Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Like Us

Sejarah

Sejak Idul Fitri kondisi di Papua terus memburuk. Ancaman terhadap Muslim dan sarana ibadah, seperti Masjid menjadi sasaran penghancuran, dan termasuk lembaga pendidiikan, pesantren. Selain membakar masjid Tolikara, sekarang pesantren Muttaqin, kembali dibakar. Ini benar-benar dramatis.

Kejadian sangat menggetirkan bagi Muslim di di Tanah Papua yang damai, kini terusik kembali akibat pembakararn pesantren. Subuh, Sabtu (29/8) bangunan paling depan dari Pesantren Al Muttaqin, Waena, Jayapura kembali dibakar. Ini kebakaran yang kedua kali sejak Selasa (25/8/2015).

Rombongan Forum Zakat (FOZ) berkunjung ke lokasi pesantren siangnya. Tampak sudut bangunan plafon terbakar. Polanya seperti dinding yang ditempeli obor, menghanguskan sebagian dinding dan plafon sudah berlobang hitam. Genangan air tampak di bawahnya, bekas upaya pemadaman oleh para santri.

“Ini jelas dibakar. Lihat itu pelaku masuk dari pagar duri yang rusak,” kata Yatiman, pengasuh dan pendiri pesantren Al Muttaqin, seperti pesan yang diterima para wartawan, Sabtu (29/8/2015).

Tampak pagar semak berlapis kawat besi berduri, terkoyak melengkung, bekas diinjak atau disibak menggunakan alat berat. Kejadian tersebut adalah kejadian yang kedua. Yang pertama terjadi pada Senin, (24/8/2015) saat santri salat Subuh, hanguskan seluruh tempat tidur dan ruang kelas.

Santri sebanyak 45 orang tak punya tempat menginap dan belajar. Buku, kitab, alat tulis dan perangkat belajar mereka hangus. Bahkan al Quran yang biasa mereka pakai menghafal dan tadarus, hancur tinggal serpihan.


Sementara itu, fihak pemerintah datang bersama polisi. Namun tak ada olah TKP yang valid. Pihak pesantren ragu penyebab kebakaran karena konslet atau arus pendek. Kini bangunan hangus itu sudah dirubuhkan dengan alat berat. Pemerintah Kota Jayapura, berkomitmen akan membangunnya.

“Komitmen Pemkot Jayapura itu harus dikawal benar. Negara harus ada dan hadir dalam seluruh konflik sosial di Papua ini,” ujar Sekjen Forum Zakat Nasional, Sabeth Abilawa.

Menurut Sabeth, termasuk di Tolikara, negara harus hadir dan mengayomi seluruh warganya. Pengungsi yang berada di kantor bupati, tidur, makan, dan beraktivitas di sana, tak kunjung pasti. Rumah kios mereka belum wujud sempurna, lambat prosesnya. Bahkan bantuan makanan tak juga datang.

“Negara seperti tak hadir di Tolikara. Maka, di Distrik Heram Jayapura ini, negara harus hadir. Walikota Jayapura dan aparat seluruhnya harus lindungi warganya,” tegas Sabeth yg juga Direktur Pemberdayaan Dompet Dhuafa.

Forum Zakat datang memberi santunan kepada pesantren Al Muttaqin untuk perbaikan awal. “Santunan ini semoga memicu pihak lain, terutama Pemerintah Kota Jayapura, agar mereka sigap, baik membangun maupun melindungi warganya,”ungkapnya.

Kondisi instabilitas terus didorong oleh fihak-fihak yang ingin menjadikan Papua menjadi terlepas dari NKRI, sekarang berusaha membuat huru-hara dengan isu masalah konflik di kawasan Papua. Termasuk konflik Islam-Kristen, tujuannya hanya satu, konflik terbuka Islam-Kristen, kemudian campur tanggan PBB, dan dilakukan referendum, dan merdeka, persis Timor Timur. (dita/dbs/voa-islam.com/infoduniamiliter)

Sebarkan Bung!

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top