Tiga pelajar Muslim di Chapel Hill, North Carolina, tewas ditembak pada Selasa, 10 Februari 2015. Menurut laporan, para korban adalah mahasiswa dari beberapa kampus setempat.
Dikutip dari BBC, Rabu, 11 Februari 2015, tiga korban antara lain suami-istri Deah Shaddy Barakat (23) dan Yusor Mohammad Abu-Salha (21), serta saudarinya Razan Mohammad Abu-Salha (19).
Pria bernama Craig Stephen Hicks (46), yang mengekspresikan pandangan atheis di halaman facebook-nya, telah ditahan terkait penembakan. Sebelumnya tidak banyak keterangan terkait kasus itu.
Pada pernyataan, Rabu, polisi Chapel Hill berkilah dengan mengatakan penembakan terjadi karena perselisihan masalah parkir, yang ditolak oleh ayah Abu-Salha bersaudara, Mohammad Abu-Salha.
Muslims only newsworthy when "behind a gun. Not in front it." Lack of coverage on Chapel HIll murders confirms thispic.twitter.com/vNQ3KWD6zF
— Khaled Bey (@KhaledBeydoun) 11 Februari 2015
Dia menyebut insiden itu tidak terkait masalah parkir tapi kebencian terhadap islam / islamiphobia. Aktivis online telah menuduh media-media utama AS mengabaikan kasus penembakan, dengan hashtag #ChapelHillShooting tercatat telah digunakan lebih dari 1.800.000 kali.
Hashtag itu tidak hanya menjadi trending topic di AS tapi juga Inggris, Mesir, Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah lainnya, bersama dengan hashtag lain dalam bahasa Arab yang jika diartikan menjadi 'pembantaian Chapel Hill.'
"Muslim hanya bernilai berita jika mereka ada di balik senapan (pelaku), bukan di depan (korban)," tulis salah satu pengguna Twitter mengungkap kemunafikan media AS. (ren/viva/infoduniamiliter.com)
Post Comment
Tidak ada komentar: