Komandan tertinggi NATO, Jenderal Philip Breedlove, curiga bahwa militer Rusia memanfaatkan gencatan senjata di Ukraina timur untuk menyiapkan serangan terbaru. Hal itu dia sampaikan di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS).
Breedlove yang merupakan Jenderal Angkatan Udara AS itu mengatakan bahwa, pasukan Rusia telah berusaha untuk mengatur ulang sekaligus melindungi kepentingan mereka di medan perang Ukraina timur, meski gencatan senjata yang berlaku sejak Februari 2015 telah rapuh.
”Banyak dari tindakan mereka yang konsisten dengan persiapan untuk serangan lain,” kata Breedlove, seperti dikutip Reuters, Jumat (1/5/2015). Ketika ditekan Kongres AS kapan Moskow akan melakukan serangan terbaru itu, Jenderal Breedlove mengakui tidak bisa memprediksi.
”Tetapi telah ditandai dengan tindakan berkelanjutan seperti mempersiapkan (miiliter), dan pelatihan untuk kembali melakukan aksi ofensif,” ujarnya. ”Di masa lalu, usaha mereka tidak sia-sia,” lanjut dia.
Breedlove menambahkan bahwa, Rusia berusaha untuk memperketat cengkeramannya atas pasukan separatis di Ukraina timur dengan memperkuat perintah dan kontrol.”Karena ada perpecahan dalam beberapa serangan sebelumnya,” katanya.
Sementara itu, Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), yang memantau gencatan senjata di Ukraina timur, mengatakan bahwa, aksi kekerasan telah menurun sejak kesepakatan damai ditandatangani di Minsk, Belarusia pada bulan Februari 2015.
Sedangkan Rusia belum merespons pernyataan terbaru petinggi NATO itu. Senada dengan OSCE, Rusia menilai kesepakatan damai untuk Ukraina timur yang disetujui semua pihak di Minsk telah mengalami kemajuan. (Sindo/infoduniamiliter )
Post Comment
Tidak ada komentar: