Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Like Us

Sejarah

IS Dukung Penuh Sinai Melawan Mesir, Israel dan Hamas

Islamic State dari berbagai provinsi merilis video dukungan pada Islamic State provinsi Sinai. Hal ini dinyatakan setelah sebelumnya Israel, Mesir dan Hamas menjalin kerjasama menghadapi Sinai. Dukungan itu diantaranya datang dari Kirkuk, Homs, Fallujah, Aleppo, dll.

Islamic State provinsi Kirkuk merilis video  "The Return of the Grandchilren of the Sahabah (The Companions )" yang berisi dukungan pada mujahidin Khilafah di Sinai yang akan berhadapan dengan Israel, Mesir, sekaligus Hamas. Link https://drive.google.com/file/d/0B9Ie-nrph12RY3JKcGtYNmlGYUU/view

Sementara di Homs, IS menegaskan bawah Sinai adalah pintu menuju pembebasan Masjid Al-Aqsha. Provinsi Homs merilis video  dengan judul "Sayna : The Gateway to Bayt al-Maqdis" Link https://archive.org/download/sinai_/1462551828_sinai.mp4

Begitu juga IS provinsi Fallujah, Provinsi Fallujah merilis video  "Verily, Along with Hardship is Relief " www,drive.google.com/file/d/0BxPb4AuzHBhNaUlWTFJyRVoySE0/view

Provinsi Aleppo juga tak mau ketinggalan, IS provinsi Aleppo merilis video  "From Halab To Sayna" yang berisi dukungan pada mujahidin Khilafah di Sinai yang akan berhadapan dengan Israel, Mesir, sekaligus Hamas. Link https://drive.google.com/file/d/0BzMnUfBHGT1MTlVDTUZ2emQ0TzQ/view?pref=2&pli=1

(Syamtoday/kabarduniamiliter)


Perang Sesama Syiah, Baghdad Kacau Balau

Pasukan keamanan Irak meningkatkan kehadiran mereka di seluruh Baghdad pada Jumat (6/5/2016).
Mereka menghalangi sebagian besar jalan utama dan jembatan agar para pengikut ulama Syiah Moqtada al-Sadr tidak mencapai distrik pemerintahan yang diserbu sepekan sebelumnya.
Seorang wakil Sadr menyerukan para pendukung untuk berpawai di luar masjid-masjid setempat usai sholat, ketimbang berkumpul dekat Zona Hijau yang dijaga ketat.
Langkah itu akan mengurangi risiko bentrokan-bentrokan.
Demonstrasi bertujuan menekan Perdana Menteri rezim syiah Irak Haider al-Abadi agar menindaklanjuti janji-janji yang dibuatnya untuk mengganti para menteri yang berafiliasi dengan partai dengan teknokrat independen sebagai bagian dari langkah anti korupsi.
Irak diguncang pertikaian berbulan-bulan mengenai proposal itu, dengan para anggota parlemen yang terbelah di tengah-tengah kekerasan aksi melawan aparat.
Frustasi yang dalam di antara warga Irak atas kebuntuan itu berpuncak pada Minggu lalu dengan penyerbuan Zona Hijau. Kekacauan ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Di kawasan itu terdapat gedung parlemen, kantor-kantor pemerintah, dan kantor-kantor diplomat asing.
Para pejabat keamanan mengatakan tiga resimen dari divisi polisi elit yang telah bertempur melawan  Negara Islam (IS) dikerahkan di dan sekitar Zona Hijau. Kini Irak harus menghadapi serangan dari sesama.
Di sebuah jembatan yang membentang di atas Sungai Tigris, puluhan anggota pasukan anti huru-hara mengai kendaraan Humvee dilengkapi senjata-senjata mesin.
Mereka berdiri di belakang dua penghalang berupa dinding setinggi 3,6 meter.
Kepala kantor politik Sadr mengatakan aksi-aksi unjuk rasa berskala besar telah ditunda hingga Selasa depan, ketika puluhan ribu pengunjuk rasa akan dimobilisasi untuk berpawai di luar sidang parlemen yang sudah dijadwalkan.
Setidaknya empat tentara tewas dan tujuh lainnya terluka pada Jumat ketika sebuah pelaku bom mobil bunuh diri menyerang sebuah pos pemeriksaan di bagian barat Baghdad.
Dua bom lainnya di dekat Abu Ghraib menewaskan tiga orang dan melukai 13 orang lainnya.  Tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan-ledakan itu. (Detik/kabarduniamiliter)

Perang di Fallujah, IS Tembak Jatuh Helikopter Irak

Media amaq memberitakan peristiwa perang di timur Fallujah antara pemerintahan rezim syiah Irak yang merupakan bentukan AS melawan Islamic State yang menguasai sebagian wilayah Irak dan menolak tunduk pada aturan barat. Dalam perang tersebut IS telah menembak jatuh helikopter Irak yang merupakan pemberian AS dan membunuh pilotnya. Peperangan antara rezim syiah Irak melawan Islamic State yang sunni berlangsung dari sejak AS menjajah Irak hingga kini. (Amaq/kabarduniamiliter)

Assad Bom Pengungsi Suriah, 28 Orang Tewas

Sarmada - Setidaknya 28 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak tewas dalam serangan udara di sebuah kamp pengungsi di Suriah Utara dekat perbatasan Turki pada Kamis (5/5).

Rami Abdel Rahman, kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan serangan yang juga mengakibatkan 50 warga sipil terluka itu ditargetkan ke kamp dekat Sarmada di Provinsi Idlib, yang dikendalikan oleh Jabhah Nushrah (Al-Qaeda) dan kelompok pemberontak lainnya.

Mamun Al Khatib, Direktur Kantor Berita Aleppo berbasis pro pemberontak Shahba Press, menuduh rezim yang telah melakukan serangan itu.

"Dua pesawat rezim menembakkan empat rudal di kamp di Desa Al Kammouna," katanya seperti ditulis AFP, Jumat (6/5/2016).

"Dua rudal jatuh di dekat kamp menyebabkan orang panik dan dua lagi jatuh di mana selusin tenda terbakar," ujarnya.

Pada foto yang disebar secara online oleh para aktivis menunjukkan para pekerja memadamkan api di antara tenda-tenda berwarna biru dan putih yang rusak. Khatib mengatakan, orang-orang di kamp telah melarikan diri dari pertempuran di utara Provinsi Aleppo.

Ribuan warga Suriah telah melarikan diri dari pertempuran yang terjadi di Provinsi Utara selama beberapa minggu terakhir. Kamp-kamp untuk pengungsi telah didirikan di sepanjang perbatasan Turki.

(Hbb/Hbb)

Usir Pasukan Suriah, IS Dapatkan Banyak Senjata di Homs


Islamic State berhasil mengalahkan pasukan Suriah (Syrian Arab Army) dan mengambil alih perusahaan gas Shair di Homs. Dalam peperangan itu IS juga mendapatkan berbagai persenjataan dan Tank. Persenjataan itu akan digunakan IS untuk melawan pasukan Assad lebih keras lagi. (Hims/kabarduniamiliter)

AS dan Rusia Sepakat Gencatan Senjata di Suriah

Jakarta - Amerika Serikat dan Rusia sudah sepakat untuk menjalankan gencatan senjata di Suriah, termasuk di Provinsi Aleppo. Kedua negara akan berkoordinasi untuk memperkuat pemantauan kesepakatan baru. AS mendukung pemberontak moderat sementara Rusia mendukung rezim Assad.

Dilansir Reuters, Kamis (5/5/2016), Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Rusia perlu melipatgandakan usaha untuk menekan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mematuhi peraturan baru. Sementara itu, AS akan melakukan hal yang sama dengan pihak oposisi Suriah.

"Tujuan kami tetap, dan selalu, penghentian permusuhan mencakup seluruh Suriah. Bukan serangkaian gencatan senjata lokal," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner.

Gencatan senjata di Suriah ini akan berlaku mulai tengah malam waktu Damaskus. Toner menuturkan bahwa sudah ada penurunan kekerasan di daerah-daerah tersebut meski masih ada laporan pertempuran di beberapa lokasi.

Aleppo merupakan lokasi pertempuran terparah selama beberapa hari terakhir yang sudah merusak gencatan senjata besar pertama. Utusan Suriah Staffan de Mistura kemudian bertemu dengan Menlu AS John Kerry di Jenewa dan Menlu Rusia Sergei Lavrov di Moskow.

Setelah kembali ke Washington, Kerry mengatakan bahwa dia meyakini gencatan senjata masih bisa dipulihkan di Suriah. Dia menyebut butuh beberapa hari hingga komandan FSA di lapangan diberi tahu dan gencatan senjata mulai berlaku. (imk/detik/kabarduniamiliter)

Mengintip Rumah Sakit Pendidikan di Mosul

Mosul, salah satu kota besar Islamic State merupakan kota yang sangat modern. Setelah IS menguasai kota ini, IS merombak total tatanan hukum dan sosialnya. IS menjalankan perekonomian islam dan melarang segala bentuk riba. IS juga memperindah kota dengan taman dan spanduk ajakan bertakwa, jika waktu shalat tiba seluruh toko wajib tutup dan menggelar shalat jamaag ditempat terdekat.

Namun AS dan sekutunya tidak rela dengan hal ini, maka AS sampai hari ini terus meneror warga Mosul dengan bom yang dijatuhkan dari pesawat tempur. Terkadang bom itu jatuh mengenai pasar, masjid, jembatan dan universitas. Korban terus berjatuhan, IS terus menyediakan tenaga medis yang siap setiap saat jika terjadi teror. IS mendirikan rumah sakit pendidikan yang menjadi praktek bagi para calon dokter, hal ini terungkap dari rilisan resmi IS. (Ninawa/kabarduniamiliter)

Terlalu Ketat, Banyak Penumpang Ketinggalan Pesawat di Bandara Brussel

Brussels - Pemeriksaan keamanan baru diberlakukan di bandara Brussels, Belgia usai serangan bom. Namun sistem baru ini malah memicu antrean panjang dan membuat penumpang ketinggalan pesawat.

Bandara Internasional Brussels di Zaventem, yang merupakan bandara utama di Belgia, telah membuka kembali sebagian terminal keberangkatan pada Senin (2/5) atau selang 40 hari setelah dua ledakan mengguncang bandara itu pada 22 Maret 2016 lalu dan menewaskan 32 orang.

Meski dibuka kembali, seperti dilansir Reuters, Rabu (4/5/2016), baru sekitar 80 persen terminal keberangkatan yang beroperasi. Ditambah dengan adanya sistem keamanan yang baru, para penumpang mengeluhkan pemeriksaan polisi di pintu masuk bandara yang memicu antrean panjang.

Antrean di pintu masuk bandara Brussels (REUTERS/Francois Lenoir)

Pemeriksaan keamanan baru itu disebut membuat penumpang mengantre beberapa jam dan memicu risiko keamanan baru dengan adanya kerumunan orang di luar gedung. Mantan Perdana Menteri Belgia, Yves Leterme, ketinggalan pesawat ke Budapest, setelah mengantre selama 2 jam 40 menit.

"Beberapa minggu ke depan, saya akan berpikir dua kali untuk memilih Bandara Brussels. Saya pikir Paris menjadi opsi lebih baik," tutur Leterme kepada surat kabar Belgia, Het Laatste Nieuws.

Dengan sejumlah bandara besar di Paris, Amsterdam, dan Duesseldorf yang mudah diakses dengan kereta dari Brussels, kekacauan di bandara internasional itu bisa memicu dampak ekonomi yang besar.

Secara terpisah, pengelola bandara Brussels menyalahkan pihak kepolisian yang memutuskan untuk memeriksa satu per satu penumpang dan barang bawaan mereka di pintu masuk. Sebelumnya bandara Brussels tidak memberlakukan pemeriksaan sejak pintu masuk gedung bandara, melainkan setelah penumpang check-in.

"Kami bekerja siang dan malam selama 40 hari untuk bisa membuka kembali bandara dan sejumlah perwakilan kepolisian bersikeras menerapkan sistem pemeriksaan sebelum check-in yang aneh. Tinggalkan itu... Kita malah menembak diri kita sendiri di kaki dan membuat diri kita bodoh di mata dunia," sebut Presiden Direksi Bandara Brussels, Marc Descheemaecker, melalui akun Facebook-nya.

Sedangkan pihak asosiasi kepolisian setempat VSOA menyalahkan kurangnya staf dari perusahaan keamanan yang ditugaskan memeriksa penumpang sejak pintu masuk. "Kami terbuka untuk semua saran untuk meningkatkan pemeriksaan, tapi satu hal yang pasti, keamanan di bandara harus lebih baik dari sebelum 22 Maret," tegas juru bicara VSOA.

Menanggapi hal ini, Kementerian Dalam Negeri Belgia yang bertanggung jawab atas sektor keamanan, menyatakan akan menggelar rapat untuk mencari solusi.

(Reuters/detik/kabarduniamiliter)

IS Semakin Meluas di Aleppo

Setelah mengalahkan militan-militan FSA dan Ahrar Syam, IS kini mengontrol lebih banyak wilayah di Aleppo utara. Hal itu memperluas wilayah IS yang berbatasan langsung dengan Turki, sehingga diharapkan dapat memudahkan IS untuk memasukkan orang-orang yang berhijrah dari berbagai negri. (Amaq/kabarduniamiliter)

John Kerry: Gencatan Senjata Suriah Gagal!

Gencatan senjata yang berlangsung di Suriah sudah dipastikan berakhir di beberapa lokasi. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry.

Kerry menuturkan, gencatan senjata atau yang disebut juga penghentian permusuhan pada dasarnya memang masih berlaku secara umum. Tapi, di beberapa kota gencatan senjata tersebut sudah sepenuhnya tidak berlaku.

"Gencatan senjata, yang memiliki nama formal perhentian permusuhan telah sepenuhnya berakhir di sejumlah wilayah, seperti di Allepo. Dimana, rezim Bashar al-Assad telah melanjutkan kembali operasi militer mereka yang menewaskan banyak warga sipil, dan anggota pemberontak yang didukung Barat," ucap Kerry seperti dilansir Jpost pada Selasa (3/5).

AS, Saudi, dan sejumlah negara lainnya menuduh rezim Assad terus melakukan serangan udara di Allepo. Serangan paling disorot adalah serangan yang menghantam sebuah rumah sakit di kota tersebut.

Dalam serangan yang berlangsung pekan lalu tersebut, setidaknya 30 orang tewas. Dari 30 orang tersebut, tiga orang anak-anak turut menjadi korban, dan seorang dokter anak, yang merupakan dokter anak terakhir di Allepo. Sementara sumber lain mengungkapkan jumlah warga yang tewas mencapai ratusan jiwa. Ini membuktikan bahwa gencatan senjata dengan Assad adalah sebuah kesalahan. (Atjehcyber/kabarduniamiliter)

IS Tawan Tentara Suriah di Palmyra

Dalam pertempuran di timur Palmyra, IS
berhasil menawan hidup-hidup seorang tentara Suriah. Foto-foto tawanan tersebut diunggah secara resmi oleh IS. Palmyra telah direbut oleh rezim syiah, namun peperangan masih terjadi hingga saat ini. (Hims/kabarduniamiliter)

Tabrak Tentara Israel, Warga Palestina Ditembak Mati

Tepi Barat, - Seorang warga Palestina menabrakkan mobilnya ke sejumlah tentara Israel di wilayah Tepi Barat, sebelum kemudian ditembak mati. Tiga tentara Israel terluka usai ditabrak mobil dalam insiden pada Selasa, 3 Mei waktu setempat itu.

"Seorang penyerang menabrakkan kendaraannya ke tiga warga Israel di barat laut Ramallah," demikian statemen militer Israel seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (4/5/2016).

"Pasukan merespons ancaman kuat tersebut dan melepaskan tembakan ke arah penyerang, yang mengakibatkan kematiannya," imbuh militer Israel.

Militer Israel kemudian mengkonfirmasi bahwa ketiga korban luka merupakan tentara. Mereka telah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Namun tak disebutkan lebih jauh mengenai kondisi ketiga tentara tersebut.

Menurut badan penyelamatan Israel, Magen David Adom, salah satu tentara mengalami luka-luka parah dan kondisinya saat ini kritis.

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, insiden itu terjadi di sebuah pos pemeriksaan dan mengidentifikasi penyerang sebagai Ahmed Shahaada, pria Palestina berumur 36 tahun yang berasal dari kamp pengungsi Qalandia, dekat Ramallah.

Ini merupakan serangan terbaru dalam gelombang kekerasan yang telah menewaskan setidaknya 204 warga Palestina dan 28 warga Israel sejak 1 Oktober 2015 lalu. Menurut otoritas Israel, sebagian besar warga Palestina yang tewas itu merupakan pelaku aksi penikaman. Warga Palestina sudah muak dengan perundingan-perundingan yang tidak ada gunanya, mereka kini melawan dengan penikaman dan menabrakkan kendaraan. Lebih baik mati daripada hidup hina dalam penjajahan, mungkin begitu moto mereka.

(ita/detik/kabarduniamiliter)

Suriah Kembali Bom Rumah Sakit di Aleppo

Belum keting darah warga sipil di provinsi Aleppo, Kembali pesawat tempur pemerintah Suriah membom rumah sakit di Aleppo. Tak kurang 6 bangunan kesehatan sudah dihancurkan dalam satu pekan terkahir ini. Assad sudah seperti frustasi dan terus membunuhi sipil sebanyak mungkin, sayangnya AS dan Rusia malah menekan militan-militan di Suriah untuk meneruskan gencatan senjata dengan Assad. (Almasdar/kabarduniamiliter)

Donuld Trump Hampir Pasti Jadi Capres Republik

Washington - Ketua Partai Republik Amerika Serikat (AS) Reince Priebus mengumumkan Donald Trump sudah hampir pasti menjadi calon presiden Partai Republik. Hal ini disampaikan setelah pesaing terberat Trump, Ted Cruz, mundur dari pencapresan usai kalah di negara bagian Indiana.

"Donald Trump hampir pasti akan menjadi calon presiden untuk @GOP (Partai Republik), kita semua perlu bersatu dan fokus mengalahkan @HillaryClinton," ucap Priebus melalui akun Twitter-nya, seperti dilansir AFP, Rabu (4/5/2016).

Pernyataan Priebus itu seolah memastikan bahwa Trump akan mewakili Partai Republik dalam pemilihan presiden AS pada November mendatang. Sejauh ini, Hillary Clinton menjadi kandidat terkuat Partai Demokrat, rival Partai Republik. Meskipun di Indiana, Hillary kalah dari pesaingnya Bernie Sanders dengan perolehan 47,5 persen melawan 52,5 persen suara.

Pernyataan itu juga menjadi bentuk dukungan luar biasa, setelah sebelumnya elite Partai Republik berupaya keras menghentikan dan menggagalkan Trump dalam pencapresan. Elite Partai Republik berharap Cruz mampu menghentikan Trump, namun ternyata tidak semudah itu.

Dalam pemilihan awal di Indiana, Selasa (3/5), Trump berhasil mengalahkan dua pesaingnya, yakni Cruz dan Gubernur Ohio John Kasich. Penghitungan menyebut Trump unggul dengan 53,3 persen suara melawan Cruz dengan 36,6 persen dan Kasich dengan 7,6 persen suara.

Harapan Partai Republik pupus setelah Cruz mengumumkan pengunduran dirinya dari pencapresan. "Dengan berat hari, tapi penuh optimisme yang tidak ada batasnya untuk jangka panjang masa depan negara kita, kami menghentikan kampanye kami," tegas Cruz yang menjabat Senator Texas ini kepada para pendukungnya di Indianapolis, Indiana.

Kemenangan di Indiana dan mundurnya Cruz semakin membuat posisi Trump di atas angin. Terlebih satu-satunya pesaing Trump, yakni Kasich, selalu meraup persentase rendah dan ada di posisi buncit dalam sejumlah pemilihan awal Partai Republik.

Sejauh ini, Trump sudah meraup 1.002 delegate yang berarti jalannya menuju Gedung Putih makin terbuka lebar. Delegate merupakan perwakilan partai yang mewakili setiap negara bagian dalam pemilihan awal AS. Setidaknya dibutuhkan 1.237 delegate (dari total 2.472 delegate) untuk memenangi pencapresan Partai Republik dan 2.838 delegate (dari total 2.765 delegate) untuk Partai Demokrat. 


Trump adalah bakal calon presiden AS yang paling ceplas ceplos dan apa adanya. Tidak seperti presiden AS lainnya yang hipokrit, Trump terang-terangan menyatakan permusuhan pada islam, dan melarang muslim masuk ke wilayah AS. Trump juga sepakat dengan penggunaan senjata nuklir pada IS demi merebut minyak di AS. Jika Trump menjadi presiden tentu peperangan IS dan AS akan menjadi semakin seru.

(nvc/detik/kabarduniamiliter)

IS Wisuda Petempur Baru di Damaskus

Islamic State terus ingin merebut seluruh wilayah Damaskus, ibukota Suriah. Islamic State merilis angkatan baru dalam kamp pelatihan jihad mujahidin Daulah Khilafah Islamiyyah wilayah Damaskus. Dengan pasukan baru ini IS akan berupaya lebih keras mengalahkan pasukan Assad dan milisi-milisi syiah.

Kebakaran di Kanada, 100ribu Warga Menungsi

Kebakaran hutan yang cukup besar melanda wilayah Alberta, Kanada. Sedikitnya 100 ribu warga kota Fort McMurray di wilayah itu, terpaksa dievakuasi.

Belum ada laporan korban jiwa akibat kebakaran hebat ini. Namun dilaporkan media lokal, seperti dilansir AFP, Rabu (4/5/2016), sebuah pom bensin setempat meledak dan sebuah hotel, serta satu buah rumah mobil yang ada di dekat lokasi ikut hangus terbakar. Asap hitam pekat membubung ke udara.

"Saya tahu ini masa-masa yang sangat mengerikan. Fokus kami sekarang, secara penuh dan menyeluruh, ialah memastikan keselamatan warga, mengevakuasi mereka ke luar kota dan memastikan mereka aman," ujar premier atau semacam Gubernur untuk wilayah Alberta, Rachel Notley.

Kebakaran hebat di kota Fort McMurray, Kanada (Courtesy CBC News/Handout via REUTERS)

Otoritas setempat menyarankan warga untuk mengungsi ke kamp-kamp yang sudah disediakan. Notley menyebut ini evakuasi terbesar yang pernah dilakukan di wilayah Alberta.

"Seluruh wilayah Fort McMurray kini di bawah perintah wajib evakuasi," demikian pengumuman Dinas urusan darurat Alberta.

Bandara setempat masih beroperasi namun rumah sakit setempat terpaksa tutup. Antrean panjang mobil-mobil terjadi di jalanan setempat ketika warga berbondong-bondong meninggalkan Fort McMurray. "Bersabar, mengemudi dengan aman dan tolong berikan jalan pada kendaraan darurat," demikian bunyi peringatan evakuasi.

Api yang menyulut kebakaran ini semakin mendekati kota dengan adanya angin yang berhembus dengan kecepatan 50 kilometer per jam, ditambah kekeringan yang melanda Alberta. Kebakaran dengan cepat menyebar, dengan titik api di sejumlah lokasi. (Detik/kabarduniamiliter)

IS Tembak Mati Tentara Navy Seal AS

Menteri Pertahanan AS, Ash Carter mengatakan, Seorang anggota pasukan Amerika Serikat (AS) dari kesatuan Navy SEAL, tewas di Irak utara di wilayah Arbil, Irak.

"Ada laporan yang saya terima bahwa ada anggota layanan AS telah tewas di Irak," kata Menteri Pertahanan AS, Ash Carter, seperti dikutip AFP, Selasa (3/5/2016).

Kabar tewasnya prajurit AS ini terjadi di tengah upaya militer meningkatkan perannya membantu milisi Kristen dan Kurdi dalam memerangi Islamic State (IS). Kabarnya anggota layanan tersebut terbunuh karena tembakan.

"Tentu saja, kematiannya akibat bertempur. Dan kami sangat sedih dengan kejadian ini," kata Carter di Stuttgart, Jerman, ketika bertemu dengan negara-negara sekutu AS yang tergabung dalam NATO.

Pertemuan Papua Merdeka Digelar di London

Pertemuan Parlemen Internasional untuk Papua Barat atau International Parliamentarians for West Papua (IPWP) akan digelar di London, Inggris, pada Selasa (03/05).
Rapat yang mendukung kemerdekaan Papua itu rencananya akan dihadiri sejumlah pemimpin negara di Pasifik, termasuk Perdana Menteri Tonga, Akilisi Pohiva.
Menteri urusan tanah Vanuatu, Ralph Regenvanu, akan turut serta dalam pertemuan tersebut sebagai wakil negaranya. Kepada Radio New Zealand, Regenvanu mengatakan pertemuan itu akan membahas iklim politik seputar Papua Barat yang telah berubah secara signifikan selama setahun terakhir.
Mantan tahanan politik Papua, Filep Karma, menilai pertemuan itu akan membawa suara rakyat Papua ke forum internasional.
"Masalah Papua memang bukan masalah internal Indonesia, dari dulu itu masalah internasional. Karena diputuskan Papua bergabung dengan Indonesia kan lewat forum PBB, lewat referendum atau yang disebut Pepera, yang tidak jujur, tidak adil, dan di bawah represif militer," kata Filep kepada BBC Indonesia. (Bbc/kabarduniamiliter)

IS Eksekusi 3 Orang Mata-mata FSA

Islamic State provinsi Furat merilis video "The Greatest Losers as to [their] deeds" yang berisi deskripsi tentang perlawanan Khilafah IS terhadap kelompok FSA antek barat dan eksekusi Yousef Al-Abd, Khaled Falah & Ahmad Falah yang sebelumnya 3 bulan ditahan terlebih dahulu karena terbukti dan dinyatakan bersalah pengadilan syariat karena menjadi mata-mata bagi kelompok FSA.

Militan Kurdi Bunuh 2 Tentara Turki

Ankara, - Dengan bersenjatakan peluncur roket dan senapan serbu, para militan Kurdi, Kurdistan Workers Party (PKK) menggempur sebuah pos militer di wilayah Turki. Akibatnya baku tembak pun tak terhindarkan.

Militer Turki menyatakan seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (3/5/2016), dua tentara Turki tewas dalam kontak senjata tersebut. Begitu pula dengan lima militan PKK.

Dalam statemennya, militer Turki menyatakan, serangan militan tersebut terjadi pada Senin (2/5) pukul 17.35 waktu setempat di distrik Semdinli, provinsi Hakkari, yang berbatasan dengan Irak dan Iran.

Sebelumnya seorang tentara Turki tewas dan 23 orang lainnya luka-luka akibat ledakan bom mobil di distrik Dicle, provinsi Diyarbakir yang mayoritas penduduknya etnis Kurdi. Dalam insiden yang terjadi pada Minggu, 1 Mei malam waktu setempat itu, 20 orang dari 23 korban luka adalah tentara, sementara tiga orang lainnya adalah warga sipil. Bom mobil tersebut meledak di dekat sebuah kompleks komando militer.

Ribuan militan Kurdi dan ratusan aparat keamanan dan warga sipil Turki telah tewas sejak konflik antara PKK dan pemerintah Turki pecah kembali pada Juli 2015 lalu, menyusul berakhirnya gencatan senjata yang telah berlangsung 2,5 tahun.

Oleh pemerintah Turki dan sekutu-sekutu Baratnya, PKK telah dinyatakan sebagai kelompok teroris. Kelompok tersebut memulai pemberontakannya pada tahun 1984 dan lebih dari 40.000 ribu orang telah tewas dalam konflik itu. Namun anehnya di Suriah, kelompok tersebut justru menjadi mitra AS dalam memerangi Islamic State. AS mempersenjatai YPG yang merupakan kepanjangan tangan dari PKK, AS yang telah membuat kelompok ini semakin menguat.

(ita/detik/kabarduniamiliter)

Keterlaluan, Inilah Perlakuan Abu Sayyaf Pada Sandera WNI

JAKARTA  –Kelompok mujahidin Filipina, Abu Sayyaf yang telah bersumpah setia pada Islamic State telah menyandera sejumlah orang dari berbagai negara, msalah satunya adalah warga negara Indonesia (WNI). 
Wawan Saputra, satu dari sepuluh (10) WNI yang dibebaskan Abu Sayyaf pada Minggu (1/5/2016) siang kemarin mengaku dijaga ketat selama disandera sekitar lima (5) minggu. Saking ketatnya, para mujahidin Abu Sayyaf seperti tidak pernah tidur untuk menjaga dan merawat para sandera WNI itu.
Wawan menceritakan pengalaman menegangkan sekaligus mengharukan itu saat tiba di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, pada Senin (2/5/2016). Dia adalah salah satu anak buah kapal Brahma yang dibajak oleh kelompok Abu Sayyaf sejak tanggal 26 Maret 2016 lalu.
Menurut Wawan, dia dan rekan-rekannya sangat dilindungi oleh kelompk Abu Sayyaf dari ancaman serangan kelompok laskar lain di Filipina.
"Di situ apa yang mereka makan kami makan juga. Seperti mangga, nasi. Kami tidur di tanah mereka tidur di tanah. Tidak ada kekerasan fisik, dan kami tinggalnya di hutan, di tengah hutan tidak ada alas, beratapkan langit setiap malam," kata Wawan pada Senin.
"Mereka berpindah setiap malam, mereka berpindah untuk keselamatan kami, karena mereka diserang laskar-laskar Filipina. Jadi kami selalu dilindungi, kami juga ingin pulang selamat ke Indonesia," imbuhnya.
Wawan melanjutkan bahwa kelompok Abu Sayyaf sangat ketat menjaga dia dan rekan-rekannya. Dia berpikir, para anggota Abu Sayyaf menjaga dia dan rekan-rekannya seperti tidak pernah tidur.
"Kami dijagain terus sama mereka, satu orang sandera dijaga satu sampai dua orang. Pakaian mereka lengkap pakai topeng, dan senjata laras panjang, kadang mereka tidur bergantian bahkan tidak pernah tidur," Ungkap sandera WNI tersebut yang kagum dengan perlakuan baik Abu Sayyaf. Abu Sayyaf mencegat WNI yang sedang mengendarai kapal batu bara menuju Filipina. Mereka satu perjuangan dengan MIT di Poso yang dipimpin oleh Santoso, mereka menginginkan syariat islam dan memerangi setiap pemerintahan yang tidak mau memakai syariat dan justru malah membuat undang-undang sendiri. (Manjanik/kabarduniamiliter)

Demonstran Syiah Duduki Parlemen Irak

Ribuan pendukung ulama Syiah, Moqtada al-Sadr, berkemah di luar gedung parlemen Irak di Baghdad setelah menembus pengamanan Zona Hijau, kawasan yang paling dijaga ketat di kota tersebut.
Sampai dini hari tadi, ribuan orang tampak duduk-duduk di rumput dan berbaring di dalam tenda dekat parlemen.
Beberapa jam sebelumnya, mereka merubuhkan sebagian tembok pengaman yang mengelilingi Zona Hijau, menerobos masuk gedung parlemen, dan menguasainya. Hal tersebut mereka lakukan sebagai ungkapan kekecewaan lantaran para anggota parlemen kembali gagal mencapai kuorum untuk membentuk pemerintahan baru.
kantor berita melaporkan para demonstran melempari kendaraan-kendaraan yang diduga membawa para anggota parlemen dari gedung wakil rakyat itu. Adapun di dalam gedung, para demonstran menduduki kursi parlemen dan berfoto.
Walau aparat keamanan sempat menembakkan gas air mata, situasi kini tenang di Zona Hijau. Para anggota kelompok milisi pendukung ulama Moqtada al-Sadr, Saraya al-Salam, turut membantu mengembalikan ketertiban. (Bbc/kabarduniamiliter)

Dalam sebulan, IS Renovasi 200-an Masjid di Suriah

Media Amaq melaporkan grafik informasi tentang pekerjaan Kantor urusan Masjid. IS melaporkan sejak maret hingga april 2016, IS telah melakukan renovasi terhadap 212 masjid di Suriah. Renovasi tersebut meliputi penyiapan Imam yang layak, perbaikan bangunan, pembentukan halaqah Quran dan pemberian jadwal shalat bulanan yang terus diteliti dengan memperhatikan pergerakan matahari.
Selain melakukan renovasi, IS juga telah membentuk 1080 kelompok studi Quran dengan total 25000 murid, 690 kursus syariah dengan lulusan 165000 perempuan dan laki-laki, serta membangun 50 masjid baru. IS tidak peduli berapa kali AS dan Assad membom masjid di wilayah kekuasaan mereka, IS akan terus memperbaikinya. Hal ini membuktikan strategi koalisi dalam memerangi IS tidak akan berhasil dengan cara membom masjid. (Amaq/kabarduniamiliter)

Uang Tebusan Telah dibayar, Abu Sayyaf Bebaskan 10 WNI

ZAMBOANGA -Uang tebusan sebesar Rp 14 miliar telah dibayar untuk membebaskan 10 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi sandera kelompok militan Filipina, Abu Sayyaf.
Informasi tersebut didapat dari surat kabar Filipina, Inquirer. Menurut Channel News Asia, tebusan itu dibayar oleh perusahaan yang menaungi 10 WNI yang merupakan ABK sebuah kapal tunda berbendera RI itu, Patria Maritime Lines.
Namun, kepala kepolisian Jolo yakni Junpikar Sitin tidak mengetahui apakah pembebasan 10 WNI itu karena adanya tebusan.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Wali Kota Jolo, Hussin Amin, yang telah bertemu dan menyambut 10 WNI tersebut.
Selama ini yang diketahui kelompok Abu Sayyaf tak pernah membebaskan sandera jika tebusan belum dibayar.
Sebelumnya diberitakan, kepolisian Filipina telah mengonfirmasi pada Minggu (1/5/2016) bahwa 10 WNI yang menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf.
Mereka diantar ke rumah Gubernur Sulu, Abdusakur Tan Jnr, di Pulau Jolo, dan ditinggalkan begitu saja di depan rumah.
Disebutkan kemungkinan 10 sandera itu dibebaskan antara Jumat (29/4/2016) atau Sabtu (30/4/2016).(AFP/Anadolu Agency/tribun/kabarduniamiliter)

Frustasi, AS Ingin Putuskan Internet IS

Komando Cyber pada militer Amerika Serikat (AS) tengah bekerja untuk menghancurkan koneksi internet militan Islamic State (IS). Misi ini bertujuan membuat IS terisolasi secara virtual.

Disampaikan Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter, seperti dilansir AFP, Jumat (29/4/2016), misi Komando Cyber atau CYBERCOM yang bersifat rahasia ini merupakan operasi besar pertama yang dilakukan militer AS di dunia maya. Carter menyebut CYBERCOM berperan penting dalam operasi koalisi pimpinan AS dalam melawan IS di Suriah dan Irak yang berlangsung sejak tahun lalu.

"Tujuannya adalah mengacaukan komando dan pusat kendali ISIL ( sebutan AS untuk IS), menghambat kemampuan IS untuk memindahkan uang, mengganggu kemampuan ISI dalam menindas dan mengendalikan populasinya, mengganggu kemampuan IS  merekrut anggota secara eksternal," terang Carter kepada anggota parlemen dari Komisi Senat Urusan Angkatan Bersenjata yang mengawasi militer AS. 

"Kami mengebom mereka (IS) dan kami akan memutus internet mereka dan seterusnya," imbuhnya soal tekad AS menghancurkan IS.

Secara terpisah, penasihat militer Carter, Jenderal Joe Dunford, yang juga menjabat Kepala Staf Gabungan menyatakan, tujuan dari misi dunia maya ini adalah memutus jalur komunikasi IS yang masih merajalela di Suriah dan Irak.

"Efek keseluruhan yang ingin kami capai adalah isolasi virtual. Ini sangat melengkapi aksi fisik kami di lapangan dan fokus khususnya ialah operasi eksternal yang mungkin dilakukan ISIL," jelas Dunford.

AS meluncurkan koalisi internasional melawan IS sejak Agustus 2014 lalu, setelah IS menyerbu sejumlah wilayah Irak dan Suriah dengan membunuh tentara setempat yang merupakan boneka AS, kemudian menerapkan hukum syariat yang sangat dibenci oleh AS.

Anggota parlemen AS berulang kali menyatakan rasa frustrasi karena selang 2 tahun, IS masih menguasai sejumlah wilayah penting di Suriah dan Irak. Carter dan Presiden Barack Obama sejak lama bersikeras satu-satunya cara mengalahkan IS adalah dengan melatih dan mempersenjatai pasukan lokal (membentuk pasukan boneka) untuk melawan IS secara langsung. Kehadiran tentara AS untuk bertempur langsung dengan IS dianggap akan memicu konflik baru. (Detik/kabarduniamiliter)

IS Bom Peziarah Syiah, 19 Orang Tewas

Seorang pelaku bom martir meledakkan diri dalam kendaraan yang dikendarainya, menewaskan sedikitnya 19 orang dan melukai 48 lainnya dalam serangan yang diklaim oleh IS terhadap sekelompok peziarah Syiah di pinggiran tenggara Baghdad, Sabtu (30/4). 

Sumber kepolisian Irak mengungkapkan terjadi ledakan kedua di dekat sebuah pos pemeriksaan milisi Syiah di ibu kota distrik Dora, menewaskan dua orang dan melukai tiga lainnya. Hingga kini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan kedua itu.

Kantor berita Amaq, yang mendukung IS, melaporkan bahwa seorang militan di kawasan Nahrawan mengendarai truk berisi tiga ton bahan peledak menuju kerumunan peziarah Syiah yang tengah menuju ke kuil Imam Kadhim di Baghdad untuk memperingati kematian salah satu tokoh senior Syiah itu. 

Menurut laporan Reuters, situasi keamanan di Irak sudah berangsur membaik di Baghdad. Namun, sejumlah serangan menargetkan pasukan keamanan dan warga sipil masih sering terjadi.
(Reuters/atjehcyber/kabarduniamiliter)

Suriah Bunuh Ratusan Warga di Aleppo

Damaskus, - Serangan-serangan udara rezim Suriah di kota Aleppo, Suriah utara telah menewaskan 123 warga sipil selama 7 hari terakhir. Di antara para korban jiwa itu termasuk 18 anak-anak. Sementara sumber lain menyebutkan angka tewas lebih dari itu.

Demikian data yang disampaikan kelompok pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (29/4/2016).

Sementara itu, menurut Observatory, dalam kurun waktu yang sama, setidaknya 71 warga sipil tewas akibat serangan artileri pemberontak ke daerah-daerah yang dikuasai pemerintah di kota Aleppo. Di antara mereka yang tewas termasuk 13 anak-anak.

Disampaikan Observatory, delapan warga sipil Suriah lainnya, termasuk tiga bocah, tewas akibat gempuran militer Suriah ke wilayah-wilayah yang tidak dikuasainya di Aleppo.

Menurut Observatory, secara total, selama 7 hari terakhir, setidaknya 202 warga sipil Suriah telah tewas akibat serangan-serangan militer dan pemberontak di kota Aleppo.

(ita/detik/kabarduniamiliter)

Top