Rudal pintar yang disebut-sebut sebagai alasan utama Inggris ikut serta dalam kampanye serangan udara di Suriah ternyata sama sekali belum membantu menewaskan tentara IS.
Merujuk pada data informasi yang diminta oleh Huffington Post, rudal Brimstone tersebut belum pernah tercatat menimbulkan korban sejak mulai membombardir Suriah.
Sesuai perjanjian, hanya Inggris dan Arab Saudi yang memiliki akses penggunaan rudal Brimstone. Pemerintah Inggris mengatakan bahwa senjata tersebut akan memberikan kontribusi unik dalam upaya memerangi IS.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, bahkan mengatakan bahwa rudal tersebut merupakan, "Salah satu senjata paling akurat yang pernah diketahui."
Rudal ini memiliki kemampuan fire and forget sehingga senjata ini tak perlu panduan lebih lanjut setelah diluncurkan. Rudal ini juga dapat menyerang dan pelontarnya tak terlihat oleh target.
Senjata mutakhir ini diklaim dapat membantu mengurangi korban sipil dan mengenai target dengan tepat yang tidak bisa dilakukan jika menggunakan rudal lain.
Secara keseluruhan, angka dari Kementerian Pertahanan menunjukkan bahwa Angkatan udara Inggris hanya berhasil menewaskan tujuh militan IS/ISIS sejak bergabung pada tahun lalu.
"Kami memperkirakan ada tujuh militan IS yang tewas atau terluka akibat serangan udara Angkatan Udara Inggris di Suriah antara 2 Desember 2015 dan 29 Januari 2016," demikian keterangan resmi Kementerian Pertahanan Inggris.
Namun, lima dari tujuh militan tersebut tewas bukan dengan rudal buatan Inggris, melainkan AS, yaitu Hellfire.
Rudal Brimstone bahkan tidak pernah dipakai sampai sepuluh bulan pertama operasi. Pemakaian pertama rudal Brimstone tercatat pada 10 Januari untuk menyerang truk pasokan di Raqqa.
Sejauh ini, rudal Brimstone baru dipakai dalam sembilan aksi, mencakup penyerangan target di daratan dan teknologi pemandu laser.
Setiap rudal berharga 100 ribu pound sterling atau setara Rp1,9 miliar
"Kami memperkirakan ada tujuh militan IS yang tewas atau terluka akibat serangan udara Angkatan Udara Inggris di Suriah antara 2 Desember 2015 dan 29 Januari 2016," demikian keterangan resmi Kementerian Pertahanan Inggris.
Namun, lima dari tujuh militan tersebut tewas bukan dengan rudal buatan Inggris, melainkan AS, yaitu Hellfire.
Rudal Brimstone bahkan tidak pernah dipakai sampai sepuluh bulan pertama operasi. Pemakaian pertama rudal Brimstone tercatat pada 10 Januari untuk menyerang truk pasokan di Raqqa.
Sejauh ini, rudal Brimstone baru dipakai dalam sembilan aksi, mencakup penyerangan target di daratan dan teknologi pemandu laser.
Setiap rudal berharga 100 ribu pound sterling atau setara Rp1,9 miliar
(atjehcyber/kabarduniamiliter)
Post Comment
Tidak ada komentar: