Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Like Us

Sejarah

Muslim Uighur Terjajah, Demonstran Bakar Bendera China

Konsulat Jenderal China, di Jalan Walikota, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, didatangi puluhan massa yang mengatasnamakan diri sebagai Gerakan Jihad Pembela Muslim Tertindas, Jumat (6/2/2015).

Mereka datang untuk menyampaikan protes tindakan Pemerintah China yang menindas kelompok muslim Uighur, di negeri tirai bambu tersebut.

Selain membawa spanduk, massa aksi juga membawa poster yang mengecam penindasan terhadap warga Muslim Uighur.

Aksi unjukrasa ini juga diwarnai dengan pembakaran replika bendera China sebagai lambang protes.

"Azan dilarang, jilbab dilarang, jenggot dilarang, ibadah dilarang. Pelanggaran atas larangan yang itu akan berakibat pada penangkapan dan penyiksaan," kata pimpinan aksi, Nursarianto.

Massa menilai, China telah menganeksasi wilayah Muslim Uighur dan berupaya menghapus identitas budaya dan agama Islam di sana. Mereka pun banyak memindahkan warga nonmuslim ke sana.

Selain menyatakan protes kepada Pemerintah China, massa juga mendesak Pemerintahan Jokowi-JK untuk memutus hubungan diplomatik dengan China dan membatasi kegiatan perusahaan dari negara itu di Indonesia. (Okezone/IDM)

Korut Uji Coba Roket Pintar

Pyongyang: Korea Utara menguji coba roket "pintar" dengan ketepatan super tinggi untuk dipasang di semua kapal angkatan laut. Ini merupakan bukti terbaru Pyongyang meningkatkan teknologi misilnya. Demikian dilaporkan kantor berita KCNA, Sabtu (7/2/2015).

Uji coba roket dilakukan armada Timur Laut Korut di bawah pengawasan sang pemimpin besar Kim Jong-un.

"Roket dengan presisi ultra tinggi diluncurkan dari sebuah kapal. Roket pintar ini dapat membidik, melacak dan mengenai kapal musuh dengan tepat," lapor KCNA, yang tidak menyebut kapan dan dimana latihan terbaru Korut dilaksanakan.

"Roket terbaru ini akan dipasang di seluruh angkatan laut Korut dalam waktu dekat," sambungnya.

Puas dengan pengembangan roket terbaru,KCNA melaporkan Kim meminta peningkatan produksi senjata taktis yang jauh lebih kuat.

Korut terus mengembangkan teknologi misil dan roket, walau PBB dan komunitas internasional menjatuhkan sanksi berat. 
(WIL /metrotv/IDM)

Ini Arti Seragam Oranye Tahanan IS / ISIS

Dalam video-videonya, para tawanan Islamic State kerap terlihat menggunakan seragam tahanan berwarna oranye. Pemilihan warna dan bentuk seragam ini menurut pejabat pertahanan unggulan Amerika Serikat (AS) bukanlah tanpa sebab.

Menurut Wakil Kepala Pertahanan untuk Kebijakan AS, Brian McKeon, pemilihan seragam oranye tersebut diyakini sebagai simbol dari rumah tahanan AS di Teluk Guantanamo.

Pernyataan ini disampaikan McKeon pada saat sidang Komite Senat Angkatan Bersenjata sedang berlangsung pada Kamis (5/2).

McKeon menyatakan dirinya, Presiden Barack Obama serta tim keamanan nasional lainnya percaya penggunaan seragam oranye terhadap tawanan IS untuk menimbulkan kebencian pada AS karena tetap mengoperasikan penjara Guantanamo.

"Bukan suatu kebetulan, dalam beberapa video terakhir IS yang menunjukkan pembakaran keji terhadap pilot Yordania dan eksekusi terhadap tawanan Jepang masing-masing korban terlihat mengenakan seragam oranye. Banyak pihak mempercayai itu merupakan simbol dari penjara Guantanamo," terang McKeon.

Tujuan utama dari sidang itu sendiri ialah terkait usulan Obama untuk menutup penjara Guantanamo. Berdasarkan survei yang dilakukan Rasmussen Reports, sebanyak 53 persen responden tidak setuju dengan usulan Obama untuk menutup penjara tersebut. 

Hanya ada 23 persen responden yang setuju dengan usulan Obama untuk menutup penjara Guantanamo. Ini berarti masyarakat  AS lebih banyak yang mendukung anggota parlemen untuk tetap membuka penjara yang biadab itu. (REPUBLIKA/IDM)

Takut Bernasib Sama, UEA Berhenti Serang IS / ISIS

Sepertinya tujuan IS untuk menggetarkan musuhnya mulai berhasil. Seorang pejabat berwenang Amerika Serikat mengatakan Uni Emirat Arab (UEA) telah menarik militernya agar tidak melakukan serangan udara terhadap Negara Islam (Islamic State).

Menurut keterangan pejabat berwenang yang tidak ingin disebut namanya itu, UEA tidak lagi melakukan serangan udara karena IS mengeksekusi pilot Yordania, Letnan Mu'ath al-Kasasbeh, dengan cara dibakar hidup-hidup. 

"Saya dapat pastikan bahwa UEA menghentikan serangan udara tak lama setelah pilot Yordania jatuh. Namun, biar saya jelaskan UEA tetap menjadi mitra yang penting dan berharga yang akan berkontribusi terhadap koalisi ini," ujar pejabat tadi seperti dikutip kantor beritaReuters, Kamis 5 Februari 2015. 

Pemerintah Amerika Serikat belum mengakui mengenai penarikan UEA dari serangan militer itu. Dalam jumpa pers, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki menolak membicarakan isu itu.

"Kami tidak akan mengkonfirmasi laporan apa pun mengenai negara lain dan operasi militer mereka," kata Psaki. 

Koalisi yang dibentuk oleh AS terdiri lebih dari 60 negara. Mereka melakukan berbagai tugas, termasuk serangan militer, pemberian bantuan kemanusiaan, propaganda dan menghentikan aliran keuangan bagi IS
(Viva/IDM)

Sering Kritik ISIS, Al-Maqdisi Dibebaskan Yordania

Pemerintah Yordania membebaskan seorang narapidana (napi) yang merupakan Ulama Al-Qaeda Abu Mohammad al-Maqdisi. Tak dijelaskan apa alasan pembebasan yang dilakukan setelah pilot Yordania Moaz al-Kasasbeh dieksekusi IS.

Namun menurut seorang sumber dari badan keamanan kepada Reuters mengungkap al-Maqdisi dibebaskan untuk mempengaruhi IS.

"Dia dibebaskan atas perintah Kejaksaan," ujar sumber tersebut, seperti dimuat Al-Arabiya, Jumat (6/2/2015).

Maqdisi sebelumnya merupakan Ulama yang dekat Al-Qaeda  fi Irak Abu Musab al-Zarqawi (cikal bakal IS) yang kini telah syahid oleh serangan AS, tapi kemudian ditahan setelah dinyatakan bersalah telah membunuh sejumlah orang.

Al-Maqdisi telah menjalani penjara selama beberapa tahun di penjara Yordania. Ia sempat dibebaskan pada Oktober 2014 lalu setelah melontarkan kritikan terhadap pemimpin IS, Abu Bakr al-Baghdadi.

Sejak itu, seperti dikatakan sumberReuters, Pemerintah Yordania mempercayakan Maqdisi untuk bersuara keras kepada IS. Tidak diketahui apakah hal itu dilakukan atas kemauan Maqdisi sendiri atau karena tekanan Kerajaan Yordania.

Maqdisi dijadwalkan bakal diwawancara televisi lokal Yordania, Roya TV, terkait IS.

Lawan AS, Rusia Bersekutu dengan Korut


Ketika ekonomi negara bekas Uni Soviet itu mulai mengalami resesi, dibarengi oleh sanksi ekonomi dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, Moskow tampaknya berpaling ke Pyongyang.

Dikutip dari CNN, Kamar Dagang Rusia membentuk dewan khusus untuk membahas kerja sama dengan Korea Utara minggu ini. Tujuannya, untuk meningkatkan perdagangan antara kedua negara hingga US$1 miliar per tahun—dua kali lipat dari jumlah saat ini—pada 2020.

Sebagai bagian dari perjanjian, Moskow akan mengizinkan perusahaan Korea Utara untuk membuat rekening di bank-bank Rusia. Dan gantinya, Rusia akan mendapatkan akses ke tambang mineral milik Korea Utara. Kedua negara juga sepakat untuk melakukan perdagangan dengan menggunakan mata uang Rusia, rubel.

Lawan IS / ISIS, Ini Kekuatan Kerajaan Yordania

beredarnya video pembakaran seorang pilot pesawat Yordania, Raja Yordanian, Raja Abdullah, menyatakan akan mengerahkan 100 ribu tentara terlatih, puluhan ribu pasukan angkatan udara untuk menyerang balik IS.

"Kemampuan tentara Yordania termasuk yang terbaik di dunia," klaim Direktur Pusat Strategi dan Studi Internasional Timur Tengah, Jon Alterman, seperti dikutip Fox News, Kamis (5/2).

Alterman melihat keputusan Raja Abdullah bukan omong kosong karena ia merupakan komandan pasukan khusus di angkatan bersenjata Yordania.

Berdasarkan informasi di laman globalfirepower.com, militer Yordania tercatat berada di urutan 67 pasukan terkuat dunia.

Yordania memiliki 110.700 personel aktif, 1.321 tank, dan 4.600 kendaraan tempur. Di antara 246 pesawat militer yang dimiliki Yordania, 74 di antaranya merupakan pesawat tempur dan 24 unit helikopter bersenjata. Yordania mengalokasikan 1,5 miliar dolar AS untuk pertahanannya. (Republika/IDM)

Xanana Gusmao Mengundurkan Diri

Xanana adalah presiden pertama negara baru itu setelah lepas dari Indonesia, dan kemudian menjadi perdana menteri lebih dari tujuh tahun.

Tokoh kemerdekaan Timor Leste, Xanana Gusmao mengundurkan diri sebagai perdana menteri Jumat (6/2), mundur sebelum restrukturisasi pemerintah minggu depan.

Pernyataan pemerintah mengatakan bahwa Xanana, 68, memberikan surat pengunduran dirinya pada Presiden Taur Matan Ruak.

Timor Leste memilih memisahkan diri dari Indonesia pada 1999, namun negara itu masih kesulitan untuk mengembangkan ekonominya. Sekitar setengah dari populasi yang mencapai 1,2 juta orang hidup dalam kemiskinan. (AP/via/IDM)

Mentri Luar Negri Turki Ogah Ketemu Israel

Menteri Luar Negeri Turki menarik diri dari konferensi keamanan di Munich hari Jumat, dan mengatakan ia tidak ingin menghadiri sidang dengan delegasi Israel.

“Saya tadinya akan berpartisipasi dalam konferensi ini, tapi kami memutuskan untuk membatalkannya setelah mengetahui pesertanya termasuk perwakilan Israel di sesi Timur Tengah,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada para wartawan di Berlin.

Cavusoglu menekankan keputusan itu tidak ada hubungannya dengan hubungan Turki dengan Jerman.

Langkah itu dilakukan di tengah-tengah kemerosotan dramatis hubungan Turki-Israel di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan. (Voa/IDM)

Serangan Jet Yordania Justru Bunuh Warga AS

Serangan jet tempur Yordania yang membombardir Suriah sebagai balas dendam terhadap IS (Islamic State) telah membuat seorang sandera berkebangsaan Amerika tewas. Menurut kelompok pemantau SITE yang dikutip Reuters, sandera itu ditahan di sebuah bangunan yang diserang jet tempur Yordania.

Nama sandera Amerika yang telah terbunuh itu adalah Kayla Mueller.

Namun, pejabat Amerika Serikat di Washington belum bisa mengonfirmasi kebenaran kabar itu. "Saya tidak bisa mengonfirmasi laporan tersebut dengan cara apa pun," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Hard. Ia menambahkan, "Kami mengakui memang ada sejumlah orang Amerika yang ditahan di luar negeri, termasuk oleh IS."

Ia mengaku tidak bisa mengatakan lebih jauh dari keterangan itu.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih, Bernadette Meehan juga mengatakan hal senada. Ia mengatakan, "Kami jelas sangat prihatin dengan laporan itu. Tapi saat ini kami belum melihat ada bukti yang menguatkan klaim IS itu."

Perwakilan keluarga sang sandera, Mueller juga mengaku tak tahu menahu soal klaim IS itu. Juru bicara Mueller mengatakan, keluarga belum mendapat informasi apa pun soal pernyataan IS bahwa kerabat perempuannya telah terbunuh.

Yordania semakin menjadi-jadi dalam Perang melawan IS setelah IS mengeluarkan video yang memperlihatkan eksekusi dengan cara membakar hidup-hidup pilot  pesawat tempur Yordania, Muath al-Kasaesbeh, dalam sebuah kandang hitam. Yordania langsung berang. Dua tahanan militan, termasuk Sajida al-Rhisawi yang penting bagi IS, dieksekusi gantung.

Yordania juga mengirim jet tempur menyerang gudang amunisi dan kamp pelatihan IS. Amerika Serikat mengaku ikut mendukung serangan.

Sebelumnya, IS juga pernah mengeksekusi warga Inggris dan jurnalis Amerika dalam beberapa bulan terakhir. Sebelum pilot Yordania, IS juga memenggal sandera Jepang. Baik Yordania, As, Inggris, dan Jepang mereka semua terlibat dalam pembantaian di wilayah IS.

Ini Foto-foto Korban Penyerangan Pilot Yordania

Pilot Yordania, Letnan Moaz al-Kasasbeh yang baru dieksekusi pengadilan Khilafah / IS sebelumnya mungkin tidak pernah membayangkan berada pada posisi ini. Menjadi tawanan IS bisa jadi tidak dipikirkannya, karena dia menggunakan pesawat sementara pasukan IS hanya di darat. Kalaupun tertembak, barangkali dia akan membayangkan dirinya langsung tewas.

Namun takdir berkata lain, pesawatnya tertembak jatuh dan dirinya masih hidup. Dengannya dia dipastikan menyandang status sebagai tawanan IS, sebuah mimpi buruk bagi pasukan koalisi pimpinan AS. Pahitnya lagi negaranya, Yordania seakan tidak peduli dengan nasibnya. Pertukaran tahanan yang sebelumnya disepakati IS dan Yordania, gagal karena ulah negaranya sendiri. Gagalnya pertukaran itulah yang sebenarnya membunuhnya. 

Sebelum eksekusi sang pilot tak lupa memberikan pesan terakhirnya, yang intinya menyesal karena tergabung dalam koalisi AS. Habislah harapan hidupnya, tinggal menunggu peluru pistol IS menembus di kepalanya atau pisau IS yang menyayat lehernya. Namun dugaan itu salah, IS mengeksekusinya dengan cara yang belum pernah dilakukan IS sebelumnya, yaitu dibakar hidup-hidup. Sebagaimana dirinya sebelumnya dengan santai diatas pesawat menembakkan roketnya yang membakar banyak anak-anak di suriah.

Inilah foto-foto korban kekejamannya dahulu:



Kasihan, Pilot Yordania Ungkapkan Penyesalannya karena Menyerang IS

RAQAH—Islamic State (sebelumnya dikenal ISIS), Selasa kemarin mempublikasikan rekaman video berisi proses eksekusi mati atas pilot Yordania, yang menjadi tawanannya dengan cara dibakar dalam kurungan. hal itu dilakukan IS lantaran pilot tersebut sebelumnya banyak membunuh warga sipil IS dengan serangan roketnya. Akibatnya banyak warga sipil IS yang tewas terpanggang, termasuk bayi dan anak-anak.

Sebelum eksekusi, sang pilot pesawat tempur yang tergabung dalam koalisi pimpinan AS, Muath Safi Al-Kaseasbeh, memberikan pesan terakhir. Pesan itu seperti dimuat dalam video tersebut dengan judul “Syifa’us Shudur”.

Dilansir dari dakwatuna, bahwa Al-Kaseasbeh berpesan, “Ketahuilah bahwa pemerintah kita (Yordania) adalah agen Zionis Israel. Kalau benar-benar membela Islam, kenapa dia tidak mengirim pesawat-pesawat tempur untuk memerangi Basyar Asad di Suriah yang telah membantai ratusan ribu umat Islam?”

Tentang Yahudi, Al-Kaseasbeh juga mengatakan, “Orang-orang Yahudi lebih dekat kepada kita (Jordania), sehingga sudah selayaknya kita yang membela Al-Aqsha dan mempertahankan hak milik umat Islam di Palestina.”

Al-Kaseasbeh memberikan pesan kepada rakyat Jordania yang memiliki anak di militer. “Kepada keluarga yang mempunyai anak sebagai pilot. Janganlah kalian mau lagi mengirim anak kalian untuk menyerang wilayah-wilayah Islam. Jangan sampai anak-anak kalian menjadi sepertiku. Janganlah kalian jadi merasa sangat kehilangan seperti istri dan keluargaku yang sangat kehilanganku.” Pesannya.

Muath Safi Al-Kaseasbeh, berhasil ditangkap Islamic State saat pesawatnya berhasil dijatuhkan pada tanggal 24 Desember 2014 silam. Rekaman video eksekusi dipublikasikan setelah habis masa tenggang yang diberikan Islamic State kepada pemerintah Jordania untuk membebaskan warga Irak, Sajida al-Rishawi, yang saat ini masih berada dalam tahanan Yordania. 

Sang pilot baru menyadari bahwa negaranya tidak serius menyelamatkan nyawanya. Sia-sia beliau korbankan diri demi negara yang bahkan menukarnya dengan perempuan pun tidak mau. Sebelumnya IS menawarkan pertukaran tahanan dengan Sajida Al-Rishawi yang saat itu ditawan oleh Yordania, namun saat pertukaran Yordania justru menangkapi utusan IS. (fmc/dk/FajarOnline/IDM)

source: http://www.infoduniamiliter.com/2015/02/pilot-yordania-ungkapkan-penyesalannya.html

Yordania Gantung Sajida Al-Rishawi

Amman - Yordania mengeksekusi dua tawanan, sebagai balas dendam karena pilot pesawat tempurnya dieksekusi IS dengan dibakar. Hukuman gantung itu dilaksanakan Yrdania pada rabu subuh, 4 Februari 2015, waktu setempat, sebagai respons balas dendam atas hukuman bakar terhadap pilotnya oleh IS.

Dua tahanan yang menjalani hukuman gantung itu adalah Sajida al-Rishawi dan anggota Al-Qaeda, Ziad al-Karboli. "Keduanya digantung pada pukul 04.00 waktu setempat," kata juru bicara pemerintah Mohammad al-Momani. Sumber keamanan menambahkan, mereka dieksekusi di penjara Swaqa, sebelah selatan ibu kota Amman.

Sebelumnya, pemerintah Yordania bersumpah akan mengeksekusi dua orang terpidana yang dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan pada subuh dinihari sebagai balasan atas kematian pilot tempurnya, Moaz al-Kassasbeh, dengan cara dibakar hidup-hidup. Al-Kassasbeh sebelumnya ditangkap oleh IS ketika jet perangnya ditembak jatuh di Suriah pada Desember 2014 saat menyerang wilayah IS.

Al-Rishawi, 44 tahun, telah divonis mati oleh pengadilan karena terlibat dalam serangan bom mematikan di Amman pada 2005 pada sebuah hotel yang menjadi transit warga Israel. Yordania, merupakan salah satu sekutu Amerika Serikat di Timur Tengah dan termasuk lima dari negara-negara Arab yang bergabung dengan koalisi pimpinan AS menggempur basis pertahanan IS di Irak dan Suriah. (Tempo/IDM)

Pemberontak Pro-Rusia Ancam Kerahkan 100.000 Pasukan

Separatis Pro-Rusia berjanji untuk memobilisasi 100.000 pejuangnya dari timur Ukraina, Senin (2/2), menyusul Amerika Serikat yang mempertimbangkan untuk mengirim senjata kepada pasukan Kiev yang kalah senjata setelah tawaran gencatan senjata terbaru gagal.

Janji untuk meningkatkan konflik sembilan bulan yang telah menewaskan sedikitnya 5.100 orang pecah saat pemberontak berjuang untuk mengepung pusat transportasi kota Debaltseve.

"Akan ada mobilisasi (separatis) di Republik Rakyat Donetsk dalam waktu 10 hari, kami berencana untuk memobilisasi sampai 100.000 orang," kata pemimpin pemberontak Alexander Zakharchenko kepada kantor berita separatis DAN.

Presiden Rusia Vladimir Putin seperti dikutip oleh kantor berita TASS menyatakan dirinya "sangat prihatin" oleh situasi tersebut.

Juru bicara militer Ukraina Andriy Lysenko mengatakan pengerahan pemberontak tersebut mengindikasikan bahwa mereka "tidak memiliki sumber daya manusia dan belum mencapai tujuan mereka, untuk menguasai kota strategis Debaltseve.

Pihak berwenang Kiev mengumumkan pada akhir Januari bahwa mereka juga memanggil 50.000 tentara guna menghadapi serangan pemberontak terbaru.

Pertempuran di jantung industri Ukraina timur telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, dengan lima tentara Ukraina dan tujuh warga sipil tewas dalam 24 jam terakhir.

Pemimpin pemberontak, Senin, mengatakan bahwa 92 pejuang mereka tewas dan 411 luka-luka di bulan Januari, sementara 242 warga sipil tewas.

Konflik meningkat setelah upaya terbaru pada pembicaraan gencatan senjata mengalami kegagalan di ibukota Belarus, Minsk, Sabtu (31/1).

Pemimpin Pemberontak Ukraina Alexander Zakharchenkomengatakan mereka ingin membuat ulang garis demarkasi yang telah disepakati dalam kesepakatan gencatan senjata September untuk memasukan pencapaian yang mereka dapat setelah merusak gencatan senjata yang rapuh dan mendorong lebih jauh ke wilayah Ukraina.

"Kami siap untuk berhenti, tetapi hanya jika kami dapat tetap berada di mana kami saat ini," kata Zakharchenko konferensi pers di Donetsk.

Skeptisisme pengerahan

Juru bicara militer Kiev Lysenko mengatakan telah terjadi aksi baku tembak di pusat kota Debaltseve, yang terletak sekitar 70 kilometer timur laut dari Donetsk, dan bala bantuan pemerintah telah meluncurkan serangan balik untuk menghentikan pemberontak mengepung kota.

Selama tiga hari terakhir pasukan Ukraina telah mengevakuasi 1.872 orang dari tiga kota yang terkena dampak terburuk pertempuran, termasuk Debaltseve.

Di ibukota yang diproklamirkan oleh pemberontak, Donestk, para pria yang cukup usia untuk menjadi anggota militer menanggapi pengumuman pengerahan dari pemimpin separatis dengan skeptis.

"Saya tidak akan terlalu mempercayainya" kata Alexander (28), seorang manajer transportasi, yang mendukung pemberontak tetapi merasa bahwa Zakharchenko telah kehilangan dukungan dari orang-orang yang mendukung dia.

Perancang web desainer Vitaly, 24, mengatakan bahwa pengerahan itu tidak akan menghasilkan apa-apa.

"Setiap hari, saya semakin merasa menjadi seperti sandera dari pemerintah separatis," kata Vitaly.

Lonjakan pertempuran terjadi saat Washington dan komandan militer NATO bergerak memasok senjata ke pasukan Ukraina, seperti yang dilaporkan The New York Times Minggu (31/1).

Pemerintah Presiden Barack Obama sedang mempertimbangkan apakah akan memberikan "bantuan mematikan", di samping bantuan non-mematikan seperti pelindung tubuh dan peralatan medis yang sudah dipasok ke Kiev. 

"Diperlukan pendekatan komprehensif dan kami setuju bahwa peralatan pertahanan dan senjata harus menjadi bagian dari diskusi itu," kata seorang pejabat Pentagon kepada New York Times.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry dijadwalkan untuk terbang ke Kiev pada hari Kamis (5/2) untuk memberikan dukungan Washington dalam pembicaraan dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko dan Perdana Menteri Arseniy Yatsenyuk.

Pemerintah Barat dan Ukraina telah menuduh Rusia mengirimkan pasukan dan senjata untuk memperkuat pemberontak dan menjadi ujung tombak aksi serangan terbaru, namun Moskow telah berulang kali membantah.

Namun para pemberontak dilengkapi dengan persenjataan berat, perangkat keras yang mereka klaim didapatkan dari pasukan Ukraina yang melarikan diri.

Upaya terbaru pada negosiasi gencatan senjata gagal pada Sabtu (30/1), dengan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) yang terlibat dalam pembicaraan bersama Rusia, mengatakan pemberontak "tidak siap untuk membahas pelaksanaan gencatan senjata dan penarikan senjata berat".

Uni Eropa pekan lalu memperpanjang target gelombang pertama sanksi hingga September yang ditargetkan untuk menampar Moskow dan pemimpin Krimea setelah aksi perebutan semenanjung Laut Hitam Rusia dari Ukraina.

Tapi perpecahan yang mendalam di tubuh Uni Eropa membuat tidak ada kesepakatan untuk memperluas sanksi yang menargetkan perekonomian Rusia, demikian AFP melaporkan. (Antara/IDM)

Kisah Penaklukan Kontantinopel oleh Muhammad Al-Fatih

Muhammad al-Fatih adalah salah seorang sultan Negara Islam Utsmani yang paling terkenal. Ia merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Al-Fatih adalah gelar yang senantiasa melekat pada namanya karena dialah yang mengakhiri atau menaklukkan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad.

Sultan Muhammad al-Fatih memerintah selama 30 tahun. Selain menaklukkan Binzantium, ia juga berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di Asia, menyatukan wilayah kerajaan-kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa, dan termasuk jasanya yang paling penting adalah berhasil mengadaptasi menajemen administratif dari Kerajaan Bizantium yang telah matang ke dalam Negara Islam Utsmani.

Karakter Pemimpin Yang Ditanamkan Sejak Kecil

Muhammad al-Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan sultan keenam Daulah Utsmaniyah.

Sultan Murad II memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan anaknya. Ia menempa buah hatinya agar kelak menjadi seorang pemimpin yang baik dan tangguh. Perhatian tersebut terlihat dari Muhammad kecil yang telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz, mempelajari hadis-hadis, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang. Selain itu, Muhammad juga mempelajari berbagai bahasa, seperti: bahasa Arab, Persia, Latin, dan Yunani. Tidak heran, pada usia 21 tahun Muhammad sangat lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani, luar biasa!

Walaupun usianya baru seumur jagung, sang ayah, Sultan Murad II, mengamanati Sultan Muhammad memimpin suatu daerah dengan bimbingan para ulama. Hal itu dilakukan sang ayah agar anaknya cepat menyadari bahwa dia memiliki tanggung jawab yang besar di kemudian hari. Bimbingan para ulama diharapkan menjadi kompas yang mengarahkan pemikiran anaknya agar sejalan dengan pemahaman Islam yang benar.

Menjadi Penguasa Utsmani

Sultan Muhammad II diangkat menjadi Sultan Utsmaniyah pada tanggal 5 Muharam 855 H bersamaan dengan 7 Febuari 1451 M. Program besar yang langsung ia canangkan ketika menjabat sebagai sultan adalah menaklukkan Konstantinopel.

Langkah pertama yang Sultan Muhammad lakukan untuk mewujudkan cita-citanya adalah melakukan kebijakan militer dan politik luar negeri yang strategis. Ia memperbarui perjanjian dan kesepakatan yang telah terjalin dengan negara-negara tetangga dan sekutu-sekutu militernya. Pengaturan ulang perjanjian tersebut bertujuan menghilangkan pengaruh Kerajaan Bizantium Romawi di wilayah-wilayah tetangga Utsmaniah baik secara politis maupun militer.

Menaklukkan Bizantium

Sultan Muhammad II juga menyiapkan lebih dari 4 juta prajurit yang akan mengepung Konstantinopel dari darat. Pada saat mengepung benteng Bizantium banyak pasukan Utsmani yang gugur karena kuatnya pertahanan benteng tersebut. Pengepungan yang berlangsung tidak kurang dari 50 hari itu, benar-benar menguji kesabaran pasukan Utsmani, menguras tenaga, pikiran, dan perbekalan mereka.

Pertahanan yang tangguh dari kerajaan besar Romawi ini terlihat sejak mula. Sebelum musuh mencapai benteng mereka, Bizantium telah memagari laut mereka dengan rantai yang membentang di semenanjung Tanduk Emas. Tidak mungkin bisa menyentuh benteng Bizantium kecuali dengan melintasi rantai tersebut.

Akhirnya Sultan Muhammad menemukan ide yang ia anggap merupakan satu-satunya cara agar bisa melewati pagar tersebut. Ide ini mirip dengan yang dilakukan oleh para pangeran Kiev yang menyerang Bizantium di abad ke-10, para pangeran Kiev menarik kapalnya keluar Selat Bosporus, mengelilingi Galata, dan meluncurkannya kembali di Tanduk Emas, akan tetapi pasukan mereka tetap dikalahkan oleh orang-orang Bizantium Romawi. Sultan Muhammad melakukannya dengan cara yang lebih cerdik lagi, ia menggandeng 70 kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu. Hal itu dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai satu malam.

Di pagi hari, Bizantium kaget bukan kepalang, mereka sama sekali tidak mengira Sultan Muhammad dan pasukannya menyeberangkan kapal-kapal mereka lewat jalur darat. 70 kapal laut diseberangkan lewat jalur darat yang masih ditumbuhi pohon-pohon besar, menebangi pohon-pohonnya dan menyeberangkan kapal-kapal dalam waktu satu malam adalah suatu kemustahilan menurut mereka, akan tetapi itulah yang terjadi.

Tanduk Emas atau Golden Horn
Tanduk Emas atau Golden Horn, di Istanbul, Turki.
Peperangan dahsyat pun terjadi, benteng yang tak tersentuh sebagai simbol kekuatan Bizantium itu akhirnya diserang oleh orang-orang yang tidak takut akan kematian. Akhirnya kerajaan besar yang berumur 11 abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin. Peperangan besar itu mengakibatkan 265.000 pasukan umat Islam gugur. Pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, Sultan al-Ghazi Muhammad berhasil memasuki Kota Konstantinopel. Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan Muhammad al-Fatih, penakluk Konstantinopel.

Saat memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad al-Fatih turun dari kudanya lalu sujud sebagai tanda syukur kepada Allah. Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan menggantinya menjadi masjid. Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota, pusat pemerintah Kerajaan Utsmani dan kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang berarti negeri Islam, lau akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul.

Setelah itu rentetat penaklukkan strategis dilakukan oleh Sultan Muhammad al-Fatih; ia membawa pasukannya menkalukkan Balkan, Yunani, Rumania, Albania, Asia Kecil, dll. bahkan ia telah mempersiapkan pasukan dan mengatur strategi untuk menaklukkan kerajaan Romawi di Italia, akan tetapi kematian telah menghalanginya untuk mewujudkan hal itu.

Peradaban Yang Dibangun Pada Masanya

Selain terkenal sebagai jenderal perang dan berhasil memperluas kekuasaan Utsmani melebihi sultan-sultan lainnya, Muhammad al-Fatih juga dikenal sebagai seorang penyair. Ia memiliki diwan, kumpulan syair yang ia buat sendiri.

Sultan Muhammad juga membangun lebih dari 300 masjid, 57 sekolah, dan 59 tempat pemandian di berbagai wilayah Utsmani. Peninggalannya yang paling terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad II dan Jami’ Abu Ayyub al-Anshari

Wafatnya Sang Penakluk

Pada bulan Rabiul Awal tahun 886 H/1481 M, Sultan Muhammad al-Fatih pergi dari Istanbul untuk berjihad, padahal ia sedang dalam kondisi tidak sehat. Di tengah perjalanan sakit yang ia derita kian parah dan semakin berat ia rasakan. Dokter pun didatangkan untuk mengobatinya, namun dokter dan obat tidak lagi bermanfaat bagi sang Sultan, ia pun wafat di tengah pasukannya pada hari Kamis, tanggal 4 Rabiul Awal 886 H/3 Mei 1481 M. Saat itu Sultan Muhammad berusia 52 tahun dan memerintah selama 31 tahun. Ada yang mengatakan wafatnya Sultan Muhammad al-Fatih karena diracuni oleh dokter pribadinya Ya’qub Basya, Allahu a’lam.

Tidak ada keterangan yang bisa dijadikan sandaran kemana Sultan Muhammad II hendak membawa pasukannya. Ada yang mengatakan beliau hendak menuju Itali untuk menaklukkan Roma ada juga yang mengatakan menuju Prancis atau Spanyol.

Sebelum wafat, Muhammad al-Fatih mewasiatkan kepada putra dan penerus tahtanya, Sultan Bayazid II agar senantiasa dekat dengan para ulama, berbuat adil, tidak tertipu dengan harta, dan benar-benar menjaga agama baik untuk pribadi, masyarakat, dan kerajaan.

Semoga Allah membalas jasa-jasamu wahai Sultan Muhammad al-Fatih…

Sumber: islamstory.com

Ukraina Akan Menjadi Medan Tempur Rusia vs AS?

KIEV - Situasi di Ukraina semakin memanas, setelah Amerika Serikat (AS) memberi sinyal untuk memasok senjata mematikan kepada Ukraina. Para ahli mengkhawatirkan Ukraina akan menjadi medan perang besar antara AS dan Rusia.

Kemarin, kelompok separatis juga mengobarkan perang besar dengan memobolisasi sekitar 10 ribu pasukan dalam tempo 10 hari. Ukraina terus menuding separatis di Ukraina timur yang semakin kuat didukung penuh Rusia. Ukraina memberi contoh, senjata dan seragam besi yang dipakai separatis adalah milik Rusia. Tank-tank tempur yang dipakai separatis, menurut Ukraina juga berasal dari Rusia.

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, telah melobi parlemen AS agar Washington memasok peralatan militer ke Kiev.”Seseorang tidak bisa memenangkan perang dengan selimut. Dan tidak bisa menjaga perdamaian dengan selimut,” kata Poroshenko. (Baca juga: Amerika Beri Sinyal Pasok Senjata ke Ukraina)

Semalam muncul laporan yang dirilis delapan delapan mantan pejabat senior AS, bahwa sudah waktunya bagi Washington untuk menyediakan bantuan senilai US$ 3 miliar dalam bentuk peralatan militer kepada Ukraina.

”Ada risiko nyata sekarang bahwa kita akan berakhir dalam perang dengan Rusia,” kata Fiona Hill, pakar dari Brookings Center di Washington.

”Sejauh (Presiden Rusia) Vladimir Putin khawatir bahwa kita (AS) sudah dalam satu misi, perang ekonomi dan keuangan, dan jika kita mulai mengirim senjata (ke Ukraina) maka kita telah membuat pijakan,” lanjut Hill.

Nick de Larrinaga, editor editor IHS Jane’s Defence Weekly di London, mengatakan ada ada risiko yang membuat AS benar-benar berhadapan dengan Rusia di Ukraina.

”Konflik sedang digambarkan oleh Kremlin untuk berdiri ke arah Barat, dengan menganggap Kiev (Ukraina) adalah pion dari NATO,” kata Larrinaga, seperti dikutip news.com.au, Selasa (3/1/2015). ”Menyediakan bantuan mematikan akan memenuhi ramalan itu, dan bahkan bisa membuat posisi Rusia mengeras.”

Rusia belum merespons sinyal AS yang akan memasok senjata mematikan ke Ukraina. Tapi, jauh hari Moskow sudah memperingatkan Washington akan ada risiko besar jika Ukraina dipasok senjata mematikan. (Sindo/IDM)

IS / ISIS Eksekusi Pilot Yordania dengan Dibakar Hidup-hidup

Sebuah video yang diterbitkan di internet oleh media resmi Negara Islam atau Islamic State (IS) memperlihatkan pilot pesawat tempur Yordania, Moaz al-Kasasbeh, dibakar hidup-hidup. Video itu, memperlihatkan seorang pria berdiri di kerangkeng dan terbakar api.

Letnan Moaz al-Kasasbeh, 26 tahun, ditangkap ketika pesawatnya jatuh ditembak tahun 2014 saat menyerang wilayah Islamic State, dalam rangka melakukan misi mendukung koalisi militer anti IS yang dipimpin Amerika Serikat. .

Dalam video yang dapat dilihat di tautan ini  (http://goo.gl/Efldi4) , terlihat proses eksekusi yang "mengerikan" karena menggunakan api dalam hukuman mati. IS melakukannya sebagai balasan dari apa yang telah dilakukan pilot itu, yaitu membom banyak wilayah IS.  Video tersebut disebarkan lewat akun Twitter yang dikenal sebagai sumber media IS. Pesawat jet yang diawaki al-Kasasbeh jatuh di Suriah timur laut hari pada hari Rabu 24 Desember 2014 saat melakukan misi pemboman yang menyebabkan banyak warga sipil IS meninggal terpanggang.

Yordania adalah satu dari empat negara Arab di dalam koalisi pimpinan Amerika Serikat yang melancarkan serangan udara terhadap sasaran IS di Suriah. 

Masih belum jelas penyebab jatuhnya pesawat di dekat daerah kekuasaan IS di Raqqa tersebut walau IS menyatakan pihaknya menembak jatuh dengan menggunakan peluru kendali. Sementara itu Amerika Serikat menyangkalnya, dan menyatakan bahwa pesawat tersebut jatuh sendiri. (Detik/IDM)

AS Akan Lemahkan Rusia Melalui Sanksi Ekonomi

Amerika Serikat percaya sanksi ekonomi tetap menjadi cara terbaik untuk mempengaruhi Rusia terkait krisis Ukraina. Di lain pihak, memberikan lebih banyak senjata belum tentu menyelesaikan masalah, Deputi Penasehat Keamanan Nasional Gedung Putih Ben Rhodes mengatakan pada Senin (2/2).

"Kami masih berpikir bahwa cara terbaik untuk mempengaruhi kalkulus Rusia adalah melalui sanksi ekonomi yang menggigit jauh ke dalam ekonomi Rusia," kata Rhodes dalam sebuah wawancara dengan CNN.

Menanggapi komentar para pejabat senior pemerintah bahwa Washington sedang mempertimbangkan apakah akan memberikan senjata ke Ukraina dalam memerangi separatis yang didukung Rusia, Rhodes mengatakan: “Kami tidak berpikir jawaban terhadap krisis di Ukraina hanya dengan menyuntikkan lebih banyak senjata.”

Sebelumnya, laporan dari New York Times pada Minggu (1/2), mengutip pejabat AS yang mengatakan Menteri Luar Negeri John Kerry sedang menimbang untuk mendukung komandan NATO Philip Breedlove mempersenjatai Ukraina.

Pertempuran berkecamuk di Ukraina timur pada Minggu (1/2). Separatis pro-Rusia menggunakan tembakan artileri untuk mencoba mengusir pasukan pemerintah setelah perundingan perdamaian gagal.

NATO dan Kiev menuduh Rusia mengirim ribuan tentara untuk mendukung kemajuan pemberontak dengan senjata berat dan tank.

Sementara Rusia membantah keterlibatan langsungnya di konflik Ukraina. 
(stu)

Pemberontak Pro-Rusia Tewaskan 5 tentara ukraina

Serangan roket kaum separatis pro-Rusia meluncur melintasi kawasan perbukitan Ukraina Timur pada Senin (2/2). Lima tentara Ukraina tewas akibat aksi tersebut. 

Militer Ukraina menyatakan, seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (3/2/2015), pemberontak menyerang posisi pasukan Ukraina di persimpangan rel di kota yang strategis. Sementara itu 15 warga sipil tewas menyusul gagalnya upaya damai pada Sabtu (1/2).

Adanya pertemuan antara pihak Ukraina, Rusia dan pejabat pemberontak Minsk serta Belarus, memunculkan harapan akan adanya gencatan senjata dari konflik yang memakan korban lebih dari 5000 jiwa itu. Akan tetapi pertemuan tersebut berjalan tanpa kesimpulan. Ukraina dan separatis saling tuduh melakukan sabotase satu sama lain. 

Selain 5 tentara tewas, ada 1 warga sipil yang juga menjadi korban tewas pada Senin (2/2). Sepanjang malam terdengar bunyi mortir dan artileri di kawasan Donetsk. 

Separatis terus melakukan serangan ke Debaltseve, persimpangan rel di dekat Mariupol, kota strategis di pantai Sea of Azov, untuk mengusir pasukan Ukraina yang ada di sana. Roket dan artileri dilancarkan pemberontak ke kawasan pinggiran Debaltseve yaitu Yenakieve dan Vuhlegirsk.

"Situasi terberat sekitar Debaltseve, di mana formasi tentara ilegal terus menggempur posisi militer Ukraina," kata juru bicara militer Ukraina, Andriy Lutsenko.

Menurut seorang pejabat Kiev, Januari merupakan bulan paling berdarah di Ukraina timur sejak konflik meletus. Juru bicara polisi daerah Vyacheslav, Abroskin, mengatakan 112 warga sipil tewas akibat penembakan dan serangan kaum separatis.

Obama Minta 8,8 Miliar Dolar Untuk Perangi IS (ISIS)

Tekad Amerika Serikat untuk memerangi IS (Islamic State, sebelumnya bernama ISIS) tampaknya benar-benar serius. Itu terbukti dari anggaran yang dialokasikan Presiden Barack Obama untuk memerangi pejuang Islam militan.

Diberitakan Reuters, saat merencanakan bujet fiskal 2016, Obama meminta dana sebesar US$ 8,8 miliar atau Rp 111 triliun sebagai penyokong negara memerangi IS, dana itu juga digunakan untuk mendukung militer rezim boneka Irak, dan menguatkan kelompok pemberontak sekuler di Suriah.

Dokumen yang dikeluarkan pada Senin (2/2) juga memuat rincian penggunaan alokasi dana yang tidak sedikit itu. Menurut Reuters, sekitar US$ 5,3 miliar atau Rp 67 triliun dialokasikan untuk Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Sementara US$ 3,5 miliar atau Rp 44 triliun dialokasikan untuk Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

IS beberapa kali telah mengeksekusi warga Amerika Serikat, karena kebijakan luar negri AS yang telah membunuhi jutaan muslim di Irak dan Afghanistan. IS mengancam Obama untuk tidak lagi memerangi mereka, dan menarik mundur pasukannya dari Irak.

Bujet yang diminta itu, merupakan bagian dari permintaan administrasi Obama untuk operasi-operasi dadakan yang mungkin terjadi. Total, permintaan administrasi Obama sejumlah US$ 58 miliar atau Rp 736 triliun.

Bukan hanya untuk memerangi terorisme, proposal bujet Obama juga menempatkan keamanan siber sebagai salah satu prioritas. Terbukti, ia meminta US$ 14 miliar atau Rp 177 triliun untuk keamanan siber yang lebih baik bagi pemerintah Amerika Serikat, dari serangan peretas.

"Peretasan siber semakin menargetkan sektor privat, infrastruktur kritis. Pemerintah federal membuktikan tidak ada sektor, jaringan, ataupun sistem yang imun terhadap infiltrasi oleh mereka yang ingin mencuri rahasia komersial atau pemerintahan, properti, atau melakukan aktivitas jahat atau mengacau," kata perwakilan Gedung Putih yang dikutip Reuters.

Permintaan-permintaan bujet Obama itu, diiringi peringatan terhadap pendukung Partai Republik untuk mendanai penuh Departemen Keamanan Dalam Negeri, jika tak ingin menempatkan negara dalam bahaya besar.

"Jika Republikan membiarkan dana untuk Keamanan Dalam Negeri berakhir, maka ini adalah akhir dari inisiatif baru ketika ada ancaman muncul," kata Obama, seperti dikutip Reuters. 
(rsa/pit/CNN/IDM)

IS Bagi-bagi Tabung Gas Gratis

Meskipun Islamic State (IS), negara yang saat ini menjadi pusat perhatian karena aksi militernya, terkenal dengan kejam dan sadis sebagaimana yang diberitakan media. IS didalam negirnya justru dicintai rakyatnya, kok bisa ya?

Pemenggalan, eksekusi mati, rajam, dll adalah citra IS dimata internasional. Sebagian orang menilai hal tersebut sebagai citra buruk, sementara yang lainnya menilai itu adalah ajaran islam yang murni. Aktivitas IS berikut ini barangkali bisa menjadi penyeimbang citra tersebut. Kantor Zakat provinsi Al-Bab (salah satu provinsi IS) membagikan bahan bakar gas secara gratis kepada para faqir miskin dan warga yang membutuhkan di kota Al-Bab, Allepo. Warga secara mandiri berdatangan untuk mengambil gas di Kantor Zakat wilayah Al-Bab.

Petugas yang bertugas di Kantor Zakat langsung mendata para warga yang telah mengambil haknya di Kantor Zakat wilayah Al-Bab. Sejumlah zakat berupa gas yang dibagaikan kepada para mustahiq ini bersumber dari zakat yang telah diambil dari para "orang kaya" atau orang yang wajib membayar zakat di wilayah setempat.

Bukan kali ini saja, IS memang sering membagikan bahan bakar dan kebutuhan penduduk lainnya. Pemimpinnya "Khalifah Abu Bakar Al-Baghdady" terkenal dengan pemimpin yang tidak menghitung-hiotung jika membagikan harta. Hal itu karena IS sangat kaya, dari hasil tambang minyak, sementara dari segi militer IS justru lebih banyak mendapatkans enata dari rampasan perang. (Shoutussalam/IDM)

Pertempuran IS (ISIS) vs Peshmerga Makin Memanas

Pertempuran melawan Peshmergha masih terus berlanjut. Kali ini media Khilafah /IS provinsi Nainawa Selasa, (3/2) merilis video pertempuran terbaru mujahidin IS melawan tentara komunis Kurdi alias Peshmergha.

Kali ini mujahidin IS melancarkan peperangan dengan sandi “Ghozwah Al-Kurrar” dengan misi menguasai barak-barak milisi Peshmergha di sebuah kawasan di provinsi Nainawa. Meskipun barak dilindungi dengan parit yang mengelilinginya namun mujahidin IS dapat memasuki kawasan tersebut. 

Saksikan video selengkapnya berikut ini:

TNI AD Ciptakan Senjata yang Dikendalikan via Remot Kontrol

Foto penampakan RCWS hasil penelitian DISLITBANG TNI AD. Remote Controlled Weapon Station (RCWS) hasil penelitian DISLITBANG TNI AD ini dimaksudkan untuk dapat memperlengkapi kendaraan tempur TNI AD. Dengan adanya RCWS, penembak SMB maupun SMR diatas kendaraan tempur seperti ANOA dapat lebih terjamin keamanannya. Penembak tidak perlu lagi terekpos oleh lawan, karena SMB maupun SMR tersebut dapat dikendalikan dari dalam kendaraan.

Bunuh 129.000 Warga Jepang, Kenapa AS Dimaafkan?

Menggelitik pertanyaan berikut ini,dimana PM Jepang mengungkapkan bahwa dirinya tidak akan pernah memaafkan IS yang telah membnuh 2 warganya. Pertanyaannya "mengapa Jepang bisa memaafkan Amerika Serikat yang telah membunuh 129.000 warga Jepang dengan Bom Atom, di Hiroshima dan Nagasaki?"

Israel Ungkapkan Blasungkawa kepada Jepang

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengirim surat belasungkawa ke PM Jepang Shinzo Abe atas eksekusi mati terhadap Kenji Goto, sandera kedua, oleh Islamic State (sebelumnya dikenal dengan ISIS).

"Terimalah ucapan belasungkawa saya atas kematian tragis Kenji Goto dan Haruna Yukawa," tulis Netanyahu, seperti dikutip jpupdates.com, Minggu (1/2/2015). Nentanhayu mengungkapkan itu seakan amnesia dengan pembantaian negaranya terhadap ribuan warga sipil Palestina.

Dalam video terbaru berjudul "Pesan pada Pemerintah Jepang," IS memperlihatkan jasad tanpa kepala yang diklaim sebagai Goto. IS dalam video itu, yang memiliki aksen Inggris, diduga kuat sebagai Jihadi John.

"Pembunuhan keji yang dilakukan Islamic State adalah pengingat kepada semua negara untuk bersatu melawan teror di Timur Tengah dan seluruh dunia," ungkap Netanyahu. Padahal semua orang tahu bahwa yang paling layak mendapat julukan teroris adalah negaranya sendiri.

Abe sedang berada di Israel saat IS pertama kali mengumumkan menyandera Goto dan juga Yukawa, pria yang sudah terlebih dahulu dipenggal. Yukawa dibunuh karena uang tebusan USD200 juta atau Rp2,5 triliun tidak dibayarkan Jepang.

"Kami tidak akan pernah memaafkan teroris. Kami akan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk membuat mereka (IS) membayar atas kejahatan mereka," tegas Abe.

Ratusan warga Jepang berduka untuk Goto, sekaligus kesal atas Abe. Mereka menilai pemerintah kurang maksimal dalam menyelamatkan Goto. Begitu mudahnya Abe mengeluarkan 200 juta dolar kepada negara-negara yang memerangi IS, namun ketika menyelamatkan warganya sendiri, Abe tampak sangat pelit mengeluarkan uang dengan jumlah yang sama. Pada kesempatan kedua saat IS tidak lagi meminta uang, Abe tampaknya tidak serius menekan Yordania untuk melakukan pertukaran tahanan, dan justru Yordania menangkap utusan IS. Apakah Abe dibawah tekanan AS? (Metrotv/IDM) 

Makin Seru, AS Akan Persenjatai Pasukan Ukraina untuk Melawan Pemberotak Pro-Rusia

Pemerintah Amerika Serikat tengah mempertimbangkan untuk meningkatkan dukungan bagi pasukan Ukraina yang tengah memerangi para pemberontak pro-Rusia. AS berniat untuk mengirimkan persenjataan bagi pasukan Ukraina.

Sejauh ini Presiden AS Barack Obama memang belum memutuskan apakah akan mengirimkan bantuan persenjataan tersebut. Namun Gedung Putih dan panglima militer NATO, Jenderal Philip Breedlove, tengah mempertimbangkan hal ini di tengah meningkatnya pertempuran antara Kiev dan pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur.

"Meskipun fokus kami tetap pada mengupayakan adanya solusi lewat cara-cara diplomatik, namun kami juga senantiasa mengevaluasi opsi-opsi lain yang akan membantu menciptakan ruang untuk solusi hasil negosiasi atas krisis ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Bernadette Meehan kepada The New York Times, seperti dilansir AFP, Senin (2/2/2015).

Namun dengan sanksi ekonomi yang tampaknya tidak begitu berdampak bagi Rusia, isu pengiriman senjata ini kian gencar dipertimbangkan AS.

Menurut Times, Jenderal Martin Dempsey, ketua Kepala Staf Gabungan AS, kini terbuka untuk pembicaraan baru mengenai bantuan senjata tersebut. Begitu pula dengan penasihat keamanan Obama, Susan Rice.

"Pendekatan komprehensif diperlukan, dan kami setuju bahwa peralatan defensif dan senjata harus menjadi bagian dari pembahasan itu," ujar seorang pejabat Pentagon kepada Times.

Pemerintah AS telah terang-terangan menuding Rusia mengirimkan pasukan darat ke Ukraina untuk memerangi pasukan Kiev. Namun tudingan ini terus dibantah Moskow. 

Saat ini, bantuan pemerintah AS untuk Ukraina hanya terbatas pada bantuan "tidak mematikan" seperti baju antisenjata, peralatan medis dan radar untuk mendeteksi serangan mortir (Detik/IDM)

mengenal 15 Milisi Syiah di Timur Tengah

Revolusi Suriah telah memasuki kwartal ke-4 pada awal tahun 2015 ini. Revolusi yang telah memakan korban ratusan ribu jiwa kaum Muslimin sipil Suriah, baik wanita, anak-anak serta lansia yang tak berdaya.

Korban luka dan cacat  tidak terhitung jumlahnya, dan pengungsi yang menyelamatkan diri dari kekejaman kaum Syiah tercatat lebih dari 5 juta jiwa. Kerugian materil dan non materil yang dirasakan kaum Muslimin Suriah sampai hari ini sungguh sangat menyesakkan dada dan membakar amarah siapa saja yang peduli pada Islam dan urusan umat ini.

Suriah telah menjadi medan perang terbuka pasca revolusi bagi organisasi sektarian Syiah dari seluruh dunia, yang datang untuk membela rezim Bashar al Assad dari kehancuran, dan untuk melindungi tempat suci yang mereka klaim disana.

Sebagaimana kaum Muslimin sunni bersimpati dan datang menolong saudara mereka Muslimin sunni Suriah, maka kaum Syiah dari berbagai Negara juga bersimpati pada saudara Syiah mereka di Suriah.

Wakil Komandan Pengawal Revolusi Iran Jenderal Hossein Salami telah mengisyaratkan bahwa kehadiran tentara Syiah Iran di Suriah terkait dengan kepentingan revolusi Iran disana. Adapun Hizbullah di Libanon menampakkan keterlibatan diri mereka secara terang-terangan, mereka turut berperang di medan nyata. Jumlah kelompok Syiah bersenjata yang membela rezim Assad di Suriah tercatat lebih dari 20 organisasi yang memiliki kapasitas puluhan ribu milisi.

Sebagaimana diketahui, milisi Syiah dari berbagai belahan dunia datang berkumpul ke Suriah untuk menjaga eksistensi salah satu rezim Syiah di muka bumi saat ini dan ikut andil dalam salah satu pembantaian tersadis selama sejarah kaum Muslimin.

Apa saja kelompok bersenjata Syiah yang berperang di Suriah?

DI bawah ini tercatat lebih dari 20 kelompok milisi Syiah bersenjata sekarang berada di Suriah, yang total keseluruhan milisi Syiah asing ini melebihi angka 100.000 tentara (hampir setara dengan tentara musuh bebuyutannya, Islamic State (IS) ) yang datang dari berbagai Negara. Dan ini belum termasuk jumlah pasukan Rusia, China dan Negara-negara Amerika latin yang menjadi sekutu rezim syiah Bashar al Assad.

Berikut ini adalah data kelompok-kelompok militan Syiah;

Pengawal Revolusi Iran
Iran berdiri di samping rezim Bashar Al Assad dengan kekuatan penuh sejak awal revolusi Suriah. Mereka terpaksa turut campur setelah melihat tekanan dari para pemberontak dan khawatir runtuhnya sistem Syiah yang berkuasa, sebab itulah mereka mengirim pasukan milik Garda Revolusi ke Suriah secara besar-besaran berkisar antara angka 60-70.000 tentara, begitulah menurut pernyataan yang dibuat oleh seorang Jendral pensiunan di Garda Revolusi pada majalah Reuters. Di mata banyak analis saat ini, Garda Revolusi Iran lah yang mengelola Suriah hari ini.

Republik Syiah Iran telah melihat untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka kematian Pengawal Revolusi Iran di tangan mujahidin. Sebagaimana media massa Iran melaporkan bahwa seorang perwira senior di Garda Revolusi Iran Jabbar Drisawi tewas dalam pertempuran dengan mujahidin di pinggiran Damaskus.

Hizbullah Libanon
Faksi politik sekaligus perpanjangan tangan militer Iran di Libanon “Hizbullah” terlihat lebih terang-terangan dalam membantu rezim Assad secara militer. Hal ini disebabkan beberapa faktor, yang pertama adalah karena kesamaan ideologi dan akidah Syiah dan kedua adalah faktor geografis dimana letak kedua Negara yang bersebelahan. Hizbullah dapat mengakses dengan cepat dan mudah dalam menyuplai tentara dan senjata kedalam Suriah. Sampai saat ini jumlah tentara Hizbullah diperkirakan lebih dari 10.000 di dalam Suriah.

Aksi militer pertama Hizbullah di Suriah secara terang-terangan terjadi pertama sekali pada April 2013. Di mana Hizbullah menginvansi kota Qushair di provinsi Homs, tatkala mereka mampu merebut kota tersebut dari tangan Ahlus Sunnah, maka simpatisan mereka di Beirut (Ibukota Libanon) membagi-bagikan manisan sebagai pesta atas “kemenangan” Syiah atas Sunni. Dan saat ini Hizbullah masih berjibaku dan semakin terdesak kalah di Qalamoun bahkan di dalam Libanon sendiri, setelah kelompok sunni Jabhah Nushrah mengumumkan perang terbuka atas Hizbullah baik di dalam Suriah atau di dalam Libanon.

Liwa’ Abul Fadhl Al-Abbas (Iraq)
Mereka adalah elemen Syiah Iraq dipimpin oleh Jendral Abul Fadhl, yang mana mereka merupakan pengikut fanatik “Gerakan Al-Sadr Iraq” yang dicetuskan pertama oleh Muqtada Al-Sadr, sisanya adalah pelarian Syiah Iraq yang telah menetap di Damaskus pasca perang yang melanda Iraq setelah invansi Amerika di sana. Bahkan tercatat sebagian anggota mereka juga datang dari Negara-negara Asia Timur, Yaman dan Amerika.

Milisi Liwa’ Abul Fadhl Al-Abbas (Iraq)

Brigade Syiah ini didirikan pada 2012, dengan tujuan utamanya adalah untuk melindungi kuil Zainab di Damaskus. Kemudian nama mereka mulai muncul kepermukaan pada 2013 setelah terlibat dalam banyak peperangan untuk mempertahankan wilayah Sayyida Zainab, pinggiran Damaskus dan Bandara Qalamoun dari gempuran Mujahidin.

Brigade Dzul Fiqar
Didirikan pada Juni 2013, mereka adalah pecahan dari Liwa’ Abul Fadhl, yang mengklaim beranggotakan para tentara Mahdi dan Ahlul Haq. Mereka banyak terlibat dalam peperangan di jalan utama Bandara Damaskus, serta di desa Adra pinggiran Damaskus.

Katibah Hizbullah Iraq
Hizbullah versi Iraq ini ditengarai sebagai kelompok militan Syiah terbesar ke-4 di Iraq. Didirikan pada akhir 2012 oleh pemimpin tertinggi mereka Wasiq Al-Battat awalnya dengan nama Jaisyul Mukhtar (Tentara Pilihan), lalu dengan cepat berganti nama menjadi “Hizbullah” versi Iraq.

Pada 2013 mereka mengumumkan akan membantai siapa saja yang coba melengserkan rezim Assad di Suriah. Mereka telah mengirim pasukan terlatih ke Suriah untuk menghadapi Mujahidin dan melindungi kuil-kuil suci Syiah disana, dan segala puji bagi Allah tercatat banyak sekali tentara mereka mati di tangan Mujahidin.

Jumlah kelompok Syiah bersenjata yang membela rezim Bashar Al Assad di Suriah tercatat lebih dari 20 organisasi yang memiliki kapasitas puluhan ribu. Di bawah ini-nama-nama milisi bersenjata Syiah;

Katibah Sayyidus Syuhada’ (Iraq)
Kelompok ini dibentuk pada bulan Juni 2013 di Iraq, lalu semua mereka berangkat ke Suriah. Disana mereka terlibat dalam pertempuran mempertahankan wilayah Sayyidah Zainab di pinggiran Damaskus. Ditengarai mereka memiliki hubungan dekat dengan sayap militer Organisasi Al-Badr dan juga dengan Hizbullah versi Iraq.

Pasukan Baqir As-Sadr, Sayap Militer Organisasi Al-Badr
Faylaq Badar didirikan pada tahun 1980 M oleh Ulama tertinggi Syiah Iraq sekaligus sebagai ketua dewan tertinggi majelis Revolusi Syiah di Iraq, Muhammad Baqir Al-Hakim, yang telah tewas dibunuh pada tahun 2003. Kelompok ini didirikan sebagai perpanjangan kepentingan Republik Syiah Iran di Iraq, mereka menjadi pihak oposisi terhadap rezim Saddam Husein di masa itu.

Sekarang mereka terjun ke Suriah dengan mengirim pasukan elit Syiah  sekitar 2000 tentara. Mereka memilik persenjataan yang lebih lengkap dan baik dibandingkan brigade Syiah lainnya di Suriah. Mereka fokus memerangi mujahidin di Sayyidah Zainab, dan terutama daerah selatan Damaskus. Dan juga terlibat dalam pertempuran di Ghoutah timur dan jalan utama Bandara.

Liga Ahlul Hak (Iran)
Kelompok ini menikmati dukungan langsung oleh Gerakan Al-Quds di Iran. Diperkirakan jumlah mereka di Suriah lebih dari 10.000 prajurit yang tersebar di pingiran Damaskus dan mengkonsentrasikan kekutan mereka di tempat suci yang mereka yakini yaitu wilayah Sayyidah Zainab.

Faylaq Al-Wa’du As-Shadiq
Kelompok “janji setia” ini didirikan pada 2006 di Iraq. Mereka adalah gabungan Syiah Iraq dan Suriah. Diperkirakan jumlah mereka adalah ribuan yang tersebar di pinggiran Aleppo. Mereka membuat pos-pos penjagaan di sana, dan terlibat bersama tentara rezim Bashar Al Assad dalam mempertahankan Penjara Pusat Aleppo dari gempuran mujahidin.

Harakah Hizb Nujaba’
Hizbullah mendirikan kelompok ini untuk menampung mereka yang keluar dari Liga Ahlul Hak. Dipimpin oleh Panglima sekaligus Sekjen Akram Al-Ka’bi, sosok yang telah terlibat dalam banyak pertempuran di Suriah.

Asaib Ahl al-Haq Shi'ite militia fighters from the south of Iraq

Liwa’ Asadullah
Mereka adalah para milisi Irak, yang sekarang bertempur di Suriah. Dengan kemampuan tempur tingkat tinggi, dilengkapi peralatan lengkap dan canggih dan berseragam SWAT Iraq Army. Kelompok ini dipimpin oleh Abu Fatimah Al-Mousawi. Jumlah mereka hanya 500 pasukan elit, yang ditempatkan di wilayah Sabinah selatan Damaskus dan Sayyidah Zainab.

Brigade Imam Husein
Brigade ini berbeda dengan Kelompok Abu Al-Fadhl Al-Abbas, Brigade Imam Husein beranggotakan prajurit Syiah dari Iraq, Iran, Afghanistan dan Pakistan. Sebagian besar mereka ditempatkan di Provinsi Aleppo. Jumlah mereka diperkirakan 1.200 orang.

Jaisyul Mahdi – Brigade Harapan
Jaisyul Mahdi adalah pengikut Muqtada As-Sadr, mereka dipimpin oleh Ahmad As-Saadi, mereka bertugas untuk melindungi tempat-tempat suci Syiah di Suriah.

Detasemen Gerak Cepat
Tim khusus dari SWAT Iraq Army ini dipimpin oleh Ahmad As-Saadi, beranggotakan pasukan gerak cepat. Berada di Damaskus.

Kelompok Ansharullah Yaman atau Al Houthi/Hautsiyun
Banyak milisi Syiah Hautsi/Houthi terlibat dalam pertempuran-pertempuran di timur dan tengah Suriah. Sebuah surat kabar lokal mengutip pernyataan seorang pejabat senior rezim Bashar al Assad bahwa ratusan milisi Hautsi telah memasuki Suriah difasilitasi oleh Hizbullah Libanon sebelum akhirnya ditempatkan di front-front terdepan.

Surat kabar yang sama melaporkan bahwa masuknya Hautsi ke Suriah bertepatan dengan pengumuman Hizbullah untuk berperang membantu rezim Assad di Suriah.

Itulah 15 kelompok militan Syiah bersenjata yang paling dominan berperang dan membantai kaum Muslimin Suriah sampai hari ini. Selain mereka, kami juga mencatat ada beberapa kelompok kecil Syiah dari Asia timur yang turut berpartisipasi dalam perang Suriah, seperti: Garda Depan Saraya Khurasan dan Liwa’ Fatimiyun. (Hidayatullah/IDM)

Top