Penyebutan "teroris Muslim" dan permintaan maaf polisi Manchester, Inggris menyusul latihan antiterorisme dengan pelaku palsu meneriakkan Allahu Akbar diperdebatkan netizen.
Latihan yang dilakukan kepolisian Manchester itu dilakukan untuk menguji bagaimana aparat menanggapi situasi darurat.
Sekitar 800 sukarelawan ikut serta dalam latihan di pertokoan Trafford Centre, Manchester, Senin (09/05).
Penyebutan "teroris Muslim" dengan pekik Allahu Akbar diperdebatkan para pengguna media sosial termasuk di Facebook BBC News dengan komentar lebih dari 2.000.
Akun atas nama JD Sorfleet termasuk yang mempertanyakan langkah polisi, "Mengapa meminta maaf? Serangan baru-baru ini dilakukan organisasi yang disebut militan Islam," komentar yang ditanggapi Alim Sattar dengan menyatakan, "Fakta bahwa mereka meminta maaf menunjukkan ada yang perlu dimintakan maaf...bilapun Anda tak mengerti."
Sebelum kepolisian minta maaf, para pengguna media sosial juga mempertanyakan alasan kepolisian menggambarkan pemeran sebagai Muslim.
Keputusan bodoh oleh kepolisian Manchester, tulis staf Universitas Manchester.
Latihan antiteror ini menggunakan rincian yang pernah dilakukan IS, kata polisi.
Aktivis perdamaian Manchester Dr Erinma Bell juga mengkritik penggunaan "teroris Muslim" dengan mengatakan, "teroris bisa siapa saja" dan kita perlu menghindari "berprasangka negatif."
Kepolisian Manchester Raya mengatakan latihan itu tak terkait dengan adanya ancaman teror apapun.
Dalam pernyataan, pejabat kepolisian Garry Shewan mengatakan, "Perlu bagi semua lembaga termasuk polisi untuk melatih dan bersiap menggunakan latihan seperti ini sehingga kita dalam kondisi terbaik untuk menanggapi kejadian dan serangan yang tak terduga."
Sukarelawan ada yang berperan sebagai korban.
"Namun kami mengakui bahwa penggunaan kata-kata terkait agama ini tak bisa diterima...Kami sadari dan meminta maaf bila menyinggung," tambah Shewan. Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa teroris yang dimaksud barat adalah islam, dan perang terhadap teroris adalah perang terhadap islam. Serangan teror di Eropa dilalukan oleh mayoritas non muslim, namun hanya kasus yang melibatkan muslim saja yang disebut terorisme.
(nwk/bbc/kabarduniamiliter)
Post Comment
Tidak ada komentar: