KLATEN – Meskipun sempat tertahan hampir satu (1) jam dibelakang barisan petugas Densus 88, aparat Gegana, Brimob dan Dalmas Polres Klaten bersenjata lengkap di sebelah timur rumah Siyono, jenazah Siyono (34 tahun) akhirnya bisa sampai dikediamannya pada Ahad (13/3/20016) pukul 02.00 dinihari.
Seperti diberitakan Manjanik.netsebelumnya, ambulance yang membawa jenazah Siyono dari RS Polri Kramat Jati Jakata tidak diperbolehkan menuju rumah Siyono dengan alasan Densus 88 dan aparat juga harus ikut menemani jenazah Siyono.
Densus 88 khawatir peti jenazah Siyono dibuka oleh keluarga. Sebab Densus 88 menginginkan agar jenazah Siyono langsung dimakamkan sesampainya di Dusun Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten yang merupakan tempat tinggal Siyono dan istri beserta anak-anaknya.
Siyono (34 tahun) adalah warga Dusun Brengkungan, Desa Pogung yang ditangkap Densus 88 pada Selasa (8/3/2016) malam seusai melaksanakan sholat Maghrib berjama'ah di Masjid Muniroh, yang berada disebelah timur rumah Siyo yang juga difungsikan sebagai TK.
Insiden itupun sempat membuat Densus 88 dan aparat bersenjata lengkap bersitegang dengan ratusan aktivis Islam dari Solo Raya dan warga setempat. Namun insiden itu bisa reda setelah adanya negosiasi dan kesepakatan antara Kapolres Klaten, AKBP Faizal dengan para pimpinan elemen Islam Klaten dan Solo Raya.
Sesampainya dirumah Siyono, awak media dan orang-orang yang tidak berkepentingan diminta untuk keluar dari dalam rumah. Sebab keluarga tidak mau menerima kainkafan dari kepolisian dan hendak mengganti kain kafan Siyono dengan uang keluarga sendiri.
Setelah pergantian kain kafan yang berlangsung sekitar 15 menit itu selesai, jenazah Siyono langsung dibawa ke Masjid Muniroh yang berada persis disebelah timur rumah Siyono untuk disholatkan. Ratusan aktivis Islam se-Solo Raya pun bergantian mensholatkan jenazah Siyono sebelum dibawa ke pemakaman.
Lalu bagaimana kondisi jenazah Siyono? Sebab pada hari sebelumnya beredar kabar jika Siyono meninggal lantaran disiksa Densus 88 pada saat di interogasi.
Kuasa hukum yang ditunjuk pihak keluarga, Sri Kalono SH menyatakan bahwa kondisi jenazah Siyono penuh luka memar dan lebam disekujur tubuhnya. Bahkan kedua kakinya juga penuh luka memar dan terlihat membengkak seperti kaki gajah. Padahal kata keluarga, sebelum ditangkap Densus 88, kondisi Siyono sehat dan segar bugar.
"Jadi tadi yang saya lihat, mata kirinya itu memar dan membiru seperti kena pukulan tangan. Mukanya juga ada luka lebam. Kedua kakinya juga membiru dan memar. Bahkan kakinya membengkak tidak seperti kaki Siyono sebelumnya," kata Kalono kepada Manjanik.net seusai jenazah Siyono dibawa ke pemakaman. [Kh/GA]
Post Comment
Tidak ada komentar: