Pemerintah Jepang menekankan tidak akan menggunakan dukungan non-militer untuk negara-negara Timur Tengah yang sedang berjuang melawan IS.
"Bantuan yang selama ini Jepang berikan berupa bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi," kata Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga dalam konferensi pers, dikutip dari kantor berita Jepang, Kyodo, Rabu (21/1).
Pernyataan ini dilontarkan Suga sehari setelah dua warga Jepang ditahan kelompok militan IS dalam video yang dirilis pada Selasa (20/1). Dalam video tersebut, dua pria Jepang yang disandera diidentifikasi sebagai Kenji Goto, seorang wartawan lepas dan Haruna Yukawa, seorang konsultan militer.
Sang penyandera menyatakan masyarakat Jepang memiliki waktu 72 jam untuk mendesak pemerintah mereka menghentikan dukungan “konyol” mereka kepada serangan udara negara koalisi yang dipimpin oleh AS yang banyak memakan korban jiwa di Irak dan Suriah.
"Kami akan terus bekerja sama dengan masyarakat internasional dan mencari cara untuk membebaskan dua sandera," kata Suga.
Pernyataan Suga menampik tuduhan IS ini bahwa Jepang mendukung secara militer serangan koalisi AS ke Suriah dan Irak.
Seperti video penyanderaan sebelumnya, video yang dirilis oleh media yang dekat dengan IS, Al-Furqan, tersebut memperlihatkan Goto dan Yukawa mengenakan pakaian oranye tengah berlutut di padang pasir. Sang penyandera, memakai tutup kepala hitam, dan memegang sebilah pisau sembari berbicara dalam aksen Inggris yang kental.
“Jika tidak, maka pisau ini akan menjadi mimpi buruk anda," kata individu berpakaian hitam itu.
Sang penyandera juga meminta uang tebusan sebesa 200 juta. Meskipun tidak menyebutkan mata uang tertentu, namun teks terjemahan Arab menyebutkan uang tersebut dalam mata uang dolar AS.
Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe berjanji untuk mengeluarkan US$200 juta bantuan non-militer bagi negara-negara yang memerangi IS. Abe juga menyatakan bahwa pembebasan para tawanan adalah prioritas utama Jepang saat ini.
"Sehubungan dengan hal ini, kami terikat pada prioritas untuk menyelamatkan jiwa dan mengumpulkan informasi dengan bantuan negara-negara lain. Kami akan melakukan upaya maksimal untuk menyelamatkan nyawa (tawanan) sejak sekarang," kata Abe, dikutip dari Reuters, Selasa (20/1).
(ama/ike/CNN/IDM)
Post Comment
Tidak ada komentar: