Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Like Us

Sejarah

Jaksa Paris, Fancois Molins mengatakan para penyerang kantor majalah Charlie Hebdo masuk melalui pintu depan gedung, lalu membunuh satu orang di pintu masuk.

Dikutip dari Reuters, mereka kemudian naik ke lantai dua dan melepas tembakan saat rapat redaksi sedang berlangsung. Rapat itu dihadiri oleh delapan wartawan, seorang polisi yang ditugaskan untuk melindungi pemimpin redaksi Charlie Hebdo dan seorang tamu.

“Apa yang kami lihat adalah pembantaian. Banyak dari korban dieksekusi, sebagian besar dari mereka terluka di kepala dan dada,” kata Patrick Hertgen, seorang petus medis gawat darurat yang dipanggil untuk menangani para korban kepada Reuters.

Rekaman video dari luar bangunan merekam dua orang berjaket dengan penutup kepala berteriak “Allahu Akbar!” berbarengan denga suara tembakan. Satu orang berjalan ke arah polisi yang berbaring terluka dan menembaknya dengan senapan serbu. 

Keduanya lantas dengan tenang naik ke mobil berwarna hitam dan pergi dari sana.

Diantara korban tewas adalah editor Stephane “Charb” Charbonier, bersama dengan Georges Wolinski, Jean “Cabu” Cabut dan Bernard Verlhac, yang dikenal sebagai “Tignous”. Mereka dikenal sebagai kartunis berbakat di Perancis. 

Belum ada klaim siapa yang melakukan serangan namun sebuah surat kabar, 20 Minutes, mengutip seorang saksi yang mengatakan salah seorang penyerang berteriak “Katakan pada media bahwa ini adalah al-Qaeda di Yaman!”

Polisi Perancis mencari tiga orang, dua diantaranya bersaudara, yang diduga terlibat dalam serangan mematikan itu.

Menurut keterangan polisi, satu dari pelaku meninggalkan kartu identitasnya di mobil yang digunakan.

“Ada kemungkinan serangan lain dan tempat-tempat lain diamankan,” kata Rocco Contento, pejabat serikat polisi.

Pemerintah Perancis mengumumkan tingkat siaga tertinggi, meningkatkan pengamanan di transportasi umum, situs-situs religius, kantor-kantor media dan pusat perbelanjaan, sekaligus untuk memburu para dugaan pelaku.

Reporter Reuters melaporkan polisi bersenjata terlihat berpatroli di pusat-pusat perbelanjaan dan diluar ikon Perancis, Arc de Triomphe.

Tahun lalu, Perancis memperkuat undang-undang anti-terorisme dan mengimbau warganya untuk waspada akan serangan militan Islam yang kemungkinan menyerang warga Perancis dan kepentingannya sebagai balasan atas keikutsertaan Perancis dalam serangan udara di Suriah dan Irak. Dimana serangan itu menewaskan ratusan sipil muslim di Irak dan Suriah yang dikuasai Negara Islam. 

Kantor Majalah Charlie Hebdo kemungkinan diserang karena sering mempublikasikan kartun Nabi Muhammad SAW, yang sangat dihormati oleh seluruh umat Islam di dunia. Tidak hanya melecehkan Nabi Muhammad SAW, majalah itu juga pernah melecehkan tokoh Kristen, Yahudi dan pejabat-pejabat negara. Bahkan beberapa jam sebelum penyerangan, Charlie Hebdo sempat mengunggah kartun Abu Bakar Al-Baghdady yang menjabat Khalifah di Negara Islam. Barat memang memegang prinsip "kebebasan berbicara dan berekspresi", namun setelah peristiwa ini, masihkah ada yang memanfaatkan prinsip itu demi menjual majalah murahan? kita lihat saja. (CNN/DM)

Sebarkan Bung!

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top