Di kubu Abu Sayyaf, lima orang tewas, termasuk seorang mujahid asal Maroko. Mujahid itu bernama Mohammad Khattab. Selain itu, sekitar 20 anggota lainnya terluka.
Sementara itu, selain 18 prajurit yang tewas, ada 53 tentara yang terluka. Informasi ini diungkapkan juru bicara militer Filemon Tan, Minggu (10/4/2016), seperti dikutip Kantor Berita AP.
Lebih jauh, berdasarkan keterangan beberapa pejabat militer yang meminta identitasnya dirahasiakan, Pemerintah Filipina menurunkan pasukan untuk membunuh atau menangkap komandan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.
Abu Sayyaf telah menyatakan sumpah setia dan dan bergabung dalam Negara Islam (IS). Dia diburu selama bertahun-tahun karena aksi pemberontakan pada pemerintah Filipina yang terus menzalimi umat islam.
Namun, Isnilon luput dalam serangan ini. Menurut Tan, hanya seorang putra Isnilon yang tewas dalam pertempuran itu. Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat telah menawarkan hadiah sebesar lima juta dollar AS, bagi siapa pun yang bisa memberikan informasi untuk penangkapan Isnilon Hapilon.
Dalam kontak tembak itu dilaporkan, kelompok Abu Sayyaf menggunakan peluncur granat M203. Tanpa diduga, para pemberontak dapat menggalang kekuatan dengan cepat, hingga terkumpul 100-150 orang.
Kondisi itu menyebabkan militer kerepotan, dan jatuh korban dalam jumlah yang terbilang besar.
Jumlah prajurit yang tewas tersebut menjadi yang terbesar dalam pertempuran di wilayah selatan pada tahun ini. (Kompas/kabarduniamiliter)
Post Comment
Tidak ada komentar: