Kebiadaban prajurit dan tentara Perancis kembali dipertontonkan kepada dunia. Kelompok Advokasi AIDS Free World mengatakan, serdadu Perancis memperkosa bocah pengungsi Muslim di Republik Afrika Tengah secara massal dengan cara menukar makanan dengan seks.
Dalam laporan berjudul “Pelecehan Seksual Pada Anak oleh Angkatan Bersenjata Internasional” itu, AIDS Free World menulis jika anak-anak Muslim di Afrika menerima makanan setelah melayani serdadu Perancis, atau membiarkan dirinya disodomi.
The Guardian melaporkan bahwa pemerkosaan secara massal itu terjadi sepanjang tahun 2014. Anak-anak Muslim di pengungsian hanya mempunyai dua pilihan; melayani nafsu binatang para serdadu Perancis demi makanan, atau membiarkan diri mereka mati kelaparan.
Laporan dibuat berdasarkan kesaksian bocah-bocah di pengungsi di Bangui, ibu kota Republik Afrika Tengah. Seorang bocah usia delapan tahun mengatakan, dia dan teman-temannya harus membiarkan duburnya disodomi tentara Perancis agar bisa mendapatkan makanan.
Co-Director AIDS Free World, Paula Donovan mengatakan, serdadu Perancis yang tergabung dalam Tentara Penjaga Perdamaian PBB melakukan semua itu secara rutin dan masif. “Kebenaran mengerikan adalah perkosaan terjadi tidak jarang,” ujar Donovan.
Reaksi naluriah PBB, masih menurut Donovan, adalah menolak, mengabaikan, menutupi, dan menyembunyikan, semua kebenaran itu. Donovan menyarankan perlu dilakukan penyelidikan independen dengan akses total ke seluruh pengungsi dan pasukan Perancis, mulai dari komandan sampai prajurit.
Perancis sendiri merespon laporan ini dengan melakukan penyelidikan atas tuduhan itu. Juru bicara Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (UNHCR) juga sedang menyelidiki bagaimana laporan rahasia itu bisa jatuh ke tangan LSM.
Seperti diketahui, bulan Maret 2015, Dewan Keamanan PBB menyetujui tambahan 1.000 personel dengan dalih untuk memperkuat pasukan penjaga perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah. Kini, tentara PBB di negara itu mencapai 12 ribu.
Hampir satu juta orang yang kebanyakan umat Islam mengungsi sejak milisi ekstrem Kristen Anti Balaka melakukan pembantaian massal terhadap Muslim pada bulan Desember 2013. Milisi Kristen memulai serangan terkoordinasi terhadap Muslim Seleka, setelah penggulingan pemerintahan pada Maret 2013. [Muhajir/inilah/infoduniamiliter )
Post Comment
Tidak ada komentar: