Pertarungan baru pecah di Inggris hari Minggu (21/2) ketika Walikota London Boris Johnson mengatakan akan ikut dalam kampanye untuk mendorong Inggris keluar dari Uni Eropa.
Pernyataan itu menantang langsung Perdana Menteri David Cameron yang telah melancarkan upaya besar-besaran untuk menjaga agar Inggris tetap berada dalam blok 28 negara Eropa itu.
Boris Johnson yang populer itu segera menjadi politisi utama Partai Konservatif yang melepaskan diri dari sesama pendukung Cameron, tentang apa yang terbaik bagi Inggris dalam referendum tanggal 23 Juni mendatang tentang kelanjutan keanggotaan Inggris dalam Uni Eropa.
Referendum itu telah memecah belah Partai Konservatif pimpinan Cameron itu, meskipun sebagian besar kabinetnya mendukung keinginan untuk tetap menjadi anggota Uni Eropa, ada beberapa anggota kabinet yang menentang dan berkampanye agar Inggris terbebas dari birokrasi Uni Eropa.
Keputusan Johnson – walikota yang sudah dua kali menjabat dan dinilai mungkin bisa menjadi perdana menteri pada masa depan – menghapus harapan Cameron akan terciptanya front persatuan menjelang apa yang disebutnya sebagai referendum yang sulit.
Sejauh ini belum ada satu negara pun yang pernah keluar dari Uni Eropa, dan beberapa negara di luar blok itu masih berupaya merombak perekonomian dan sistem pemerintahan mereka supaya bisa bergabung dalam Uni Eropa.[em/ii/voa/kabarduniamiliter]
Post Comment
Tidak ada komentar: