Sunguh kasian betul AKBP Achmad Untung Sangaji. Dia kira bakal dapat kenaikan pangkat dan bonus yang melimpah setelah dirinya berhasil melumpuhkan pelaku penyerangan di Sarinah, Thamrin, Jakarta beberapa waktu lalu. Namun ternyata ia hanya dapat PIN dan sedikit uang dollar.
Perwira Menengah Pusat Pendidikan Polisi Air Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri ini menyatakan akan mempertimbangkan pulang kampung ke Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, dan berencana maju sebagai Bupati jika apresiasi yang diberikan Mabes Polri hanya seperti itu.
Pilihannya tersebut lantaran dirinya kecewa terhadap sikap Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti. Apalagi, dia mengaku usai melumpuhkan para pelaku penyerangan di kawasan Thamrin beberapa waktu lalu, hanya diganjar sebuah pin dan sejumlah duit.
"Ini udah beberapa bulan. Yang lain udah dikasih tempat, saya enggak ada sama sekali. Saya cuma dikasih PIN aja. Kapolri tidak memanggil saya secara khusus, cuma Lemdikpol," kata Untung, pada Rabu (6/4/2016) malam.
Untung semakin merasa bingung, karena pada satu kesempatan Badrodin mengatakan kasus Thamrin merupakan kasus biasa. Menurutnya, penjelasan itu melukai dia dan rekannya. Sebab sebelumnya, baik Polri maupun Menko Polhukam dan bahkan Presiden Jokowi mengatakan penyerangan Thamrin adalah kasus besar.
"Kapolri menjelaskan ke kita karena ini kasus biasa. Saya enggak paham, karena ini didengar sama pasukan. Kita punya bapak melecehkan seperti itu. Saya tidak menghina dia, malah beliau menghina saya. Ini jabatan Kapolri kan bintang empat. Saya berjuang di sana," ujarnya.
Untung juga mengaku jika dirinya diganjar uang dari usahanya mematahkan pelaku penyerangan di kawasan Thamrin itu. Fulus itu kemudian dia belikan sebelas ekor kambing.
"Selain PIN, saya dikasih uang dolar, terus saya dibeliin sebelas ekor kambing. Kerjanya nyawa enggak dianggap. Untuk apa melindungi rakyat, tapi enggak dihargai. Toh di polisi udah baik, tapi saya ingin menghargai institusi. Lebih baik saya berkarya di tempat lain," jelas Untung. [AH/mrd/manjanik/kabarduniamiliter]
Post Comment
Tidak ada komentar: