Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Like Us

Sejarah

Serangan siber kepada akun media sosial milik komando militer Amerika Serikat oleh kelompok yang mengaku cyberarmy IS menebarkan kecemasan bagi keluarga tentara AS. Istri para tentara AS mengaku takut keluarganya akan menerima aksi teror setelah serangan siber tersebut. 

Seorang istri dari tentara AS yang tak ingin disebutkan namanya mengaku tidak bisa tidur semalaman karena dihantuai kecemasan dan sibuk menghapus setiap foto yang diunggah di akun media sosial Facebook miliknya. 

Sang istri juga mencari nama dirinya dan keluarganya melalui situs pencarian Google, untuk mengetahui sejauh apa informasi tentang keluarganya dapat ditemukan. Dia juga telah menghapus stiker militer yang tertera di jendela depan rumahnya. 

Sebagai istri dari seorang prajurit Pasukan Khusus, dia selalu berusaha berhati-hati untuk tidak mengungkapkan banyak informasi soal dia, suaminya dan ketiga anak mereka yang masih kecil. 

"Sulit karena saya sangat bangga dengan apa yang suami saya lakukan, tapi akhir-akhir ini saya dan banyak istri tentara lainnya yang takut sewaktu-waktu kami bisa menjadi sasaran IS atau simpatisannya," kata sang istri, dikutip dari CNN, Rabu (14/1). 

Sementara, Ashley Broadway-Mack, istri tentara lainnya menyatakan serangan siber IS memperkuat kecemasannya, khususnya setelah baru-baru ini serangkaian teror menargetkan personil militer dan aparat penegak hukum. 

Broadway-Mack menyatakan dia dan anggota keluarga lainnya teringat akan serangan kepada tentara Inggris di London yang diduga dilakukan oleh kelompok ekstremis. Selain itu, dia juga teringat akan serangan di Paris, di kantor Perdana Menteri Kanada dan drama penyanderaan di Sydney, yang semuanya menewaskan petugas keamanan. 

"Sebelum insiden di Kanada, jujur saya tidak berpikir bahwa IS dapat mengancam keluarga militer. Saya cemas akan ratusan ribu tentara yang setiap hari bekerja mengenakan seragam dan keluarga mereka," kata Broadway-Mack. 

Broadway-Mack yakin IS akan segera datang ke AS dan menyerang tentara secara fisik. "Saya benci mengatakannya, tapi jujur, saya rasa penyerangan itu hanya masalah waktu," kata Broadway-Mack melanjutkan. 

Peringatan untuk Militer

Sumber dari militer AS menyatakan kepada CNN bahwa pada akhir November lalu, FBI telah mengeluarkan peringatan kepada anggota militer AS agar berhati-hati terhadap serangan kelompok militan, utamanya, IS. 

Serangan siber ke akun media sosial, Twitter dan Youtube milik komando militer Amerika Serikat pada Selasa (13/1) diduga dilakukan oleh simpatisan IS. (REUTERS/Staff) Peringatan tersebut meminta anggota militer untuk "meninjau kembali informasi yang mereka cantumkan di akun media sosial yang mungkin menarik perhatian para ekstremis".

Sementara, Lori Volkman, yang menikah dengan seorang komandan militer AS, mengatakan sejumlah anggota militer kini mulai berhati-hati mengenakan seragam mereka di ruang publik. Sebagian bahkan saking parnonya, mereka berhati-hati ketika membuka dompet mereka, agar kartu identitas militer mereka tak terlihat. 

"Perubahan sikap yang kecil tersebut menunjukkan kecemasan dari anggota militer dan keluarga mereka," kata Volkman .

Volkman juga menyatakan anak-anak mereka ketakutan bahwa mereka dapat menjadi target teror.

"Kami tak bisa hidup dalam ketakutan sembari berusaha menenangkan anak-anak kami," kata volkman. 

Serangan siber ke akun media sosial, Twitter dan Youtube milik komando militer Amerika Serikat terjadi pada Selasa (13/1). Dalam serangan tersebut, pelaku penyerangan meninggalkan pesan dengan huruf kapital, "TENTARA AMERIKA, KAMI DATANG. WASPADALAH. ISIS."

Pesan itu juga menyertakan alamat website ke sebuah pernyataan bertuliskan, "Kami tidak akan berhenti! Kami tahu segala sesuatu tentang Anda, istri Anda dan anak-anak Anda. Tentara AS! Kami sedang mengawasi Anda!". 

Peretas juga berhasil mengirim pesan ancaman lainnya, berupa video propaganda dan beberapa dokumen militer hingga akun tersebut dinonaktifkan. 

Terkait serangan ini, Komando Pusat Militer AS menghibur diri dengan menyatakan bahwa peretas hanya berhasil meretas Twitter yang terbilang mudah dilakukan. Militer AS juga menyakini bahwa tidak ada rincian keamanan serius yang terungkap dan berjanji akan menemukan dalang di balik peretasan ini. 
(ama/ike/CNN/DM)

Sebarkan Bung!

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top