Ibu salah seorang pria Jepang yang disandera Islamic State (IS) mendesak pemerintah Jepang agar membayar uang tebusan tuntutan untuk menyelamatkan nyawa putranya.
Junko Ishido, ibu Kenji Goto, meminta pemerintah agar membayar US$200 juta uang tebusan sebelum lewat batas waktu pembayaran Jumat (23/1)
IS merilis video Selasa yang mengatakan mereka akan membunuh kedua pria itu, Keni Goto dan Haruna Yukawa, kalau Jepang tidak memberi uang tebusan dalam waktu 72 jam, yang mengaitkan ancaman itu dengan apa yang mereka katakan dukungan Jepang pada usaha memerangi IS. Sebelumnya Jepang berjanji akan memberikan US$200 juta kepada negara-negara yang memerangi IS, akibat bantuan tersebut IS menawan 2 warganya.
Menteri Luar Negeri Fumio Kishida mengatakan Jumat, Jepang sedang melakukan upaya sekuat tenaga untuk memperoleh pembebasan sandera, tetapi tidak akan tunduk terhadap IS.
Yoshihide Suga, Sekretaris Kabinet Jepang, mengatakan Jepang sedang melakukan semua upaya sedapat-dapatnya untuk memperoleh pembebasan kedua pria itu.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan sebelumnya pekan ini negaranya sedang berlomba dengan waktu untuk membebaskan kedua warga Jepang itu.
Perdana Menteri mengatakan Jepang tidak akan menyerah kepada IS dan telah menjanjikan $200 juta bantuan non-militer bagi negara-negara yang memerangi IS.
Jepang tidak termasuk di antara negara-negara yang turut langsung dalam koalisi yang memerangi IS di Suriah dan Irak. Namun terlibat dalam bantuan tak langsung, yakni membantu koalisi AS dalam menjalankan misi serangannya di wilayah IS. Serangan koalisi AS membuat marah IS dan rakyatnya, dimana serangan itu telah membunuh anak-anak tak berdosa. IS berjanji akan menyerang siapapun yang terlibat dalam pembunuhan anak-anak mereka. Jika jepang bisa membagi-bagi uang US$200 juta terhadap negara-negara yang memerangi IS, mengapa tidak bisa mengeluarkan jumlah yang sama untuk menyelamatkan warganya sendiri? Apakah jepang takut pada AS? (VOA/IDM)
Post Comment
Tidak ada komentar: