nine di Indonesia.
 
Media Australia yang menganggap eksekusi duo Bali Nine ilegal itu adalah Sydney Morning Herald. Argumen itu juga pernah disampaikan kepada Menteri Luar Negeri Australia.
 
Pemerintah Australia, lanjut laporan media itu, memiliki saran hukum yang kuat dari akademisi Australian National University (ANU), Don Rothwell dan pengacara Sydney, Chris Ward bahwa eksekusi terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukumaran ilegal di bawah Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, yang ditandatangani Indonesia pada tahun 2006.
 
Di bawah perjanjian itu, hukuman mati hanya dapat dikenakan untuk "kejahatan yang paling serius". ”Perdagangan narkoba bukan merupakan (kategori) kejahatan tersebut,” tulis SMH.
 
”Kami mengakui bahwa salah satu konsekuensi dari perdagangan narkoba adalah penyalahgunaan narkoba, yang mungkin mengakibatkan kematian. Namun, ini tindakan pilihan diri sendiri oleh pengguna narkoba,” lanjut laporan itu.
 
Menlu Bihsop telah dikonfirmasi pada Jumat kemarin bahwa, Duta Besar Australia Paul Grigson telah meminta Kementerian Luar Negeri Indonesia enam minggu yang lalu bahwa Indonesia semestinya tunduk kepada yurisdiksi itu. Namun, permintaan itu diabaikan. ”Indonesia tidak menanggapi permintaan kami,” kata Bishop.

Pemerintah Indonesia sendiri pernah menegaskan, hukuman mati di Indonesia tidak melanggar hukum internasional. Eksekusi terhadap gembong narkoba diberlakukan Indonesia, karena negara ini sedang “perang” dengan kejahatan gembong narkoba. Indonesia berargumen banyak orang meninggal akibat narkoba. (Sindo/infoduniamiliter )

Konvoi Peshmerga Diserang Bom di Kirkuk

Seorang tentara Khilafah / Islamic State  dengan berani masuk ke tengah-tengah konvoi tentara Peshmerga bersama mobil Humvee-nya yang berisi full bahan peledak melakukan aksi bom martir hingga menghancurkan konvoi dan puluhan tentara musuh. (Azzammedia /infoduniamiliter )

Video di: Klik Disini

Larang Cadar, Republik Kongo Tindas hak Mulim


Republik Kongo, atau Kongo Brazzaville, melarang penggunaan cadar yang menutup seluruh wajah untuk dipakai di tempat-tempat umum di negara itu.

Pihak yang berwenang juga melarang Muslim untuk menginap di dalam masjid-masjid.

Mereka manyatakan bahwa langkah-langkah tersebut diambil dengan tujuan mencegah berkembangnya 'terorisme' di sana. Seperti biasa, terorisme selalu menjadi dalih dari yang sebenarnya anti islam.

Ribuan orang, terutama umat Muslim, telah mengungsi ke Republik Kongo dari negara-negara tetangganya yang sedang mengalami pertikaian, terutama dari Republik Afrika Tengah.

Para pengungsi umumnya beristirahat di masjid-masjid di Kongo sebelum mendapat tempat penampungan yang lebih permanen.

Secara umum, penduduk Muslim di Republik Kongo adalah minoritas, dengan jumlah kurang dari 5%.

Kongo merupakan negara pertama di kawasan Afrika yang memberlakukan kebijakan seperti ini.

Di Eropa, Prancis merupakan negara yang juga memberlakukan penggunaan cadar di depan umum berdasarkan undang-undang yang diterapkan tahun 2010, dengan ancaman hukuman denda sekitar Rp2,5 juta. Memakai cadar bagi muslimah dianjurkan oleh agama, melarangnya adalah pengekangan terhadap hak beribadah. Sementara negara-negara bara itu seakan tak peduli dengan ketelanjangan yang jelas-jelas merusak generasi. (Detik/infoduniamiliter )

IS / ISIS Serang Pasukan Assad di Desa Al Sukman, Tal Barak

Kantor Berita Islamic State wilayah al Barakah merilis reportase foto operasi penyerangan Mujahidin tentara IS atas pasukan rezim Nushairiy di pedesaan al Sukman, pinggiran Tal Barak baru-baru ini. Banyak dari tentara rezim tewas, tertangkap, dan sebagian kabur melarikan diri. (azzammedia /infoduniamiliter )







Saudi Klaim Gagalkan Serangan Houthi di Perbatasan

Angkatan bersenjata Arab Saudi, Jumat (1/5/2015), mengklaim berhasil menangkal serangan besar yang dilancarkan pemberontak Houthi dari Yaman di perbatasan kedua negara.

Sebuah pernyataan resmi militer yang dikutip kantor berita Saudi (SPA), mengatakan serangan tersebut terjadi di perbatasan wilayah selatan, dekat kota Najran.


Pasukan Saudi kemudian terlibat dalam baku tembak dengan para penyerang yang diidentifikasi sebagai pemberontak Houthi dan kelompok yang bersekutu dengan mereka. Militer lalu memanggil serangan udara untuk membombardir posisi pemberontak Houthi.

Meski demikian, BBC belum mendapat pernyataan resmi dari kubu pemberontak Houthi terkait laporan pertempuran di perbatasan Saudi.

Para pemberontak Houthi—yang menguasai sebagian  Yaman utara, termasuk ibu kota Sana'a—telah berperang melawan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi selama beberapa bulan.

Namun serangan pada Kamis (30/4/2015) itu merupakan pertempuran besar pertama di wilayah Saudi sejak serangan udara dimulai, akhir Maret lalu. Laporan Saudi mengatakan puluhan pemberontak tewas.


Dari sisi Saudi, serangan tersebut menambah korban tewas menjadi 14 orang selama lima pekan terakhir. Dua pekan lalu, PBB mengatakan 551 warga sipil telah tewas dalam konflik tersebut - sekitar setengah jumlah korban tewas dalam konflik bersenjata itu.

Sementara itu, badan pangan PBB (WFP) mengatakan mereka terpaksa harus menarik diri dari Provinsi al-Hudaydah setelah kehabisan bahan bakar.


Hal serupa dinyatakan Komite Internasional Palang Merah, yang mengatakan bahwa kurangnya bahan bakar - serta pembatasan impor – mengakibatkan rumah sakit harus berjuang untuk memberikan perawatan yang memadai.
WFP telah meminta semua pihak yang terlibat dalam pertempuran untuk mengamankan koridor impor bahan bakar dan makanan.

"Ini adalah negara di mana setengah populasi mengalami rawan pangan, yang berarti bahwa banyak keluarga tidak tahu dari mana makanan mereka akan datang besok. Sangat penting bagi kami untuk terus membantu keluarga-keluarga ini dengan makanan," kata Purnima Kashyap, direktur WFP di Yaman. (Kompas/infoduniamiliter )

IS / ISIS Rebut 3 Wilayah Milisi Komunis


Tentara Islamic State kembali menggelar operasi penyerangan terkoordinasi atas basis-basis koalisi Salibis dan milisi komunis PKK-YPG di pinggiran Tal Tamr, wilayah al Barakah, timur laut Suriah. Sejumlah perkembangan dan kemenangan signifikan berhasil dicapai.
“Empat areal pedesaan di tenggara Tal Tamr berhasil dibebaskan Ikhwah Mujahidin, diantaranya Tal Jadiyyah, Tal Dasymasy, at Taruuk, dan al Fuwaydhoh,” demikian Reporter Lapangan Azzam Media melaporkan pada Jum’at dini hari (12 Rajab).
Meski pesawat koalisi datang membantu dengan serangan bombardirnya, militan murtaddin yang didominasi oleh pasukan komunis YPG tak mampu mempertahankan wilayah mereka dari gencarnya serangan pasukan Khilafah.
“Penyerangan dimulai dengan aksi amaliyyah istisyhadiyyah seorang ikhwah Mujahid asal Turkistan, menyapu benteng partai komunis PKK di bukit Ummu Ruqbah, Tal Ruman, tepi utara sungai Khobuur.”
“Bukit alami tersebut dirubah oleh murtaddin PKK menjadi benteng tinggi. Tapi Allah Maha Tinggi, dengan pertolongannya pada kami untuk menguasai empat wilayah baru ini, ikhwah Mujahidin kini mengisolasi benteng tersebut dari berbagai penjuru,” tambahnya.[battar/fudhail/azzammedia /infoduniamiliter )



Assad Bom Masjid Usamah bin Ladin di Suriah

Rezim Nushairiyyah Bashar Assad kembali menunjukkan kebrutalannya atas kaum muslimin Suriah, sebagai wujud manifestasi dari kekalahan mereka di medan pertempuran di ibukota Provinsi Hasakah.
Sebagaimana yang telah dikabarkan sebelumnya, Islamic State) menguasai tiga pos hajiz Nushairiy di Selatan Hasakah, membawa mereka lebih dekat 1,5 km lagi untuk sampai ke kota tersebut.
“Sebagai reaksi kekalahan mereka, Kamis sore kemarin (11 Rajab), rezim Nushairiy menjatuhkan dua buah bom terhadap kota Syaddaadi, satu diantaranya menghantam pekarangan Masjid Syaikh Usamah bin Ladin,” reporter Azzam Media melaporkan.
“Tiga orang meninggal dunia, hasbunallah wa nikmal wakiil.” [battar/azzammedia /infoduniamiliter )

IS / ISIS Sergap Tentara Irak di Jembatan Al-Furat

pasukan Khilafah (Islamic State) melakukan penyergapan terhadap pasukan rezim syiah Shafawi di jembatan Al Furat. Dibuka dengan aksi berani bom martir, pasukan Shafawi lari berhamburan mengindari rentetan serangan lanjutan mujahidin IS.
Operasi ini bertujuan untuk memutus jalur pasokan bantuan, untuk kemudian tentara Khilafah menyerbu markas-markas Shafawi di seberang jembatan. (Azzammedia /infoduniamiliter )

Video: klikdisini

Miris, Kuburan Masal Muslim Rohingya ditemukan di Thailand


Pemerintah Thailand, Jumat (1/5/2015), menemukan kuburan massal di sebuah kamp telantar di tengah hutan yang diyakini berisi jasad manusia perahu dan imigran asal Myanmar dan Banglades.

Kuburan massal itu berada di sebuah kamp yang ditinggalkan di sebuah hutan di distrik Sadao, provinsi Songkhla yang berbatasan dengan Malaysia. Penemuan ini terjadi di saat junta militer Thailand berjanji akan memberantas penyelundupan manusia di wilayahnya.

"Ada 32 kuburan, sejauh ini sudah empat jasad yang berhasil diangkat dan sedang dibawa ke rumah sakit untuk otopsi," kata Sathit Thamsuwan, seorang anggota tim penyelamat yang berada di lokasi itu.

"Semua jasad sudah membusuk. Satu warga Banglades yang kurus kering ditemukan masih hidup dan kini dirawat di rumah sakit dekat Padang Besar," tambah Thamsuwan.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Thailand Jenderal Somyot Poompanmoung menggambarkan lokasi ditemukanya kuburan massal itu sebagai sebuah "kamp penjara" di mana para imigran ditahan di dalam sel-sel yang terbuat dari bambu.

"Ada 32 lokasi yang mirip seperti kuburan dan apakah hanya ada satu atau beberapa jasad di dalam makam itu, kita harus menunggu," kata Poompanmoung.

Dia meyakini para penyelundup manusia nampaknya meninggalkan pria Banglades yang sakit itu saat mereka memindahkan para imigran Rohingya melintasi perbatasan Malaysia dua hari lalu.

Sejumlah media lokal mengabarkan, kamp imigran itu dan pria Banglades itu ditemukan secara tak sengaja oleh penduduk desa  yang sedang mencari jamur di hutan itu. 

Muslim Rohingya telah mengalami berbagai serangan dari militan budha dan pemerintahan myanmar.  Banyak dari mereka yang kabur menuju tempat lain, namun sangat sedikit negara yang mau menerima mereka. Apakah nasionalisme telah mengalahkan kemanusiaan? Mengapa negri muslim seperti Indonesia dan Malaysia tidak segera menyelamatkan muslim Rohingya?  (Kompas/infoduniamiliter )

IS / ISIS Eksekusi 15 Militan Teroris Houthi


Perwakilan Islamic State di Yaman merilis video baru yang menunjukkan eksekusi mati terhadap 15 militan Houthi Yaman. Belasan tentara Houthi ditembak dan dipenggal IS yang beroperasi di Shabwa, Yaman.
 
Eksekusi massal itu dilakukan IS di dekat Ibu Kota Sanaa. Video itu menunjukkan, para militan Houthi menangis ketika disorot wajah mereka dengan obor sebelum ditembak dan dipenggal.
 
Para sandera tampak ketakutan ketika diwawancarai tentara IS di depan kamera sebelum dieksekusi. Video eksekusi berdurasi sekitar dua menit itu berjudul yang diwawancarai di depan kamera sebelum disembelih di klip dua menit yang berjudul ”Eliminating the Apostates” yang bermakna “Menghilangkan Kemurtadan”.
 
Menurut Daily Mail, semalam (30/4/2015), dalam video tersebut sekitar 20 orang mengenakan seragam kamuflase dengan menenteng senapan. Mereka berada di sekitar sandera yang dieksekusi.
 
IS muncul di Yaman setelah negara itu dikudeta oleh militan Houthi dan demi menolong sunni Yaman dari kebengisan Houthi. Selain itu memang IS berencana terus meluaskan wilayah selain di Irak dan Suriah.
 
Sebelum merilis video eksekusi massal di Yaman, pada bulan lalu, IS mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan bom yang terkoordinasi di dua kuil syiah di Sanaa. Dua kuil itu merupakan kuil yang dikelola kelompok Houthi. (Sindo/infoduniamiliter )

Video: klik disini

NATO Tuduh Rusia Siapkan Serangan Baru ke Ukraina


Komandan tertinggi NATO, Jenderal Philip Breedlove, curiga bahwa militer Rusia memanfaatkan gencatan senjata di Ukraina timur untuk menyiapkan serangan terbaru. Hal itu dia sampaikan di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS).
 
Breedlove yang merupakan Jenderal Angkatan Udara AS itu mengatakan bahwa, pasukan Rusia telah berusaha untuk mengatur ulang sekaligus melindungi kepentingan mereka di medan perang Ukraina timur, meski gencatan senjata yang berlaku sejak Februari 2015 telah rapuh.
 
”Banyak dari tindakan mereka yang konsisten dengan persiapan untuk serangan lain,” kata Breedlove, seperti dikutip Reuters, Jumat (1/5/2015). Ketika ditekan Kongres AS kapan Moskow akan melakukan serangan terbaru itu, Jenderal Breedlove mengakui tidak bisa memprediksi.
 
”Tetapi telah ditandai dengan tindakan berkelanjutan seperti mempersiapkan (miiliter), dan pelatihan untuk kembali melakukan aksi ofensif,” ujarnya. ”Di masa lalu, usaha mereka tidak sia-sia,” lanjut dia.
 
Breedlove menambahkan bahwa, Rusia berusaha untuk memperketat cengkeramannya atas pasukan separatis di Ukraina timur dengan memperkuat perintah dan kontrol.”Karena ada perpecahan dalam beberapa serangan sebelumnya,” katanya.
 
Sementara itu, Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), yang memantau gencatan senjata di Ukraina timur, mengatakan bahwa, aksi kekerasan telah menurun sejak kesepakatan damai ditandatangani di Minsk, Belarusia pada bulan Februari 2015.
 
Sedangkan Rusia belum merespons pernyataan terbaru petinggi NATO itu. Senada dengan OSCE, Rusia menilai kesepakatan damai untuk Ukraina timur yang disetujui semua pihak di Minsk telah mengalami kemajuan. (Sindo/infoduniamiliter )

IS / ISIS Bombardir Markas Militer Syiah dengan Mortir di dekat Baghdad

Kantor Berita Islamic State / Khilafah wilayah Utara Baghdad merilis reportase foto aksi tentara IS membombardir basis-basis militer rezim Shofawi dan milisi syiah Rofidhoh Hasyad Sya’biy menggunakan roket dan mortir. (Azzammedia /infoduniamiliter )







Menhan Australia Anggap Eksekusi Warganya Sebaai penghinaan Indonesia


Menteri Pertahanan (Menhan) Australia, Kevin Andrews, telah meluncurkan “serangan” keras terhadap Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). Menhan Australia itu menilai eksekusi terhadap duo Bali Nine sebagai penghinaan terhadap Australia yang dilakukan Pemerintah Jokowi.

Menhan Andrews menyebut Jokowi sebagai pemimpin “lemah” dan sengaja melakukan penghinaan terhadap Australia. Menteri senior Australia itu mengaku tersentak dengan penolakan Jokowi atas permohonan ampunan untuk duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang diajukan Perdana Menteri Tony Abbott.
Penolakan grasi dari Jokowi itu, kata dia, membuat situasi yang sulit jadi buruk. Dia menekankan pentingnya hubungan Australia dengan Indonesia.
“(Presiden) Joko membuat kesalahan perhitungan yang sangat serius dengan memberitahukan orang-orang dieksekusi segera pada Anzac Day. Sebuah langkah yang berbau penghinaan pada Australia,” katanya, seperti dilansir The Australian, Kamis (30/4/2015).
Pemerintah Australia sebelumnya memang meminta Pemerintah Indonesia untuk tidak mengumumkan eksekusi mati duo Bali Nine pada peringatan “Anzac Day”, tapi Pemerintah Indonesia telanjur menyampaikan pemberitahuan atau notifikasi beberapa jam sebelum ekekusi dilakukan Selasa tengah malam.
”Fakta bahwa eksekusi diumumkan pada Anzac Day. Fakta bahwa imbauan penasihat spiritual ditolak, seperti yang saya mengerti, dalam periode terakhir dari kehidupan mereka (duo Bali Nine), semuanya menunjukkan atau berbau penghinaan pada Australia . Dan jika itu terjadi, maka saya berpikir bahwa ini adalah kesalahan perhitungan yang sangat serius atas nama pimpinan Indonesia,” ujar Andrews.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, ketika ditanya apakah dia setuju dengan tudingan Indonesia menghina Australia, Bishop menolak untuk mendukung argumen Andrews.
”Biarkan saya menggunakan kata-kata saya. Saya mengatakan bahwa saya sangat menyesali apa yang telah terjadi, saya membuat banyak representasi pribadi, pada setiap tingkat yang saya bisa, dan itu adalah situasi yang disesalkan. Namun, Indonesia adalah mitra penting Australia dan hubungan harus terus untuk kepentingan kedua negara,” kata Bishop, yang berupaya meredam ketegangan. (Sindo/infoduniamiliter )

Dirikan Pos Pemeriksaan Atasnama IS, 2 Pemuda Ini Dihukum Mati

Islamic State berjuang keras melayani masyarakat yang trauma akibat kekejaman rezim syiah. Namun ada saja pengkhianat yang malah membuat masyarakat takut pada IS. 2 pemuda nekat ini mendirikan pos pemeriksaan mengatasnamakan IS. Celakanya mereka juga memeras pendudkmuk setempat. IS menjatuhkan hukuman mati karena menganggap kejahatan ini sebagai 'hirobah' atau "membuat kerusakan di muka bumi".

Tentara Perancis Perkosa Masal Pengungsi Afrika Tengah

Kebiadaban prajurit dan tentara Perancis kembali dipertontonkan kepada dunia. Kelompok Advokasi AIDS Free World mengatakan, serdadu Perancis memperkosa bocah pengungsi Muslim di Republik Afrika Tengah secara massal dengan cara menukar makanan dengan seks.
Dalam laporan berjudul “Pelecehan Seksual Pada Anak oleh Angkatan Bersenjata Internasional” itu, AIDS Free World menulis jika anak-anak Muslim di Afrika menerima makanan setelah melayani serdadu Perancis, atau membiarkan dirinya disodomi.
The Guardian melaporkan bahwa pemerkosaan secara massal itu terjadi sepanjang tahun 2014. Anak-anak Muslim di pengungsian hanya mempunyai dua pilihan; melayani nafsu binatang para serdadu Perancis demi makanan, atau membiarkan diri mereka mati kelaparan.
Laporan dibuat berdasarkan kesaksian bocah-bocah di pengungsi di Bangui, ibu kota Republik Afrika Tengah. Seorang bocah usia delapan tahun mengatakan, dia dan teman-temannya harus membiarkan duburnya disodomi tentara Perancis agar bisa mendapatkan makanan.
Co-Director AIDS Free World, Paula Donovan mengatakan, serdadu Perancis yang tergabung dalam Tentara Penjaga Perdamaian PBB melakukan semua itu secara rutin dan masif. “Kebenaran mengerikan adalah perkosaan terjadi tidak jarang,” ujar Donovan.
Reaksi naluriah PBB, masih menurut Donovan, adalah menolak, mengabaikan, menutupi, dan menyembunyikan, semua kebenaran itu. Donovan menyarankan perlu dilakukan penyelidikan independen dengan akses total ke seluruh pengungsi dan pasukan Perancis, mulai dari komandan sampai prajurit.
Perancis sendiri merespon laporan ini dengan melakukan penyelidikan atas tuduhan itu. Juru bicara Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (UNHCR) juga sedang menyelidiki bagaimana laporan rahasia itu bisa jatuh ke tangan LSM.
Seperti diketahui, bulan Maret 2015, Dewan Keamanan PBB menyetujui tambahan 1.000 personel dengan dalih untuk memperkuat pasukan penjaga perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah. Kini, tentara PBB di negara itu mencapai 12 ribu.
Hampir satu juta orang yang kebanyakan umat Islam mengungsi sejak milisi ekstrem Kristen Anti Balaka melakukan pembantaian massal terhadap Muslim pada bulan Desember 2013. Milisi Kristen memulai serangan terkoordinasi terhadap Muslim Seleka, setelah penggulingan pemerintahan pada Maret 2013. [Muhajir/inilah/infoduniamiliter )

Islamic State Rilis Video "Menuju Baghdad"

Seluruh mata saat ini menuju pada Islamic State, baik pro maupun kontra. Seluruh media mengagkatnya sebagai headline, segala tentanganya menarik meski terkadang media barat sering memutarbalikkan fakta. 

Setelah kota Ramadi, kilang minyak baiji, Hassakah, dll ditaklukkan oleh Islamic State, besar kemungkinan penaklukan akan berlanjut ke Baghdad, ibu kota rezim syiah. Meski rezim syiah dibantu oleh koalis arab, eropa, dan AS tetap saja tidak mampu membendung kemajuan Islamic State. Setiap senjata yang diberikan barat selalu jatuh ke tangan IS yang semakin memperkuat mereka. 

Video:

PBB Kecam Hukuman Mati Terhadap Pengedar Narkoba

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutarakan penyesalan yang mendalam atas eksekusi terhadap delapan terpidana mati kasus narkoba di Nusakambangan, Jawa Tengah, Rabu (29/4/2015).
Dalam pernyataan resminya, Ban mengatakan, hukuman mati "tidak punya tempat pada abad ke-21" dan mendesak Indonesia untuk membatalkan eksekusi kepada semua terpidana mati.
Desakan itu, menurut Ban, sejalan dengan sikap 117 negara yang menyuarakan moratorium penggunaan hukuman mati dalam sidang Majelis Umum PBB pada Desember 2014.
"Sekretaris Jenderal mendesak semua negara yang masih menerapkan hukuman mati untuk bergabung dengan gerakan ini dan mendeklarasikan moratorium hukuman mati dan pada akhirnya menghapuskannya," demikian pernyataan Ban Ki-moon.
Di sisi lain, Jaksa Agung HM Prasetyo menegaskan bahwa hukuman mati harus dilaksanakan demi memerangi narkoba. "Saya berulang kali katakan itu bukan pekerjaan yang menyenangkan, tetapi harus kami lakukan," kata Prasetyo.
Soal narkoba, Slamet Pribadi, pihak Humas BNN, merujuk data bahwa pengguna narkoba di Indonesia mencapai 4 juta orang dari usia 10 sampai 59 tahun. Sedemikian besar korban akibat narkoba, Indonesia kini berstatus darurat narkoba. Demikian kata Slamet.

"Sungguh tidak adil apabila kita hanya berpikir soal tersangka, terpidana, atau tereksekusi, sementara yang meninggal di Indonesia ada 33 (orang) dalam sehari," kata Slamet kepada BBC Indonesia.

Eksekusi terhadap delapan terpidana mati kasus narkoba mendapat kecaman dari berbagai negara. Bahkan, Perdana Menteri Australia Tony Abbott memutuskan untuk menarik duta besar dari Jakarta sebagai bentuk protes.


"Australia menghormati sistem hukum Indonesia, kedaulatan Indonesia. Tetapi, kami mengecam keras eksekusi ini. Makanya, hubungan dengan Indonesia tidak akan bisa sama lagi. Begitu proses yang terkait dengan Chan dan Sukumaran selesai, kami akan menarik duta besar kami untuk konsultasi," kata Abbott.

Kemudian, Kementerian Luar Negeri Brasil mengaku tengah mempertimbangkan hubungan dengan Indonesia. Setelah menarik duta besarnya dari Jakarta pada Januari lalu, Pemerintah Brasil mengatakan tidak berencana untuk menempatkan duta besar pengganti. (Kompas / infoduniamiliter )

Taklukkan Ramdi, IS / ISIS Semakin Dekati Baghdad

Ramadi, kota yang terletak di provinsi Al Anbar ini merupakan area strategis sebagai akses menuju Baghdad. Sejak pekan lalu, pertempuran memanas di Ramadi, Pasukan Khilafah berhasil mengambil kontrol di sebagian besar kota Ramadi.
Video ini menunjukan pertempuran di tengah kota Ramadi sebagai tahap pembersihan sisa-sisa pasukan Shafawi dari kota ini. (Azzammedia /infoduniamiliter )

Ini Daftar Warga Australia Yang Dieksekusi di Luar Negri

Andrew Chan dan Myuran Sukumaran telah dieksekusi oleh regu tembak di Indonesia. Kematian mereka menambah sejumlah kecil warga Australia yang telah dieksekusi di luar negeri. Siapa saja mereka? Berikut daftarnya.
1986: Kevin Barlow dan Brian Chambers
Dua pria asal Perth digantung di Malaysia pada bulan Juli 1986 karena perdagangan heroin. Mereka adalah orang Barat pertama yang dieksekusi di bawah hukum anti-narkoba Malaysia yang diperkenalkan pada tahun 1983.
Barlow dan Chambers ditangkap pada November 1983 di Bandara Internasional Penang atas kepemilikan hampir 180 gram heroin.
Pasangan ini kemudian terbukti bersalah atas dakwaan perdagangan narkoba dan dijatuhi hukuman mati.
Banding yang diajukan keduanya gagal, demikian pula banding grasi dari Perdana Menteri Australia kala itu, Bob Hawke. Perdana Menteri Inggris kala itu, Margaret Thatcher, juga sempat mengajukan banding serupa atas nama Barlow yang merupakan warga Inggris-Australia.
Bob Hawke sendiri akhirnya menggambarkan hukum gantung itu sebagai tindakan "barbar", dan eksekusi itu menegangkan hubungan antara Malaysia dan Australia.
1993: Michael McAuliffe
Michael McAuliffe dieksekusi dengan digantung di Malaysia atas dakwaan perdagangan heroin, Juni 1993, setelah menjalani delapan tahun penjara.
Pria asal Queensland itu ditangkap di Bandara Internasional Penang pada bulan Juni tahun 1985, didakwa dengan kepemilikan hampir 142 gram heroin.
Banding atas vonis hakim yang dijatuhkan kepadanya ditolak pada tahun 1992.
2005: Van Tuong Nguyen
Pada tahun 2005, pria asal Melbourne ini digantung di Singapura atas tuduhan perdagangan heroin. Ia adalah warga Australia pertama yang dieksekusi di negara ini.
Nguyen, yang saat itu berusia 22 tahun, ditangkap di Bandara Internasional Changi Singapura pada bulan Desember 2002, ketika mencoba untuk naik pesawat ke Melbourne.
Petugas keamanan menemukan hampir 400 gram heroin yang ditempel di punggungnya dan di dalam tas tangannya, selama pemeriksaan keamanan rutin.
Di bawah hukum anti-narkoba Singapura, siapa pun yang tertangkap dengan lebih dari 15 gram heroin akan menghadapi hukuman mati.
Selama persidangan, Nguyen mengatakan kepada polisi bahwa ia membawa obat atas nama sindikat yang berbasis di Sydney, untuk membantu saudara kembarnya membayar tagihan proses hukum.
Banding terhadap hukumannya ditolak oleh Pengadilan Tinggi Singapura, dan permohonan grasi yang didukung Pemerintah Australia pun gagal.
2015: Andrew Chan and Myuran Sukumaran
Chan dan Sukumaran, yang dituduh sebagai dalang geng penyelundup narkoba "Bali Nine", ditemukan bersalah pada bulan Februari 2006.
Mereka dihukum mati di Indonesia dan dieksekusi oleh regu tembak di penjara Pulau Nusakambangan.
Tujuh warga Australia lainnya—Martin Stephen, Renae Lawrence, Scott Rush, Michael Czugaj, Si Yi Chen, Tan Duc Thanh Nguyen, dan Matthew Norman—juga ditangkap dalam kaitannya dengan upaya penyelundupan itu.
Upaya banding hukum membuat vonis anggota geng "Bali Nine" yang lain berfluktuasi, mulai dari 20 tahun hukuman penjara hingga hukuman seumur hidup dan hukuman mati.
Namun, vonis Chan dan Sukumaran tetap tidak berubah, meskipun ada beberapa upaya banding dan grasi. (Kompas/infoduniamiliter )

Top