Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Like Us

Sejarah

Tel Aviv - Organisasi pemantau HAM, Human Rights Watch (HRW) menuding militer Israel menggunakan kekerasan berlebihan dalam menangkap dan menginterogasi anak-anak Palestina. Tidak hanya itu, anak-anak tersebut juga mengalami penganiayaan di tahanan.

HRW menyebut penangkapan remaja meningkat sejak Oktober 2015, saat kekerasan terhadap warga Israel semakin marak. HRW mengutip penghitungan kelompok HAM Israel B'Tselem yang menyebut Januari lalu ada sekitar anak Palestina dengan usia di bawah 18 tahun, yang ditangkap pasukan keamanan Israel sebagai tahanan keamanan.

Jumlah itu meningkat drastis jika dibandingkan dengan bulan Januari tahun 2015, yang mencatat ada 183 anak Palestina di bawah umur yang ditangkap pasukan keamanan Israel. Penangkapan dilakukan di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

"Wawancara dengan anak-anak yang pernah ditahan, rekaman video dan laporan dari sejumlah pengacara mengungkapkan bahwa militer Israel menggunakan kekerasan tidak perlu dalam menangkap dan menahan anak-anak, dalam beberapa kasus mereka memukuli anak-anak itu dan menahan mereka dalam kondisi tidak aman dan sarat penganiayaan," demikian pernyataan HRW seperti dilansir AFP, Selasa (12/4/2016).

"Teriakan, ancaman dan pemukulan bukanlah cara polisi memperlakukan seorang anak maupun untuk mendapat informasi akurat dari mereka," imbuh pernyataan itu, yang mengutip pernyataan Direktur HRW untuk wilayah Israel dan Palestina, Sari Bashi.

Menanggapi tudingan itu, juru bicara kepolisian Israel, Micky Rosenfeld menyebut laporan HRW itu tidak akurat dan menyesatkan. "Remaja-remaja itu ditangkap karena terlibat langsung dalam aktivitas teroris dan kriminal," tuturnya kepada AFP.

HRW mengutip testimoni tiga remaja Palestina, yang salah satunya diidentifikasi sebagai Ahmed A (16) yang mengalami penganiayaan oleh pasukan keamanan Israel saat ditangkap pada 27 November tahun lalu.

"Dia menyebut para interogator menudingnya memiliki pisau, yang disangkalnya, dan kemudian mereka membawanya ke markas militer," tulis laporan HRW, sembari menyebut remaja ini dipaksa sekitar 6-7 tentara berbaring di tanah dan dipukuli serta ditendang.

"Saya dipukul di punggung, kaki, dengan tendangan dan pukulan ke kepala saya," imbuh keterangan remaja yang selang 6 hari kemudian dibebaskan setelah pemeriksaan DNA menunjukkan dirinya tidak terkait dengan pisau yang ditemukan sebagai senjata serangan.

(nvc/ita/detik/kabarduniamiliter)

Sebarkan Bung!

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top