Langkah-langkah baru Perancis itu mencakup dari mempekerjakan hampir 2.700 personil keamanan baru, hingga merekrut lebih banyak Imam bayaran untuk penjara-penjara Perancis dan memberikan informasi di Internet yang bertujuan mencegah kaum muda menjadi jihadis.
Berbicara hari Rabu (21/1) di televisi, Perdana Menteri Manuel Valls mengatakan pemerintah akan menggunakan dana tambahan $490 juta selama tiga tahun ke depan untuk membiayai kegiatan-kegiatan itu.
PM Valls mengatakan perlindungan bagi polisi dan aparat keamanan akan ditingkatkan untuk mengantisipasi adanya senjata-senjata perang di jalanan. Tiga orang polisi tewas dalam serangan jihadis awal bulan ini.
Selain itu, Perdana Menteri itu mengatakan pemerintah akan memperkuat perlawanan terhadap gerakan jihad dunia maya, dan meningkatkan pengawasan terhadap para tersangka teroris. Ia mengatakan pengawasan diperlukan saat ini terhadap sekitar 3.000 tersangka teroris di Prancis dan di luar negeri. Para pejabat pemerintah juga memperkirakan sekitar 1.200 warga negara Perancis telah bergabung dengan kelompok-kelompok jihad di Timur Tengah.
Sementara itu, Presiden Francois Hollande mengatakan pemerintah akan tetap mempertahankan ribuan lapangan kerja bidang pertahanan yang sedianya akan ditiadakan. Informasi ini diumumkan pada saatdakwaan awal diajukan terhadap empat laki-laki yang dicurigai memberikan bantuan kepada Amedy Coulibaly, salah satu pelaku serangan di Paris.
Perancis bukan satu-satunya negara Eropa yang waspada terhadap gerakan jihad. Polisi Belgia meluncurkan razia minggu lalu terhadap oknum-oknum Islamis yang diduga merencanakan aksi penyerangan. Penggerebekan dan penangkapan juga terjadi di Jerman.
Dalam pertemuan minggu ini, para menteri luar negeri Uni Eropa sepakat untuk meningkatkan pertukaran informasi intelijen untuk melawan ancaman-ancaman jihadis.
Langkah-langkah baru Perancis ini telah menuai berbagai reaksi. Juru bicara untuk partai oposisi kanan tengah UMP, Sebastien Huyghe, menyalahkan pemerintah yang berhaluan kiri atas reaksi yang terlalu lambat terhadap gerakan jihad.
Bagaimana pun upayaeropa dalam membendung serangan jihadis, maka dirasa percuma jika tidak fokus pada permasalahan utama. Yaitu kebijakan luar ngeri mereka yang terlampau buas dalam membunuhi umat islam di berbagai negri. Selama drone-drone eropa masih membunuhi bayi-bayi umat islam, bagaimana mungkin eropa bisa hidup aman?! (VOA/IDM)
Post Comment
Tidak ada komentar: