Rusia meluncurkan pembalasan terhadap sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat. Caranya, Presiden Putin resmi melarang Rusia mengimpor sebagian besar produk makanan dari AS dan negara-negara Barat.
Putin memerintahkan agar produk makanan dari Barat dihancurkan, setelah produsen Rusia dan petani mengeluh bahwa embargo dari Barat tidak ditegakkan dengan benar. Menurut Putin, penghancuran itu harus diawasi oleh para pejabat dan didokumentasikan dalam foto dan video.
Tindakan itu sudah dilakukan beberapa hari ini. Di mana, makanan impor ilegal asal Barat dihancurkan dengan buldoser di wilayah Belgorod, Rusia.
Petugas polisi perbatasan juga telah diperintahkan untuk mulai memeriksa gudang makanan dan supermarket untuk memburu produk-produk makanan Barat yang diselundupkan.
Larangan impor produk makanan dari Barat telah “menyakiti” kedua belah pihak. Namun, Komisi Eropa mengklaim pada pekan ini bahwa bahwa ekspor makanan Eropa masih “sangat kuat” sejak embargo dijatuhkan pada Rusia.
”Di sebagian besar wilayah, sebagian besar sektor yang terkena dampak telah mampu untuk mencari pasar alternatif, baik di dalam Uni Eropa atau di luar,” kata pihak Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CNN Money, semalam.
Imbas larangan impor produk makanan dari Barat itu juga dirasakan para konsumen di Rusia. Sebab, kebijakan itu membuat harga makanan di Rusia melonjak hingga 20 persen sejak Juli 2015. Para konsumen di Rusia pun kini menggalang sebuah petisi untuk mengakhiri kebijakan itu.
(mas/sindo/infoduniamiliter)
Link: http://bit.ly/1IUcMrf
Post Comment
Tidak ada komentar: