Pemerintah Bangladesh berencana memindahkan pengungi Rohingya ke sebuah pulai terpencil di wilayah selatan. Pengungsi ini sudah bertahun-tahun bermukim di wilayah Bangladesh.
Rencananya, para pengungsi Rohingya itu akan dipindahkan ke Pulau Hatiya, di Teluk Bengal. Langkah ini pun didukung Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina.
"Relokasi dari kamp pengungsi Rohingya akan segera dilakukan," ucap Kepala Urusan Pengungsi, Amit Kumar Baul, seperti dikutipReuters, Kamis (28/5/2015).
"Hingga saat ini langkah informal sudah diambil berdasarkan perintah perdana menteri," lanjutnya.
Seorang tokoh Rohingya di pengasingan mendesak Pemerintah Bangladesh untuk mempertimbangkan kembali keputusannya. Menurutnya, rencana itu hanya akan membuat hidup para pengungsi menjadi lebih buruk.
"Kami ingin pemerintah dan organisasi internasional memecahkan persoalan dari kondisi yang ada," ungkap Mohammad Islam yang berada di lokasi penampungan.
Bangladesh menampung sekitar 32 ribu pengungsi Rohingya yang terdaftar. Mereka ditempatkan di dua tempat penampungan di Cox Bazar.
Sementara pihak UNHCR menyebutkan relokasi paksa akan menjadi kompleks dan kontroversial. Namun Baul melihat langkah ini terpaksa dilakukan karena tempat penampungan itu menganggu pariwisata di Bangladesh.
Sekitar 3.500 pengungsi Rohingya dan Bangladesh menggunakan kapal tiba di Indonesia, Malaysia dan Thailand. Mereka mencoba untuk mencapai Malaysia dengan kemampuan seadanya.
Diperkirakan masih ada ribuan pengungsi lainnya di laut menunggu untuk diselamatkan.
(FJR /metrotv/infoduniamiliter )
Post Comment
Tidak ada komentar: