Rencana Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) untuk mengalokasikan dana tambahan APBN sekitar Rp 1,9 triliun untuk Densus 88 Antiteror Mabes Polri menuai sindiran dan kritik dari sejumlah pihak dan netizen.
Pengamat terorisme dari ICAF, Mustofa B Nahrawardaya menilai anggaran sebesar itu akan bisa menambah sikap represif Densus 88 dalam menangkap seseorang yang baru diduga terkibat jaringan teror sebagaimana selama ini yang sudah terjadi. Bahkan tidak mungkin akan lebih banyak lagi yang ditembak mati ditempat.
“Dengan demikian harus siapkan lebih banyak kantong mayat. Saya lebih setuju jika anggaran sebesar ini, di korupsi saja lah. Daripada menyebabkan banyak kantong jenazah,” ujar Mustofa melalui akun Twitternya, @TofaLemon pada Senin (15/2/2016).
Sementara itu, netizen (pengguna sosial media) lainnya menyatakan jika anggaran sebesar itu jadi digelontorkan pemerintah Indonesia kepada Densus 88, maka akan banyak seseoang yang ditembak mati. Pasalnya dengan anggaran yang sudah ada saja, Densus 88 sering bersikap represif dalam menangani kasus terorisme.
“Bakal tambah banyak ‘terduga teroris’ yang langsung ditembak mati nich,” ujar akun @Eri_Zoel pada Senin (15/2/2016). [GA/mj/kabarduniamiliter]
Post Comment
Tidak ada komentar: