Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Like Us

Sejarah

Tindakan brutal, kejam dan biadab Densus 88 terhadap Siyono (34 tahun) terus menuai kecaman dan kutukan dari mayoritas masyarakat Indonesia dan para tokoh nasional. 
Sebab, kematian warga Dusun Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah (Jateng) itu ditangkap Densus 88 pada Selasa (8/3/2016) malam lalu seusai shalat Maghrib berjamah di Masjid Muniroh yang terletak disebelah timur rumahnya itu sangat tidak wajar.
Pasalnya, saat ditangkap Densus 88 kondisi Siyono segar bugar dan sehat, namun tiba-tiba Siyono dipulangkan kepada keluarga sudah menjadi mayat.
KOKAM Muhammadiyah menyatakan bahwa tindakan Densus 88 yang menangkap Siyono tanpa surat penangkapan sejatinya adalah cara-cara preman. Terlebih, Densus 88 kerap kali menghilangkan nyawa terduga teroris tanpa proses pengadilan.
"KOKAM mengutuk atas wafatnya Siyono asal Cawas Klaten waktu ditangkap Densus 88 dalam keadaan segar bugar setelah 3 hari pulang tanpa nyawa tanpa proses peradilan. NKRI negara hukum bukan negara preman yang dapat pesanan dari negara lain," kata Komandan KOKAM Muhammadiyah Jateng, Muh Ismail melalui akun Facebook (FB) pribadinya pada Ahad (13/3/2016).
"Jaman kejam penjajahan Belanda, tokoh politik Indonesia ditangkap dan diasingkan ke daerah lain. Sekarang jaman merdeka, anak negeri yang baru terduga dan belum jelas kesalahannya dibunuh. Kejam dan biadab jaman dulu atau sekarang saudaraku?," ujar pria asal Klaten tersebut.
Untuk itu, mantan Komandan KOKAM Muhammadiyah Klaten itu menegaskan agar pemerintah segera membubarkan Densus 88 karena sering melakukan teror terhadap ulama dan umat Islam. "Presiden Jokowi harus bubarkan Densus 88," tegasnya. [GA/manjanik/kabarduniamiliter]

Sebarkan Bung!

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top