Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Like Us

Sejarah

IS Ledakkan Kuil Syiah di Baghdad

Dua (2) orang melakukan serangan bom di sebuah kuil Syi’ah di Baghdad, Iraq. Akibat serangan tersebut, sedikitnya menewaskan 15 militan Syi’ah. Sesaat setelah kejadian itu, Daulah Islam/Islamic State (IS) mengklaim sebagai pihak yang melakukan serangan bom isytishadiyyah tersebut.
Selain menewaskan 15 orang, insiden tersebut juga melukai 50 kaum Syi’ah dan militan Syi’ah lainnya di kawasan Shulaa yang didominasi oleh para pengikut Syi’ah.
Pelaku pengeboman pertama melakukan aksi heroiknya di dalam kuil Syi’ah dan yang kedua melakukan serangan bom ketika pasukan keamanan Syi’ah berkumpul di lokasi ledakan pertama.
Menurut laporan, empat (4) dari korban tewas adalah anggota pasukan keamanan Syi’ah Iraq. Demikian seperti dilansir dari Reuters, pada Jum’at (26/2/2016).
Mujahidin Islamic State (IS) yang mengendalikan dan mengontrol sejumlah bagian utara dan barat Iraq mengatakan, serangan tersebut memang yang menjadi target utamanya adalah para militan Syi’ah Rofidhoh.
Sebelumnya pada Januari 2016 lalu, setidaknya 51 orang Syi’ah tewas dalam ledakan bom di Baghdad, Iraq. Ledakan berasal dari pelaku isytishadiyyah yang menggunakan bom mobil. Insiden tersebut juga dilakukan oleh Islamic State (IS). [SS/mj/kabarduniamiliter]

Takut Ditikam Pisau, Tentara Israel Malah Tembak Warga Yahudi

Seperti dilansirReuters pada Kamis (25/2/2016), tentara Zionis Israel secara tidak sengaja menembak mati warga negaranya sendiri, ketika sedang berusaha menembak warga Palestina yang membawa belati.
Pada Rabu 24 Februari 2016, tentara Zionis Israel mendeskripsikan pria yang tewas tertembak adalah warga Yahudi Israel. Mereka mengklaim bahwa awalnya tentara Zionis itu berusaha menembak warga Palestina yang membawa pisau dan menyerang warga Israel.
Pihak Zionis Israel juga mengatakan pada insiden yang terjadi di permukiman Israel di blok Gush Etzion itu, mereka berhasil ‘melumpuhkan’ warga Palestina yang membawa pisau tersebut. Dilaporkan, blok Gush Etzion menjadi salah satu titik di wilayah Israel-Palestina yang terus memanas akibat kekerasan yang terus terjadi.
Sebenarnya semenjak Oktober 2015, baik Zionis Israel maupun Palestina telah banyak kehilangan nyawa warga negaranya. Sedikitnya 28 warga Israel dan satu warga negara Amerika Serikat (AS) telah meregang nyawa akibat serangan yang dilakukan oleh warga Palestina.
Israel juga tidak berdiam diri, 168 warga Palestina telah meninggal dunia oleh serangan brutal timah panas milik tentara Zionis Israel yang diklaim telah memakan korban sebanyak 111 orang, baik wanita dan anak-anak maupun pelaku penyerangan.
Kekerasan tidak pernah mereda di wilayah Palestina-Israel dan banyak yang menduga ini diakibatkan oleh berbagai faktor dari mulai pencaplokan wilayah Palestina yang dilakukan Zionis Israel, hingga penyerobotan komplek Masjid Al-Aqsa oleh Zionis dan gagalnya pembicaraan damai kedua negara. [SS/atj/mj/kabarduniamiliter]

Perancis Kirim Pasukan Khusus Untuk Perangi IS di Libya

Perancis telah mengirimkan pasukan khususnya untuk memerangi Daulah Islam/Islamic State (IS) di wilayah Libya. Hal itu sebagaimana laporan kantor media Le Monde, pada Rabu (24/2/2016).
Le Monde mengabarkan, pasukan khusus Perancis dan anggota badan keamanan eksternal DGSE berada di Libya untuk “operasi rahasia” melawan Islamic State (IS). Dilaporkan pula, serangan udara Perancis pada November lalu yang diklaim membuat petinggi IS di Libya, Abu Nabil meninggal juga dilakukan oleh Paris.
Laporan Le Monde memicu investigasi pemerintah, mengenai mengapa informasi rahasia ini bisa bocor ke media.
“Investigasi harus dilakukan jika berbagai detail rahasia dimunculkan dalam artikel ini,” ujar seorang sumber yang dekat dengan Menteri Pertahanan (Menhan), Jean-Yves Le Drian, seperti dikutip AFP.
“Saat operasi rahasia berlangsung, kerahasiaannya tetap harus terjadi demi keamanan operasi dan personelnya,” lanjutnya.
Pelanggaran terhadap bocornya informasi rahasia ini dapat berujung pada hukuman tiga tahun penjara dan denda USD50 ribu. Beberapa negara Barat, termasuk Perancis, sepakat bahwa operasi militer diperlukan untuk mengatasi pengaruh Islamic State (IS) di Libya yang terus meluas. [SS/mj/kabarduniamiliter]

Wow, Persekutuan Gereja Jayawijaya Minta Bupati Larang Masjid dan Pemakaian Jilbab

Tindakan diskriminatif kembali harus diterima oleh umat Islam di Indonesia, khususnya yang ada di Bumi Cenderawasih, Papua. Diskriminasi inipun tidak hanya sekali saja terjadi terhadap umat Islam yang kabarnya penduduk mayoritas di Indonesia.
Pada Jum’at (26/2/2016) pagi beredar kabar di sosial media (sosmed) jika Persekutuan Gereja-Gereja Jayawijaya (PGGJ), Kabupaten Jayawijaya, Papua melarang kaum Muslimin membangun masjid dan melarang para Muslimah untuk memakai jilbab.

Tuntutan itu dikatakan langsung oleh Ketua PGGJ Kabupaten Jayawijaya, Pdt. Abraham Ungirwalu S.Th didampingi 15 dedominasi gereja yang ada di Jayawijaya dan diterima langsung Bupati Jayawijaya, Wempi Wetipo bersama Wakil Bupati, anggota forum komunikasi pimpinan daerah Jayawijaya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jayawijaya dan ratusan jemaat gereja.
Larangan tersebut disampaikan oleh PGGJ pada saat melakukan pertemuan dengan Bupati dan Muspida Jayawijaya di Gedung Ukumiarek Asso Wamena pada hari Kamis 25 Februari 2016 kemarin. Berikut ini kabar selengkapnya;
“Berita dari Jayapura: Asslm.Wr.Wb. Info: Pada 25 Feb 2016, di Gedung Ukumiarek Asso Wamena Kab. Jayawijaya Papua, diadakan pertemuan di fasilitasi oleh FKUB dihadiri Bupati dan Muspida. PGGJ (Persekutuan Gereja-Gereja Jayawijaya) menyampaikan Aspirasi  Butir sbb. 1) Menolak pembangunan Masjid Baitur Rahman Wamena, 2) Menutup Musalla yg tdk memiliki izin, 3) Dilarang Membangun Masjid baru,”.
“4) Dilarang menggunakan TOA di Masjid ketika Adzan, 5) Dilarang menggunakan jubah, 6) Dilarang menggunakan jilbab ditempat2 umum, 7) Hentikan mengirim anak2 Kristen ke Pesantren, 8) Hentikan mendatangkan guru2 kontrak non Kristen. Demikian info dan terimakasih. Wassalam.Wr.Wb. Adnan Yelipele, SHI, MA.Hk,”.
Inilah 9 desakan dan tuntutan PGGJ Jayawijaya kepada Pemkab Jayawijaya:
  1. Seluruh denominasi gereja di Kabupaten Jayawijaya meminta pemerintah daerah Kabupaten Jayawijaya untuk mencabut/membatalkan ijin mendirikan Masjid Agung Baitur-Rahman Wamena.
  1. Panitia pembangunan Masjid Baitur-Rahman harus menghentikan pekerjaan pembangunan.
  1. Menutup Mushola/Masjid yang tidak memiliki ijin atau menyalahgunakan ijin tempat usaha tetapi menjadikan Mushola/Masjid, sebagaimana yang diatur oleh SKB dua menteri.
  1. Dilarang membangun mushola dan masjid baru di Kabupaten Jayawijaya.
  1. Dilarang menggunakan Toa (pengeras suara) saat sholat karena mengganggu ketenangan dan kenyamanan masyarakat.
  1. Dilarang menggunakan busana ibadah (jubah dan jilbab) di tempat umum.
  1. Hentikan upaya mendidik (menyekolahkan) anak-anak kristen Papua di pesantren-pesantren.
  1. Berhentikan mendatangkan guru-guru kontrak beragama Islam dari Jawa.
  1. Demi keharmonisan, kenyamanan, dan keamanan agar dapat dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. 
Namun hingga kini, belum ada yang bisa dikonfirmasi untuk memberikan kroscek terkait kabar tersebut. Pihak FKUB, PGGJ dan instansi terkait yang ada di wilayah Jayawijaya juga belum memberikan klarifikasi soal kabar yang sudah berbedar luas tersebut. Namun dari foto surat tersebut bisa dikatakan asli karena ada stempel dan tanda tangan beberapa pendeta. Jika memang terjadi seperti ini, maka umat islam saatnya bangkit agar agama yang dibawa penjajah ini (yaitu kristen) tidak sewenang-wenang dengan umat islam.
 [GA/mj/kabarduniamiliter]

Korut: Roket Kami Bikin Tank Musuh Jadi Labu Rebus

Rezim Korea Utara (Korut) yang dipimpin Kim Jong-un mengklaim roket baru anti-tank lapis baja yang mereka kembangkan telah diuji coba. Roket baru itu diklaim membuat tank musuh yang ditembak menjadi seperti labu rebus.   Klaim itu dilaporkan kantor berita KCNA, Sabtu (27/2/2016). Media Pemeritah Pyongyang itu melaporkan bahwa, Kim Jong-Un telah menyaksikan tes dari roket portabel yang dipandu laser.  

Roket baru itu, lanjut KCNA, memiliki daya tembak terpanjang di dunia. Bahkan, akurasinya diklaim seakurat senapan penembak jitu.   ”Dia mencatat dengan kepuasan besar, bahwa bahkan tank lapis baja khusus dan mobil dari musuh-musuh yang membanggakan kemampuan manuver tinggi dan kekuatan yang mencolok, tidak lebih dari labu rebus sebelum akhirnya ditembak senjata anti-tank,” tulis media Pemerintah Korut itu.  

Kim menyerukan senjata baru Korut itu masuk ke produksi massal sesegera mungkin. Dia juga memerintahkan agar senjata itu dikerahkan untuk unit garis depan dan unit pertahanan pesisir.  Korut yang dianggap sejumlah negara—terutama Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel) dan Jepang—sebagai negara berbahaya telah mempertahankan kekuatan militernya.   Negara itu memiliki sekitar 1,2 juta tentara aktif dari jumlah penduduknya sekitar 25 juta. Jumlah tentara aktif Korut itu dua kali lipatnya dari pasukan yang dimiliki Korsel. 

Kendati demikian, banyak pihak yang meyakini militer Korut ketinggalan zaman karena negara itu kekuarangan dana. Hal itu diperparah dengan rentetan sanksi dari sejumlah negara setelah Korut menguji coba senjata nuklir jenis bom hidrogen dan roket jarak jauh baru-baru ini. (sindo/kabarduniamiliter)

Meski Berbeda, Semua Calon Presiden AS Sepakat Terus Perangi IS

Pendapat kandidat presiden dari Partai Republik dan Demokrat sangat berbeda mengenai berbagai masalah politik, namun mereka sepakat tentang perlunya Amerika berperan dalam mengalahkan Kekhilafahan Islamic State (IS). Itu berarti, dalam beberapa tahun ke depan, Amerika mungkin akan berperan utama di Irak, siapapun yang memenangi pemilu November nanti.

Tantangan besar dalam mengalahkan IS adalah mencari cara memberi insentif (menyuap) populasi Sunni agar menolak IS, ujar Letnan Jenderal purnawirawan Michael Barbero, mantan Wakil Kepala Staf (Operasi Strategis) di Gugus Tugas Multi-Nasional Irak. (voa/kabarduniamiliter)

LCS DIsentil Australia, China Tidak Terima

Pemeritahan China menganggap Australia sudah berkomentar negatif pada Beijing. ”Kami berharap pihak Australia dapat (bersikap) benar dan positif melihat pengembangan dan tujuan strategis China,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China; Hua Chunying, pada konferensi pers di Beijing, kemarin, seperti dikutip news.com.au, Jumat (26/2/2016).

Ketika ditanya apakah China ingin melihat sebuah perlombaan senjata di kawasan Laut China Selatan. Hua mengatakan; ”Jawabannya pasti tidak ada”. Perdana Menteri Australia; Malcolm Turnbull, pada hari sebelumnya meluncurkan sebuah cetak biru pertahanan baru yang ambisius. Dia memperingatkan bahwa setengah dari kapal selam dunia dan pesawat tempur canggih akan beroperasi di wilayah Indo-Pasifik dalam dua dekade mendatang.

“Kami akan khawatir jika persaingan untuk (berebut) pengaruh dan pertumbuhan dalam halkemampuan militer menyebabkan ketidakstabilan dan mengancam kepentingan Australia, apakah di Laut China Selatan, Semenanjung Korea atau lebih jauh,” katanya sambil meluncurkan “Buku Putih Pertahanan” baru. Makalah itu menguraikan serangkaian faktor yang akan membentuk pandangan strategis Australia pada 2035, terutama soal hubungan antara China dan AS yang akan tetap menjadi kekuatan global unggulan selama periode tersebut. (sindo/kabarduniamiliter)

Inggris dan AS Protes Penahanan Guru Cabul JIS


Inggris dan Amerika Serikat (AS) memprotes keputusan Mahkamah Agung (MA) Indonesia, yang menganulir keputusan pengadilan terkait dua guru Jakarta Internasional School (JIS) Neil Bantleman dan Ferdi Tjiong. Pembatalan putusan ini membuat dua guru JIS itu harus kembali masuk ke hotel prodeo.

‪Dalam sebuah pernyataan tertulis yang diterima Sindonews pada Jumat (26/2), Duta Besar AS untuk Indonesia Robet O Blake Jr mengaku pihaknya terkejut dan kecewa dengan keputusan yang diumumkan oleh Mahkamah Agung untuk menjatuhkan hukuman kepada dua guru sekolah internasional itu. 

‪"Pada bulan Agustus 2015, Pengadilan Tinggi di Indonesia tidak menemukan bukti yang cukup untuk menghukum kedua guru tersebut. Tidak jelas bukti apa yang digunakan oleh MA untuk membatalkan keputusan Pengadilan Tinggi tersebut. Masyarakat internasional terus mengikuti kasus ini dengan seksama. Hasil dari proses hukum ini akan memengaruhi cara pandang dunia internasional terhadap aturan hukum di Indonesia," kata Blake.

‪Hal senada juga disampaikan oleh Duta Besa Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik, dimana dirinya mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan keputsan tersebut. Dirinya juga menilai ada yang salah dalam proses peradilan kedua orang tersebut.

‪“Kami prihatin dengan keputusan MA yang membatalkan keputusan Pengadilan Tinggi tentang pembebasan Neil Bantleman dan terdakwa lainnya dari Indonesia yaitu Ferdi Tjiong," kata Mozzam.

‪"Ada dugaan-dugaan penyimpangan serius selama awal proses peradilan. Bersama dengan para mitra lainnya kami juga telah menyerukan untuk memastikan agar kasus ini ditangani secara adil dan transparan. Keputusan pembatalan pembebasan ini menambah daftar panjang pertanyaan tentang  transparansi dan konsistensi kebijakan hukum di Indonesia," imbuhnya. (sindo/kabarduniamiliter)

Frustasi, Firaun Mesir Ancam Siapapun Yang Kritik Rezim Kudeta

Presiden Mesir; Abdel Fattah El-Sisi, yang bersikap tak ubahnya diktator Firaun, mengancam untuk melenyapkan para pengkritik negara dari muka bumi. Menurutnya, para pengkritik berbuat tidak adil dengan tujuan merongrong negara. Presiden El-Sisi minta rakyat Mesir tidak mendengarkan siapa pun kecuali dirinya. Pemerintah El-Sisi telah menghadapi gelombang kritik dalam beberapa pekan terakhir atas tuduhan kebrutalan polisi dan pelanggaran hak-hak, serta masalah penanganan ekonomi.

Para anggota parlemen baru yang terpilih juga jadi sasaran kritik yang tak ubahnya seperti stempel karet legislatif. Presiden El-Sisi mengatakan, dia tahu ”obat” untuk masalah yang dihadapai Mesir. ”Tolong, jangan mendengarkan orang kecuali saya. Saya mati serius,” katanya dengannada marah dan keras. ”Hati-hati, tidak ada yang harus menyalahgunaan kesabaran dan kesantunan saya untuk menjatuhkan negara,” katanya lagi, seperti dikutip AP, Kamis (25/2/2016).

”Saya bersumpah demi Tuhan, bahwa siapa pun yang datang mendekati itu, saya akan melenyapkan dia dari muka bumi. Saya mengatakan ini ketika seluruh (warga) Mesir mendengarkan. Apa yang Anda pikir dan lakukan? Anda siapa?,” ujarnya.

El-Sisi petinggi militer Mesir yang memimpin penggulingan presiden Mohammed Morsi pada Juli 2013. El-Sisi kemudian terpilih sebagai presiden setahun kemudian setelahmemenangkan Pemilu secara telak.

”Saya tidak mengatakan bahwa tidak ada demokrasi. Demi Tuhan tidak, saya tidak, tapi hati-hati. Kami berlatih dalam keadaan sulit, jadi mari kita menjaga Mesir,” katanya.

Mesir sampai saat ini semakin kacau dan tidak pulih ekonominya. Terlebih provinsi Sinai saat ini justru dikuasai oleh Islamic State. Berbagai upaya Mesir gagal untuk menundukkan provinsi Sinai. IS provinsi Sinai dulunya adalah kelompok jihad Anshar Bayt Al-Maqdis yang bercita-cita membebaskan Mesir dan Palestina dari cengkraman Israel. Namun mereka berbeda dengan HAMAS yang menerima demokrasi, kelompok ini lebih memilih sistem negara Khilafah dan menggabungkan diri bersama IS. (sindo/kabarduniamiliter)

Dibom AS, Jembatan di Mosul Akhirnya Kembali Normal

Jembatan Kedua menghubungkan dua sisi kota Mosul kembali normal hari ini setelah rusak selama lebih dari sebulan karena pemboman oleh Koalisi AS pada tanggal 1 Januari 2016.
Dewan Pelayanan Umum IS yang memperbaiki jembatan, mengatakan kepada Media Amaq, bahwa jembatan itu rusak sampai 95 % dari total dan perbaikan memerlukan 42 ton baja.
Perlu dicatat bahwa Jembatan Kedua dianggap sebagai bagian penting dari kota Mosul sebagai penghubung ke pusat kota. (Amaq/kabarduniamiliter)

AL-Shabab Bunuh Hampir 200 Tentara Kenya

Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud mengatakan pejuang Al-Shabaab menewaskan hampir 200 tentara dalam serangan terhadap sebuah kamp militer Kenya di Somalia bulan lalu, menurut korban tewas terbaru dari pemerintah Somalia yang akan menjadikannya sebagai serangan paling mematikan yang dilakukan oleh mujahidin dalam sejarah mereka.

Hassan Sheikh Mohamud merilis angka tersebut selama wawancara di sebuah stasiun televisi nasional.

"Ketika sekitar 180 hingga 200 tentara yang dikirim kepada kami tewas dalam satu hari, itu tidaklah mudah. Para tentara itu telah dikirim ke Somalia untuk membantu kami mendapatkan keamanan di negara kami dan keluarga mereka yakin mereka mati dalam tugas," kata Mohamud pada TV kabel Somalia, sebuah stasiun swasta. Wawancara itu diposting di YouTube pada hari Kamis (25/2/2016).

Pihak berwenang Kenya telah menolak untuk memberikan korban tewas menyusul serangan 15 Januari, yang menargetkan tentara yang bekerja di bawah Misi Uni Afrika di Somalia (AMISOM) dekat kota Somalia selatan, El Adde. Gambar-gambar koran dari peti mati yang dibungkus dengan bendera Kenya yang membawa kembali tentara yang tewas setelah serangan meningkatkan keresahan dari warga Kenya biasa dan penentangan yang serupa atas kehadiran lanjutan Kenya di Somalia.

"Kami telah menang selama bertahun-tahun dan berbulan-bulan tapi pertempuran El-Adde itu, kami dikalahkan. Ya, dalam perang, kadang-kadang sesuatu yang Anda tidak suka terjadi pada Anda," kata Mohamud selama wawancara.

Kenya mengirim tentara ke Somalia pada 2011 setelah serangan di wilayah perbatasan dan penculikan yang mengancam industri pariwisata dalam perekonomian terbesar di kawasan itu dan destabilisasi regional yang lebih luas. Negara ini kemudian bergabung dengan operasi AMISOM.

Para pejuang Islam telah melancarkan perjuangan bersenjata di Somalia sejak tahun 2006, memperluas operasi mereka di seberang perbatasan setelah misi 2011 Kenya dimulai. Serangan Al-Shabaab di Kenya telah termasuk serangan oleh kelompok bersenjata di pusat perbelanjaan kelas atas Westgate pada tahun 2013 dan sebuah universitas di Garissa pada 2015. Ratusan orang telah tewas dalam serangan Al-Shabaab dalam dua tahun terakhir.

Pemerintah Kenya sendiri menolak angka yang diberikan oleh Hassan Sheikh Mohamud. Juru bicara Angkatan Pertahanan Kenya (KDF), Kolonel David Obonyo, membantah jumlah yang diberikan oleh presiden Somalia dan mempertanyakan sumber informasi tersebut.

"Tidak benar. Informasi ini tidak pernah datang dari kami atau siapa pun dalam pemerintahan Kenya," katanya kepada Reuters.

Al Shabaab, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaidah dan berusaha untuk menggulingkan pemerintah yang didukung Barat di Somalia, awalnya mengatakan telah menewaskan lebih dari 100 tentara dalam serangan itu.

Mereka kemudian mendistribusikan Foto yang dimaksudkan untuk menunjukkan ratusan tentara Kenya yang tewas, banyak tampaknya ditembak di kepala.

Kelompok itu, yang juga berusaha untuk mengusir pasukan AU dari Somalia, mengatakan serangan mereka terhadap sasaran-sasaran Kenya adalah pembalasan atas partisipasi negara itu di AMISOM, yang juga termasuk tentara dari Uganda dan Burundi. Meski telah diusir dari benteng utama mereka di Somalia oleh serangan AMISOM dan tentara Somalia, namun kelompok ini masih menguasai daerah pedesaan luas di luar ibukota dan sering meluncurkan serangan bergaya gerilya dan serangan bom di Mogadishu sesuka hati tanpa mampu dicegah oleh pasukan keamanan pemerintah dan Uni Afrika. (st/nv/vi/kabarduniamiliter)

Islamic State (IS) Kuasai Pangkalan Utama Rezim Assad dekat Kota Khanasser Aleppo

Para pejuang Islamic State (IS) menguasai sebuah pangkalan militer utama bagi tentara Suriah di provinsi Aleppo utara, hari Kamis (25/2/2016).

Setelah bentrokan dengan pasukan tentara rezim Suriah di pedesaan selatan Aleppo, tentara IS telah dilaporkan merebut markas Pertahanan Udara (Al-Difaa 'Al-Jawi) dekat kota Khanasser.

Ini terjadi hanya dua hari setelah pejuang IS mengambil alih jalan strategis Khanasser-Ithriya, memotong jalur suplai utama untuk pasukan rezim Suriah antara Hama dan Aleppo.

"Rute Khanasser Ithriya adalah jalur suplai utama untuk pasukan rezim yang bertempur di Aleppo. tentara mengandalkan jalur ini untuk menerima bala bantuan militer dari Hama untuk mendukung pasukannya di dalam Aleppo," kata aktivis media Abdulrahman Taha kepada ARA News.

Setelah mengambil alih jalan dan kota-kota utama di sekitarnya, pejuang IS telah memberlakukan blokade terhadap pasukan rezim yang ada di markas Pertahanan Udara. pengepungan itu menyebabkan bentrokan sporadis dan akhirnya mengakibatkan penarikan pasukan pro-Assad dari markas tersebut pada Kamis malam.

"Setidaknya 15 tentara Suriah tewas dalam bentrokan itu, di samping kehancuran dua tank di tangan pejuang IS," aktivis media lokal Muhannad al-Jassim mengatakan kepada ARA News, menambahkan bahwa pejuang IS telah menyita sejumlah besar amunisi dan senjata berat setelah mengambil alih pangkalan Pertahanan Udara di Aleppo selatan.

Sementara itu, tentara Suriah mengkonfirmasi evakuasi para tentara mereka dari pangkalan militer tersebut, namun menyebut hal itu sebagai "penarikan taktis". (an/ARA/vi/kabarduniamiliter)

Umayyah binti Qais al-Ghiffariah, Mujahidah Tangguh di Perang Khaibar

Kemenangan kaum Muslim dalam Perang Khaibar tak lepas dari dukungan dari para Muslimah pemberani. Mereka mendukung perjuangan pasukan kaum Muslim dari belakang. Para Muslimah pemberani yang berjasa dalam penaklukan Khaibar itu antara lain Umayyah binti Qais al-Ghiffariah.
Keberanian Umayyah binti Qais al-Ghiffariah untuk membela agama Allah patut diteladani. Di usianya yang masih belia, wanita pemberani itu turun ke medan perang untuk membantu dan merawat para sahabat yang terluka Rasulullah pun menyematkan sebuah kalung di leher Umayyah setelah berakhirnya Perang Khaibar sebagai tanda kekaguman atas pengorbanan dan keberanian sang mujahidah.
Pada tahun ke-7 Hijriyah atau 629 M, Rasulullah bersama pasukan kaum muslimin bertempur melawan orang-orang Yahudi yang tinggal di Oasis Khaibar. Perang itu terjadi tak lama setelah Perjanjian Hudaibiyah.
Mendengar pasukan Muslim akan berangkat ke medan perang. Umayyah bersama beberapa wanita dari Bani Ghiffar lalu menghadap Rasulullah. “Wahai Rasulullah, kami ingin keluar bersamamu ke Khaibar kami ingin mengobati mereka yang luka dan menolong kaum Muslimin semampu kami,” ujar Umayyah seperti dituturkan Ibnu Hisyam dalam Para Syuhada Wanita Khaibar dan Kisah Wanita dari Suku Ghiffar.
Rasulullah pun menjawab, “Berangkatlah atas berkah Allah.” Saat itu, usia Umayyah masih belia. “Berangkatlah kami bersama beliau. Saat itu, saya masih seorang gadis kecil.” ungkap Umayyah. Di perjalanan, Rasulullah membonceng Umayyah di atas kudanya.
Selain Umayyah, muslimah lainnya yang turun ke medan Perang Khaibar  adalah Ummu Aiman. Ia seorang perempuan yang berhasil menggabungkan dua jihad sekaligus, yakni jihad di medan perang dan jihad dalam pendidikan. Jihad di medan perang dibuktikan dengan keikutsertaannya dalam Perang Uhud dan Perang Khaibar. Ia bertugas menyiapkan minum bagi para pejuang yang kehausan dan mereka yang terluka.
Muslimah pemberani lainnya adalah Rufaidah al-Anshariyah, seorang perintis dunia keperawatan Islam. Ketika pasukan muslimin harus turun ke medan perang untuk membela agama Allah, seperti Perang Badar, Uhud, Khandaq. dan Khaibar. dengan penuh keberanian Rufaidah turun ke medan pertempuran.
Ia berada di garis belakang untuk membantu tentara Islam yang terluka akibat perang. Rufaidah pun mendirikan rumah sakit lapangan sehingga Rasulullah SAW memerintahkan korban yang terluka dirawat oleh Rufaidah. Selain itu, ia juga menyebarkan ilmu yang dimilikinya.
Begitulah para Muslimah membantu pasukan tentara Muslimin dalam Perang Khaibar. Hendaknya kita sebagai generasi Islam menjadikan kisah-kisah para sahabat sebagai teladan dalam membela Islam. Semampu kita & sebisa kita. Tentu semuanya niat tulus karna Allah azza wa jalla. [FAS/mj/kabarduniamiliter]

IS Dirikan Rumah Yatim di Mosul

Islamic State wilayah Ninawa mendirikan rumah untuk anak yatim yang baru di kota Mosul. Mosul saat ini sedang dilanda ujian dengan pemboman dari pasukan internasional AS dan sekutunya. pengeboman yang sembarangan memicu jumlah anak yatim di kota ini, IS mendirikan rumah yatim ini dan mendidik mereka agar kelak mereka menjadi pukulan menyakitkan untuk AS dan sekutunya.






Walikota London Setuju Inggris Keluar dari Uni Eropa

Pertarungan baru pecah di Inggris hari Minggu (21/2) ketika Walikota London Boris Johnson mengatakan akan ikut dalam kampanye untuk mendorong Inggris keluar dari Uni Eropa.
Pernyataan itu menantang langsung Perdana Menteri David Cameron yang telah melancarkan upaya besar-besaran untuk menjaga agar Inggris tetap berada dalam blok 28 negara Eropa itu.
Boris Johnson yang populer itu segera menjadi politisi utama Partai Konservatif yang melepaskan diri dari sesama pendukung Cameron, tentang apa yang terbaik bagi Inggris dalam referendum tanggal 23 Juni mendatang tentang kelanjutan keanggotaan Inggris dalam Uni Eropa.
Referendum itu telah memecah belah Partai Konservatif pimpinan Cameron itu, meskipun sebagian besar kabinetnya mendukung keinginan untuk tetap menjadi anggota Uni Eropa, ada beberapa anggota kabinet yang menentang dan berkampanye agar Inggris terbebas dari birokrasi Uni Eropa.
Keputusan Johnson – walikota yang sudah dua kali menjabat dan dinilai mungkin bisa menjadi perdana menteri pada masa depan – menghapus harapan Cameron akan terciptanya front persatuan menjelang apa yang disebutnya sebagai referendum yang sulit. 
Sejauh ini belum ada satu negara pun yang pernah keluar dari Uni Eropa, dan beberapa negara di luar blok itu masih berupaya merombak perekonomian dan sistem pemerintahan mereka supaya bisa bergabung dalam Uni Eropa.[em/ii/voa/kabarduniamiliter]

Europol: Tentara Terlatih IS Berkeliaran di Eropa


Ribuan anggota terlatih tentara IS atau Islamic State tengah berkeliaran bebas di Eropa saat ini. Mereka diyakini bisa melakukan serangan di benua tersebut kapan saja. 

Direktur badan intelijen kriminal Uni Eropa (Europol), Rob Wainwright mengatakan, antara 3 ribu hingga 5 ribu militan IS/ telah masuk kembali ke wilayah Eropa, setelah menyelesaikan pelatihan mereka di Timur Tengah.

"Eropa saat ini menghadapi ancaman teror terbesar dalam 10 tahun lebih," tutur Wainwright kepada surat kabar Jerman, Neue Osnabrucker Zeitung seperti dilansir media Press TV, Sabtu (20/2/2016).

Dikatakannya, "Eropa harus bersiap karena IS atau kelompok teroris lainnya bisa melancarkan serangan di manapun di benua Eropa dengan tujuan menimbulkan korban jiwa massal di kalangan penduduk sipil."

Wainwright menuturkan, meningkatnya jumlah tentara IS yang berkeliaran ini merupakan "tantangan yang benar-benar baru" bagi negara-negara anggota Uni Eropa.

Belakangan ini, negara-negara Eropa mengalami peningkatan jumlah warga negaranya yang mencoba bergabung dengan kelompok-kelompok militan di Timur Tengah, khususnya Islamic State. (atjehcyber/kabarduniamiliter)

Saudi: Pemberontak Moderat Perlu Diberi Rudal


Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan pemberontak moderat Suriah harus mendapatkan rudal permukaan-udara untuk mempertahankan diri dari serangan udara.

Berbicara kepada Der Spiegel, Al-Jubeir mengatakan memberikan rudal permukaan ke udara akan membuat pemberontak moderat Suriah memiliki kemampuan menetralisir wilayah dari serangan helikopter rejim Presiden Bashar al-Assad dan pesawat Rusia.

Al-Jubeir juga mengulang seruannya kepada Al-Assad untuk mundur, agar solusi politik bagi Suriah lebih mungkin dan perang lima tahun berakhir.

"Pilihan lain bagi Assad adalah perang terus berlangsung, dan rezim Damaskud dikalahkan," kata Al-Jubeir.

Sedikitnya 250 ribu orang dan 11 juta kehilangan tempat tinggal akibat perang saudara sejak 2011. Perang diperkirakan akan semakin sengit jika AS dan koalisi mengirim pasukan darat ke Suriah untuk membantu pemberontak. (atjehcyber/kabarduniamiliter)

Rudal Canggih Inggris Belum Tewaskan Satupun Tentara IS


Rudal pintar yang disebut-sebut sebagai alasan utama Inggris ikut serta dalam kampanye serangan udara di Suriah ternyata sama sekali belum membantu menewaskan tentara IS.

Merujuk pada data informasi yang diminta oleh Huffington Post, rudal Brimstone tersebut belum pernah tercatat menimbulkan korban sejak mulai membombardir Suriah.

Sesuai perjanjian, hanya Inggris dan Arab Saudi yang memiliki akses penggunaan rudal Brimstone. Pemerintah Inggris mengatakan bahwa senjata tersebut akan memberikan kontribusi unik dalam upaya memerangi IS.

Perdana Menteri Inggris, David Cameron, bahkan mengatakan bahwa rudal tersebut merupakan, "Salah satu senjata paling akurat yang pernah diketahui."

Rudal ini memiliki kemampuan fire and forget sehingga senjata ini tak perlu panduan lebih lanjut setelah diluncurkan. Rudal ini juga dapat menyerang dan pelontarnya tak terlihat oleh target.

Senjata mutakhir ini diklaim dapat membantu mengurangi korban sipil dan mengenai target dengan tepat yang tidak bisa dilakukan jika menggunakan rudal lain.

Secara keseluruhan, angka dari Kementerian Pertahanan menunjukkan bahwa Angkatan udara Inggris hanya berhasil menewaskan tujuh militan IS/ISIS sejak bergabung pada tahun lalu.

"Kami memperkirakan ada tujuh militan IS yang tewas atau terluka akibat serangan udara Angkatan Udara Inggris di Suriah antara 2 Desember 2015 dan 29 Januari 2016," demikian keterangan resmi Kementerian Pertahanan Inggris.

Namun, lima dari tujuh militan tersebut tewas bukan dengan rudal buatan Inggris, melainkan AS, yaitu Hellfire.

Rudal Brimstone bahkan tidak pernah dipakai sampai sepuluh bulan pertama operasi. Pemakaian pertama rudal Brimstone tercatat pada 10 Januari untuk menyerang truk pasokan di Raqqa.

Sejauh ini, rudal Brimstone baru dipakai dalam sembilan aksi, mencakup penyerangan target di daratan dan teknologi pemandu laser. 

Setiap rudal berharga 100 ribu pound sterling atau setara Rp1,9 miliar
 (atjehcyber/kabarduniamiliter)

Oposisi Suriah Setuju Berdamai dengan Assad, asalkan...

Koalisi utama pemberontak di Suriah mengatakan bersedia menyetujui gencatan senjata sementara, tetapi dengan syarat Rusia menghentikan serangan udara dan pemerintah Damaskus menghentikan serangan di dekat perbatasan Suriah-Turki.
Menlu AS John Kerry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov membahas krisis di Suriah melalui telepon hari Sabtu (20/2), tapi belum ada indikasi mereka mencapai kemajuan yang signifikan dalam isu gencatan senjata.
Rusia mengatakan tidak akan menghentikan serangan udara terhadap sasaran yang mereka sebut teroris di Suriah, bahkan jika ada kesepakatan internasional tentang gencatan senjata sementara, yang disebut oleh para diplomat sebagai "penghentian permusuhan." Amerika dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam upaya mengakhiri perang sipil di Suriah mengatakan kebanyakan bom Rusia disasarkan kepada pemberontak yang memerangi pemerintah Suriah, bukan menarget IS. Meskipun kenyataannya IS lebih banyak dibom oleh Rusia ketimbang oposisi dukungan AS.
Para pejabat Amerika secara berhati-hati memberi laporan tentang pembicaraan Kerry dan Lavrov hari Sabtu, yang membahas hasil kerja yang dicapai kedua tim di Jenewa terkait krisis Suriah, yakni pertama, kebutuhan mendesak memberi bantuan kemanusiaan terhadap warga madani yang terperangkap perang sipil di Suriah, kedua,gencatan senjata sementara yang dimaksudkan untuk dicapainya gencatan senjata resmi secara keseluruhan.
Kedua pihak sepakat ada beberapa kemajuan terkait pengiriman bantuan kemanusiaan ke masyakat madani yang terkepung oleh pasukan pemerintah Suriah dan sekutu mereka. Sebuah pernyataan Amerika menambahkan bahwa kelompok-kelompok kemanusiaan memerlukan akses langsung ke daerah-daerah tambahan, dan pengiriman selanjutnya harus "berkelanjutan dan tanpa hambatan." [zb/voa/kabarduniamiliter]

Konflik dengan Rusia, NATO Ogah Bela Turki

BERLIN - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengisyaratkan, aliansi tidak akan mendukung Turki yang terlibat konflik dengan Rusia di Suriah.

NATO hanya akan menjalankan pasal 5 perjanjian aliansi, di mana NATO bersedia turun tangan jika anggotanya diserang oleh negara lain. Namun, dalam kasus konflik Turki dan Rusia pihak Ankara yang dianggap memprovokasi.

Pada November 2015 lalu, Turki menembak jatuh sebuah pesawat jet pengebom Rusia yang terbang melalui wilayah udara Suriah. Banyak pihak takut bahwa insiden itu memicu perang hebat antara Moskow dan Ankara. Hubungan kedua negara sampai saat ini tetap “dingin”.


Turki juga mengerahkan pasukan daratnya di dekat perbatasan Suriah. Bahkan, rezim Pemerintah Presiden Bashar Al-Assad, sudah menuduh Turki meluncurkan serangan yang dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan Suriah. Tindakan Turki itu juga dikecam Rusia yang merupakan sekutu Suriah.

”Angkatan bersenjata dari dua negara (Turki dan Suriah), keduanya aktif dalam pertempuran sengit di perbatasan Turki-Suriah dalam beberapa kasus, hanya beberapa kilometer dari satu sama lain,”kata seorang pejabat NATO kepada Der Spiegel.


Para pemimpin Eropa sudah menegaskan bahwa mereka tidak tertarik untuk berpartisipasi dalam perang yang akan dibuat oleh Turki.


”NATO tidak bisa membiarkan dirinya ditarik ke eskalasi militer dengan Rusia sebagai akibat dari ketegangan baru antara Rusia dan Turki,” kata Menteri Luar Negeri Luksemburg; Jean Asselborn kepada Der Spiegel.


“Pasal 5, menekankan bahwa jaminan hanya berlaku ketika negara anggota jelas diserang,” lanjut Asselborn.


Seorang diplomat Jerman yang berbicara dalam kondisi anonim, juga setuju bahwa NATO tidak perlu terlibat dalam konflik Turki dan Rusia. ”Kami tidak akan membayar harga untuk perang yang dimulai oleh orang Turki,” kata diplomat Berlin itu.

Sekjen NATO, Jens Stolterberg  pernah memperingatkan Turki untuk menghindari insiden dengan Rusia. Peringatan itu disampaikan sesaat setelah Turki menembak jatuh pesawat jet pengebom Rusia yang menjalankan misi tempur di Suriah.

”Kita harus menghindari situasi itu, insiden, kecelakaan lepas kendali,” kata Stoltenberg kala itu. ”Saya pikir saya sudah menyatakan dengan sangat jelas bahwa kami menyerukan tenang dan de-eskalasi. Ini adalah situasi yang serius,” ujarnya.

Pada hari Jumat kemarin, Presiden Prancis, Francois Hollande, juga menekankan perlunya untuk mencegah konflik antara Moskow dan Ankara. ”Ada risiko perang antara Turki dan Rusia," katanya dalam sebuah wawancara dengan radio Prancis, Inter.


Rusia sendiri mulai jengkel dengan tindakan militer Turki di perbatasan Suriah-Turki. Rusia telah menyerukan digelar pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk mengatasi keprihatinan atas meningkatnya ketegangan di perbatasan itu.


”Situasi ini menjadi lebih tegang karena meningkatnya ketegangan di perbatasan Suriah-Turki dan Turki menyatakan rencananya untuk mengirim pasukan ke Suriah utara,” bunyi pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dikutip Sputniknews, Sabtu (20/2/2016).
(mas/sindo/kabarduniamiliter)

AS Bantu Militan Kurdi, Erdogan Sedih


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan sedih Amerika Serikat (AS) mempersenjatai kelompok militan Kurdi Suriah yang dicap sebagai teroris. Ia mengungkapkan, senjata tersebut digunakan untuk membunuh warga sipil.

Pada Jumat 19 Februari, Erdogan mengatakan telah menanyakan ke Presiden Barack Obama mengenai masalah pasokan senjata yang diberikan AS ke militan Kurdi yang diduga sebagai pihak bertanggung jawab atas serangan bom Ankara.

Dilaporkan, AS memang memberikan dukungan ke pasukan militan Kurdi Suriah bernama PYD. Sebab, Negeri Paman Sam menganggap kelompok tersebut sekutu dalam perjuangan menghancurkan IS.

Namun, Turki yang menganggap PYD sebagai organisasi teroris tidak terima dengan dukungan AS tersebut. Karena, Turki melihat PYD terkait militan pemberontak Kurdi yang kerap melancarkan serangan di Turki.

Erdogan serta pejabat di Turki mengatakan kelompok YPG yang berafiliasi dengan PYD menjadi pihak bertanggung jawab atas serangan bom mobil di Ankara pada Rabu 17 Februari dan mengakibatkan 28 orang kehilangan nyawa.

Namun, justru pecahan kelompok pemberontak Kurdi yang memiliki nama TAK mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Presiden Turki mengatakan juga sedih dengan keputusan negara Barat untuk tidak menyebut kelompok PYD dan YPG sebagai teroris. Erdogan juga akan menghubungi Obama via telefon untuk menjelaskan bagaimana senjata yang AS berikan justru digunakan untuk menyerang Turki.

“Saya akan mengatakan kepadanya: ‘Lihat bagaimana dan di mana senjata yang kamu berikan digunakan oleh mereka.’ Beberapa bulan lalu ketika bertemu dengannya (Obama), saya mengatakan bagaimana senjata yang AS berikan, setengahnya jatuh ke tangan ISIS dan setengah lagi ke tangan PYD,” ujar Erdogan di Istanbul, sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (20/2/2016).

“Untuk siapa senjata itu digunakan? Senjata itu digunakan untuk menyerang dan menewaskan warga sipil,” tambah Erdogan. (atjehcyber/kabarduniamiliter)

Top